BAB 17

40 5 0
                                    

*brak....*

Alsa pingsan, refleks Andin menoleh kearah Alsa.
Dan terlonjak kaget, melihat darah yang terus mengalir dari hidung Alsa dan seragam Alsa yang berdarah.

"Al,Al,Al lo kenapa? Al bangun Al, lo sakit apa Al, tahan Al gue akan telpon Ambulan"ucap Andin

"Andra"ucap Andin lagi.

Setelah menelpon ambulan, Andin mengambil handphone ditas Alsa lalu menelpon Andra.

*Drrttt....drttt....drtt*

"hal..."jawab Andra
"Ndra, tolongin aku, aku gak tau apa yang terjadi sama Alsa, dia pingsan, hidungnya keluar darah, tapi aku sudah telpon ambulan, cepat ke rumah sakit xxxxxx Ndra."ucap Andin
"apa?kenapa bisa, tunggu gue otw 15 menit lagi gue sampe, lo jagain Alsa."ucap Andra cemas

Bipp

Bertahan Al, gue tau lo cewek kuat, lo pasti gak papa, gue yakin lo pasti bisa bertahan-batin Andra

Andin hanya menangis ia sudah menelpon ambulan, dan akan sampai 15 menit lagi, ia merasa bersalah, seharusnya hari ini ia tidak usah pergi bersama Alsa ke wahana ini.

"Al, bertahan Al, gue minta maaf."ucap Andin

Lo sebenarnya sakit apa Al?-batin Andin.
--------------------------------------

Skip rumah sakit....

Andin terduduk lesu dikursi depan ruangan Alsa, sampai Andra datang.

"Kenapa bisa? Apa yang terjadi sama Alsa?"tanya Andra

Andin menunduk ia merasa bersalah sekarang.
"Aku minta maaf Ndra, hari ini Alsa nemenin aku main permainan wahana, aku juga gak tau tiba-tiba dia pingsan dan ngeluari darah dari hidungnya."jelas Andin

"Aghhhh, lo sehar...."saat Andra ingin menjawab Andin, dokter keluar.

Andra mendekat kearah dokter tersebut.

"Gimana keadaan Sahabat saya dok, dia baik baik aja kan?"tanya Andra bertubi-tubi

Dokter tertunduk
"Alsa dinyatakan kritis, saya harap Saudara Andra bersabar, Alsa kelelahan dan kanker nya sudah menjalar ke seluruh tubuhnya, saya permisi."ucap Dokter lalu pergi.

Andra terduduk dilantai dengan air mata yang tidak bisa terbendung lagi.

Deggg

Andin menutup mulutnya dengan telapak tangannya, ia merasa tidak percaya, kanker?, bahkan ia tidak menyangka bahwa penyakit berbahaya itu sedang dibadan Alsa, mengingat betapa ceriannya Alsa, selalu tersenyum, tidak pernah terlihat bahwa dia sedang berusaha melawan sakitnya.

Andra melihat kearah Andin
"Puas lo! Kenapa lo ajak dia main, setelah apa yang semua Alsa rasain, dan cowok brengsek lo lakuin, puas?"tanya Andra

Andin begitu shock dan tidak menghiraukan omongan Andra

Ia ingin menelpon Devan, ia akan memberi tau semuanya, selama ini Devan keterlaluan, ia akan memarahi Devan.

Saat ingin menelpon Andra menarik handphone tersebut.

"Jangan kasih tau Devan."ucap Andra

"Ap-apa maksud kamu Ndra, Devan harus tau, dia selama ini keterlaluan sama Alsa."balas Andin setengah menangis.

"Gue juga pengen Devan tau, gue juga pengen nyuruh Devan minta maaf, tapi ini permintaan Alsa kegue, jangan kasih tau ke Devan, ini permintaan terakhir Alsa, bantu gue Din, tolong jaga rahasia ini, cukup lo dan gue yang tau, ini permintaan Alsa sebelum kritis!"ucap Andra memohon

Devan [About Him](COMPLETE✔)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang