Si Galau

972 34 2
                                    

"Au ah minggir! Mami males liat kamu.. " Gerutu Mami Rey.

Sudah sejak kemarin Mami Rey sensian terhadap anak semata wayangnya ini. Sejak mendapat undangan pernikahan dari Aisyah, Mami Rey sangat sedih. Bagaimana tidak, dari pertama kali ia bertemu dengan Aisyah ia sudah mengidam-idamkan menjadikan Aisyah sebagai menantunya. Tapi apa boleh buat, Aisyah sudah dilamar duluan oleh orang lain.

"ihhh Mami kok jahat banget sih. Orang baru pulang juga, bukannya disambut dengan baik.. Nanyain kabar atau apa kek. Ini malah marah-marah nggak jelas." Jelas Rey.

Rey memang baru pulang ke Indonesia setelah 3 tahun sudah dirinya menetap di Jerman karena urusan bisnis yang terlampau rumit dan sangat ngaret baginya. Tentu saja, memperluas bisnis itu butuh pengorbanan yang harus totalitas bukan?. Dan alasan lainnya tentu saja ia hanya ingin meninggalkan sejenak segala kenangan di Jakarta.
Dan hari ini ia pulang katanah air, dengan satu alasan yang membuat dirinya tersenyum kecut tiap menyadarkan dirinya dari segala kenyataan. Tentu saja, undangan pernikahan Aisyah.
Sulit ia jelaskan semua kebimbangan dirinya. Disatu sisi ia bahagia dengan kabar baik tersebut dan satu sisi lainnya ia kesal dengan dirinya sendiri yang baru merasakan hadirnya cinta Aisyah dalam hatinya. Toh bagi dirinya, menyesal saat ini sudah sangat terlambat.

"udah nggak usah lama! Cepet ganti baju terus kita buruan pergi gih.."

Rey mengangguk patuh.

~

Dan disinilah Rey, didepan pelaminan menatap Aisyah yang tampak bahagia. Mami berjalan mendahului Rey. Memberikan selamat kepada kedua mempelai. Diikuti Rey dibelakangnya. Saat ini Rey memang sengaja berpenampilan sekeren mungkin. Masa bodo dengan pikiran jeleknya sekarang. Ia pikir.. Hey aku ini lebih tampan, gagah, dan tentunya mapan dibandingkan suami Aisyah itu. Namun ketika tamparan keras kenyataan dalam dirinya selalu berkilah.. Siapa suruh dulu kamu menolak pernyataan cinta tulus dari perempuan cantik didepanmu sekarang yang tengah tersenyum manis bersama suaminya. Sungguh ironi yang menyedihkan.

"selamat Sya.." sahutku kepada Aisyah sambil mengulurkan tangan.
"makasih Rey... Kayaknya kamu kesasar diJerman yah sampai hari ini baru nongol.. " Aisyah tertawa renyah.
Sedangkan aku hanya tersenyum.
"bisa-bisanya dia ngelawak sedangkan gue lagi galau dibalik senyum kampret ini. " batin Rey.
Rey beralih kepada suami Aisyah yang bernama Teungku. Jefri bercerita padanya, Teungku ini Lawyer dan bisa ketemu dengan Aisyah karena mereka dijodohkan.
Rey mengulurkan tangan memberi selamat.
"Selamat yah... Moga langgeng. " Sahut Rey ramah.
"Makasih bro." balas Teungku tidak kalah ramah.

Rey berjalan santai meninggalkan singgasana kedua mempelai. Kemudian disambut Adila yang menyapa Rey yang langsung ikut duduk bersamanya.
"Assalamualaikum Pak Bos... " Sapa Adila tersenyum jail.
"Apa sih Dil.. "
"ehh Tante Ciaa.. Apa kabar.. " Sapa Dila kepada Mami sambil cipika cipiki manja.
"Baik.. Ihh mama muda yang satu ini kok makin cantik aja sihh."
Rey hanya berdecih mendengar basa-basi kedua perempuan disampingnya ini.
"hehe Rey.. muka kamu kok cemberut gituu.. " Adila mulai jail ia mendekat kearah Rey "galau yah ditinggal kawin sama Aisyah.. " bisiknya lembut.

Kuping gue panas banget dengernya.

"apaan deh Dil.... Jangan ngaco!." jawabku kesal.
Kemudian bocah lelaki kecil berlari menghampiri Adila dengan napas memburu.
"ehhh jangan lari-lari ntar jatoh.. Aduhh tuh kan tadi udah ganteng sekarang berantakan lagiii. " Adila geleng-geleng kepala.
"hey kamu sultan yah? " sapa ku sambil tersenyum. Bocah kecil dengan mata bulat yang lucu mirip Adila. Pipi gembul yang sudah pasti kutebak anak ini doyan makan. Wajah oriental mirip Jefri. Wah sudah berapa tahun kulewatkan tanpa wajah manis bocah ini. Dia sudah tumbuh besar dan nakal. Ingatanku langsung tertuju saat Adila melahirkan dirinya dulu. Aku tertawa kecil membayangkannya.

Bocah kecil itu berpikir sejenak dengan pandangan tak lepas dari wajahku.
"oom Rey.. " jawabnya.
"Haha om kira sultan udah lupa..."
"Sultan rindu sama om... Kenapa nggak pernah kerumah lagi? "
"nanti deh om kerumah.. Kamu mau apa? Nanti om beliin! Apa aja! "
"yeyyyyyyy! Makasih om! " Sultan berteriak senang.

~

Sepulang dari acara resepsi pernikahan Aisyah. Aku mampir di caffe kepunyaan ku ini. Sudah lama aku tidak mengunjungi caffe ini. Caffe ini yang juga jadi sejarah pertemuan ku dan Aisyah. Sejak aku disibukkan dengan urusan perusahaan, aku memberikan tanggung jawab kepada Daniel untuk menjaga dan menjalankan caffe ini. Dan aku lihat, Daniel memang sangat profesional dan buktinya daniel sudah membuka beberapa cabang caffe ini. Tidak sia-sia aku memberikan tanggung jawab ini ke Daniel.

"hei bro... Kopi yang paling pahit satu. "
"yooo Pak Bos kuu.. Kapan pulangnya dari Jerman? Kok nggak calling calling?. " sahut Herman setengah terkejut melihatku.
"tadi pagi pulangnya. Daniel ada?"
"Pak Daniel lagi keluar. Dari mukanya, pak bos lagi galau nih.. Ampe pesen kopi yang paling PAHIT segala.. Hehe. " Herman tertawa sambil sibuk meracik kopi.
"udah nggak usah kepo... Nyalain musik jazz gih. " perintahku.

Harum kopi yang menyengat kuseruput dengan khidmat. Alunan musik jazz yang mengalun santai membuatku tenang dan damai. Pengunjung caffe abnormal yang sedang ramai juga seakan terhipnotis dengan musik jazz yang mengalun dengan indah. Damai, tenang, dan nyaman. Aku memejamkan mata sambil menghirup dalam aroma kopi yang menyihirku untuk sejenak rilex. Aku kembali membuka mata, beralih memandang secangkir kopi yang teramat pekat didepanku. Aku tersenyum, "gue jadi inget lo Sya.. Lucu yah."

"WOIIIIIII BROOO!!"
Seketika lamunanku buyar saat seseorang berteriak dan merangkul pundakku tiba-tiba.
"weitsss long time no see. Apa kabar lo? " Daniel.
"Fine. Of course."
"hahahha jangan boong deh... Dari belakang pundak lo aja gue tau kalau lo lagi G A L A U.. Kenapa? Gara-gara siperempuan nyebelin yang doyan kopi itu? Gara-gara siperempuan berhijab yang cerewet itu? Oh c'Mon bro! I know all of you.. " jelas Daniel.
"ok ok lama-lama lo jadi kampret yah. " jawabku kesal.
"hahahhaha udahlah Rey, ditinggal nikah biasa aja kali. Gue aja yang udah ditampar didepan umum, disirem air di restoran, fine fine aja selama ini. "
"ini beda perkara daniel.. Kalau kasus lo, yah lo nya aja yang nggak punya urat malu. "
"ck udah udah gue punya solusi buat hilangin penyakit galau lo. Beruntung banget lo ketemu gue hari ini mabro. "
Aku menatap daniel penasaran.
"malam ini ok.. udah.. jangan nolak, kali ini aja. Gue cuma mau bikin lo refresh ko...
Malam ini!! LET'S HAVE FUN TONIGHT WOO!!. "





.
.
.
Assalamualaikum
Haihai 😄 moga kalian suka sama ceritanya si babang rey ini.
Jangan lupa yah bintang bintang nya komen kritik dan saran
Maacih
Syukron
😚

Dia adalah RALINETempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang