|2|. To be Sekretaris Boss

652 62 3
                                    


****

Dee hanya menatap bingung pada sahabat baiknya itu, Jung Eunji yang tengah kebingungan. Sudah puluhan kali Eunji bolak balik seraya menggigit jari kukunya. Seperti tengah mencari suatu ide untuk kegilaan Bos nya sekarang.

Mendengar Eunji akan menjadi sekretaris sementara Park Chanyeol membuat Dee sedikit terkejut. Ditambah itu sangat mendadak dan rasa kasihan pada Eunji menghinggapi dirinya.

Dia ingin menolong, tapi bagaimana?

"Eunji-ahh!" Ia ingin menenangkan sahabatnya, ia sangat tahu jika Eunji begitu tidak mengerti direktur Park.

"Gila!Ini sangat gila, Dee!" Eunji setengah berteriak. Kemudian langsung duduk dihadapan Dee dengan tiba - tiba.

"Aku," Eunji menunjuk dirinya sendiri,"Sebelum dia mengatakan tentang sekretaris pengganti itu, dia sudah menyiksaku dengan berbagai hal. Aku hampir setengah waras jika kau tidak selalu bersamaku, Dee..." Eunji menatap tajam Dee, membuat wanita itu takut berhadapan dengan Eunji sekarang.

Eunji sangat mengerikan.

"Kau tahu Dee? Semua yang dia suruh padaku sama sekali tidak ada gunanya. Dia sangat menyebalkan, sekretaris? Ha. Ha. Ha. Bahkan seandainya aku bisa mendapatkan pekerjaan lain aku mungkin akan pergi sekarang juga." tawa Eunji mulai menakutkan sekarang.

"Aku pikir, tidak lama lagi aku akan mendekam di rumah sakit kejiwaaan. Jangan lupa, lihat aku setiap hari di sana. Yah!" ucap Eunji dengan sinis mengerikan. Kemudian berlalu pergi menuju kamarnya.

Dee menghela napas pelan, dia berharap semoga saja apa yang diucapkan Eunji tidak terjadi. Bagaimanapun Eunji adalah sahabat karibnya dari kuliah hingga bekerja sekarang. Cita - cita mempunyai apartemen masing - masing pun hampir tercapai. Hanya beberapa bulan lagi agar angsurannya lunas.

Tapi sekarang? Ia tidak yakin jika situasinya akan seperti ini.

****

"Ne, Oemma." jawab lesu Eunji tatkala sore ini mendapat panggilan dari ibunya.

[Ada apa dengan suaramu, kenapa berat sekali?]

Seperti biasa, ibunya yang cenderung tidak ingin menampakkan kekhawatiran terhadapnya. Pemarah, ibu Eunji bukanlah ibu yang lemah lembut, menampakkan kasih sayang secara terang - terangan, atau mengatakan cinta. Tidak. Tidak pernah.

Nada bicaranya saja seperti sedang marah.

"Apa aku pulang saja ke Gyeongnam?"

[Kau pikir cari uang disini mudah? Bagaimana dengan apartemenmu? Apa kau akan meninggalkannya?  Pekerjaan bagusmu? Anak anak disini malah iri melihat kau pergi ke seoul. Aku menguliahkanmu agar bisa bekerja di kantoran!]

Ibunya marah lagi.

Apa dia tidak ingin menanyakan alasan aku ingin pulang ke kampung halamanku itu? Atau nada bicaranya diubah lembut. Batin Eunji.

"Yah, yah! Aku tidak akan pulang... Sama sekali tidak pengertian terhadap anak." Eunji memutus sambungan teleponnya.

Ibunya sama sekali tidak bisa memberi jalan keluar untuk anaknya. Terkadang di hati Eunji timbul tanda tanya, apa dia sebenarnya anak kandung ibunya atau bukan?

Dulu, Eunji ingin melanjutkan kuliah di New york dengan jurusan desain grafis. Tapi ibunya menolak, mengatakan tidak bisa karena kebutuhan disana tidaklah murah. Walau dengan alasan utama Eunji sudah mendapat beasiswa, ibunya tetap tidak setuju.

Ayah Eunji? Diam, tanpa ingin mengekang perkataan istrinya.  Begitulah, apapun itu semua persetujuan hanya ibunya yang bisa memutuskan.

Dan adiknya, Shin Jo eun. Bisa melanjutkan kuliah kedokteran nya di Jepang.

My Trouble Makers BossTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang