Cyntah

288 12 0
                                    

Aroma harum kaldu khas yang tercipta dari dalam pot berisikan sup dengan berbagai macam sayur dan potongan daging ayam. Suara desisan hasil panggangan daging sapi bersenandung indah. Ditambah dengan beberapa sajian pelengkap lain yang tertata rapih dihadapan kami. Sungguh indah pemandangan saat ini, kenapa makanan itu selalu punya jurus jitu untuk mengalihkan duniaku.

"wahhhhhh enaknyaaaaa!." seru Adila.
Kami sedang berada disalah satu restoran korean food yang ada didalam mall. Jujur ini pertama kali aku makan makanan korea kayak ini, tapi asik juga bisa masak sendiri lagi. Berkat Raline, kita jadi berakhir makan enak disini. Niatnya pengen balik, Raline malah mengajak kami untuk makan sebentar dengan sedikit paksaan sih.

"ayo dicoba.. Sultan makan yang banyak ya." Sahut Raline.
Sultan mengangguk semangat.
Aku mengambil mangkuk dengan menuangkan sup tadi yang masih didalam panci. Tau ah namanya panci apa bukan, yah kalau dipake masak yah namanya panci. Jujur sih ini asli enak banget, aku jadi ketagihan.
"gimana enak nggak?." tanya Raline.
"aku baru pertama kali makan korean food sih, tapi ini enak banget aku suka." jawabku.
"kalau aku udah sering makan makanan korea kayak gini.. Tapi kalau dimasak langsung seru juga yah." sahut Dila.
Raline tersenyum "iya! Jadi kita kayak bisa secara nggak langsung belajar gitu cara buatnya, bisa dipraktekin dirumah kan."
Adila yang masik sibuk mengunyah "mmmmmm i iya bener bangett tuh.. Uhukk."
Heran deh kalau perempuan bahas sesuatu itu nyelow dikit napa. Si Dila sampai batuk-batuk gitu lagi.
"makanya makan yang bener dulu, baru ngomong." sahutku sambil menyodorkan segelas air pada Adila.
"iya iya!" jawab Adila kesal.

~

Aku berjalan menuju kasir.
"biar aku yang bayar." Sahut Rey disampingku.
Aku hanya diam dan nurut saja. Tadi saat kami makan bersama, aku lihat Rey sangat perhatian dengan Adila. Dia juga sangat manis dengan Sultan. Walaupun sesekali Rey melempar senyum dan tatap padaku. Dalam hatiku hey! Apa kamu ini menganggap ku sebagai wanita keduamu didepan istrimu?!
Ini mungkin agak tidak pantas, tapi apa cemburu dilarang?
"mmm habis ini kalian kemana?." ouhh dasar Raline bodoh! Apa yang kamu tanyakan! Aku menepuk jidatku.
Rey tersenyum "nggak kemana mana kok, langsung pulang aja."
Aku merutuki diriku, pertanyaan macam apa itu? Memangnya kenapa mereka mau kemana dan ngapain. Dasar Raline bodoh.
Aku kembali diam, hanya suara mesin kasir yang terdengar dengan riuhnya pengunjung. Disini disebelah Rey dengan sejuta rasa penasaran dibenakku yang aku pendam.
"eng.. Kalau kamu abis ini mau kemana?." tanya Rey.
"mmm mau jalan-jalan keliling mall aja."
"sendirian?"
Aku mengangguk.
"kenapa nggak ngajak temen?"
Aku tersenyum "udah biasa sendiri kok."
Rey diam dan kembali menatapku.
Kemudian hening lagi. Kenapa selalu seperti ini, aneh rasanya.

Kami berjalan beriringan keluar dari restoran. Kemudian disambut Adila dan Sultan yang sudah terlebih dahulu keluar.
"gimana, udah?." tanya Adila pada Rey yang dijawab dengan anggukan.
"Jefri udah nelpon nih balik yuk.." sambung Dila.
"mm kalau gitu aku pamit pulang yah Ra.." sahut Rey.
"oh iya hati-hati."
"makasih yah ajakan makannya Ra.. Nanti deh kita makan bareng lagi. Aku punya satu restoran recommended banget deh, nanti aku chat di WA yah.." jelas Dila semangat.
Aku tersenyum "oke deh..sip."
Tadi kami sempat bertukar nomor WA. Adila juga wanita yang senang hangout sepertiku, kami ngobrol singkat tadi dan menurutku dia itu asik. Dia juga cerita banyak tentang restoran favorit nya yang aku nggak tau dan itu menarik banget. Aku senang punya teman baru. Terlepas dari rasa penasaranku dengan dirinya.
"pamit pulang yah Ra.. Bye. Assalamualaikum." sahut Adila sambil melambaikan tangan.
Sedangkan Rey, dia tersenyum hangat padaku tidak melepaskan tatapannya sampai ia berbalik pergi.
Ada apa sih dengannya, apa dia mencoba mempermainkan perasaan ku. Atau hanya aku saja yang terlalu berharap lebih.
"waalaikumsalam."

~

Kami berada didalam mobil dalam perjalanan pulang. Dibelakang bagasi sudah penuh dengan belanjaan Adila. Aku saja sampai kewalahan tadi. Sultan tertidur nyenyak, mungkin lelah bermain tadi. Adila sibuk memainkan ponselnya. Jefri juga sudah menghubungi kami berkali-kali, mungkin khawatir dengan istrinya atau nggak ada yang nyiapin makan dirumah.
"eh Rey, ketemu dia dimana sih? Kok bisa kenal?." tanya Dila tiba-tiba.
"panjang ceritanya."
"hmmm alesan.. Nggak nyangka aku ketemu artis, Sama Raline lagi. Aku ngefans lo sama dia.." jelas Adila antusias.
"emang Raline itu terkenal banget yah?."
"ihhhh kamu tuh yah, makanya jangan urusin kantor mulu. Dikit-dikit tuh buka tv refreshing, liat yang bening-bening kayak Raline."
"apaan sih, tanya apa jawabnya apa." jawabku kesal.
"kalau menurut aku yah, siapa sih yang nggak kenal Raline. Dia itu model internasional, cantik iya, pinter iya, bahkan tahun lalu dia jadi bintang film Rey. Filmnya juga keren banget. Tapi akhir-akhir ini dia banyak digosipin, kasian deh." raut wajah Adila yang berubah masam.
Aku menghela napas.
"kirain kamu deket sama dia! Taunya nggak!" sambung Dila.
"kok gitu, kan gue nggak mungkin deket sama semua cewek dan nggak mungkin kenal sama semua cewek juga kan Dil."
"ck eh tapi Raline kayaknya suka deh sama kamu."
"jangan sembarangan."
"ihhhh beneran, mata perempuan itu nggak pernah salah dan mudah banget ditebak. Raline tuh cara natap sama kamu tuh beda. Percaya deh. Apa beneran kalian cuma sekedar kenal aja, kok aku nggak percaya."
"udah ah jangan bicara yang nggak nggak."
Pengen banget gue sumpel mulutnya Adila.
Tapi, apa omongan Dila benar?

~

"Vi."
Vivi yang merapikan baju yang kukenakan hari ini untuk sesi pemotretan beralih menatapku.
"kenapa?."
"nggak, eng.. Aku mau nanya aja. Kamu pernah nggak jatuh cinta?."
Vivi yang semula sibuk beralih menatapku bingung sambil berkacak pinggang.
"ada apa nih tanya tanya cinta segala.." tanya Vivi mengintimidasi.
Aku membuang muka memutuskan aliran listrik yang terpancar lewat mata Vivi.
"nggak kenapa napa, nanya aja." jawabku datar.
Vivi merapikan rambutku yang sedikit mencuat karena terpaan angin. Sambil mengelus pundakku pelan "nggak papa, jatuh cinta itu manusiawi. Yang jelas jangan jatuh cinta sama cowok brengsek."
Tutur Vivi kemudian ia pergi meninggalkanku sendiri seperti orang bodoh.

Cowok brengsek

Apa dia itu termasuk juga dalam golongan cowok brengsek?






.
.
.
Assalamualaikum
Alohaa
Cinta cinta cinta Raline jatuh cinta 😂
Jangan lupa vote komen kritik dan saran yah readers tercintah..
Makasih udah baca
Syukron

Dia adalah RALINETempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang