Flashback
Rey berada ditengah kerumunan orang-orang yang sedang menggila menari dengan iringan musik kencang yang memekakkan telinga.
Ia berjingkrak-jingkrak dengan sangat bebas, tidak ada beban yang ia rasakan semuanya hilang entah kemana. Sambil memegang segelas wine ditangannya, ia menikmati dentuman musik keras yang membuatnya semakin bersemangat."kenapa tuh bocah?! Tiba-tiba jadi gila dia." Daniel bingung melihat perubahan mood drastis sahabatnya ini. Ia kemudian mendekati Rey, yang tengah asik bersama seorang wanita.
"woi kenapa lu? bikin gue takut tau nggak!." tanya Daniel dengan nada sedikit berteriak, mengingat suara musik edm yang terlalu memekakkan telinga.
Rey tersenyum sambil menepuk pundak Daniel "just have fun, Right? " Jawab Rey.
"OHHHH BOY! Lo mabuk?!!." Tebak Daniel dengan cepat setelah menghirup bau alcohol yang kuat dari mulut Rey.
Rey tidak menjawab, ia malah asik memeluk dan mencium wanita yang sedari tadi bersama Rey. Daniel menepuk jidatnya."ck Dia siapa!? Aduh Rey jangan buat masalah deh, pusing gua!"
Rey semakin larut dengan perbuatannya, wanita cantik yang bersama Rey juga tidak menolak semua perlakuan Rey padanya. Daniel makin gusar, ia tau Rey memang playboy sedari dulu. Tapi Daniel tau Rey sama sekali tidak brengsek dan.... Melakukan hal menjijikkan seperti ini."Aduh mbak udah yah... Anak orang mau pulang... " Daniel serasa sudah gila. Ia mencoba melepaskan wanita itu dari Rey.
"WHAT THE.... ya ampunnnn lo juga mabuk! Kalian berdua mabuk?! Arghhh." Daniel semakin gusar, mengurus dua orang mabuk sama sekali tidak berada dipikirannya mengajak Rey ketempat ini.
Daniel sudah tidak peduli lagi. Ia kemudian menyeret dua manusia dengan kesadaran tidak terkendali ini menuju mobil. Dengan susah payah disertai paksaan, akhirnya mereka bisa duduk manis didalam mobil.
"ya tuhan... Gini amat nasib cowok ganteng kayak gue. Kapok gue bawa lo ke clubbing. Ampun deh Rey. " Daniel meracau tanpa ada balasan dari dua manusia dibelakang kursi penumpang mobilnya.
"hmmmmm gue bawa dia kemana nih, bingung juga. Kalau gue bawa ke apartemen gue, ih ogah banget. Kalau gue bawa pulang kerumah Rey, nanti gue yang diomelin tante Cia. Ini cewek satu juga.... Hadeuhhh pusing gue pusinggg!!. "Daniel melajukan mobil tergesa-gesa. "Pak tolong bantu dong. " setelah memarkir mobilnya didepan salah satu hotel. Ia meminta satpam untuk membantunya mengangkat dua manusia menyebalkan ini.
"cuma ini jalan satu-satunya. Terserah deh lo mau apa didalem. Bukan urusan gue lagi. Heran gue, tiba-tiba aja lo mabuk kayak gini. Biasanya kan lo tahan minum. Udah ah, terserah. Maaf bro, kalau lo mau marah. Marah aja kalau udah sadar, bye. " Daniel meninggalkan Rey dan wanita itu berdua didalam kamar hotel.~
"SIALAN LO!!! jadi elo yang bawa gue ke hotel sama tuh cewek!! " Sahut Rey kesal.
Ia memukul kasar meja kebesarannya.
"ya abisnya gue nggak tau bawa lo kemana lagi." jawab Daniel santai sambil duduk disofa empuk ruangan Rey diperusahaannya.
"GILAAAAAAAA!...
"elo yang gila! Siapa suruh mabuk ampe nggak sadar! Males banget gue." gerutu Daniel.
Rey semakin gusar, ia mengacak rambutnya kasar.
"dan lo liat apa yang terjadi sekarang! Gue sekarang jadi laki laki jahat yang nidurin anak orang!."
"emang lo kenapa bisa mabuk kemarin? Biasanya lo nggak papa minum banyak. "
"gue nggak tau, tiba-tiba aja kepala gue berat dan gue nggak ingat apa apa lagi yang terjadi abis itu."
"hmmm apa mungkin ada yang iseng sama lo. " tebak Daniel.
Daniel dan Rey sama-sama terdiam."woi ngomongin apa sih?." Jefri tiba-tiba mengejutkan mereka berdua.
~
"maafin aku Ra."
Vivi terus saja menyesali perbuatannya semalam.
Ia meninggalkan Raline sendirian ketoliet. Ia pikir ke toilet saja sebentar tidak akan menimbulkan masalah seperti ini. Tapi nyatanya semua sudah terjadi.
"udah nggak usah minta maaf lagi. Semuanya udah terjadi." jawab Raline.
"aku takut ini bakalan keluar dipemberitaan." Vivi gelisah.
"aku pastiin itu nggak terjadi."
"tapi aku heran, kamu kan nggak bisa minum alkohol Ra!? Tapi kenapa kamu minum semalam? "
"aku nggak pesen minuman beralkohol sama sekali semalam. Aku cuma minum cola, itu aja. Tapi tiba-tiba aku ngerasa pusing dan nggak ingat apa-apa lagi."
"aku yakin pasti ada yang niat jahat Ra. Pasti ada yang campur sesuatu diminuman kamu! "
Raline terdiam. Ia semakin pusing memikirkan semua ini. Seberapa besar ia mencoba untuk melupakan segala yang terjadi padanya dalam satu malam itu. Nyatanya hal itu tetap menjadi bayang-bayang yang seakan makin menghantuinya.
Ia melirik kartu nama yang tergeletak diatas meja rias. Kartu nama yang sama yang diberikan lelaki itu. Lelaki yang membuatnya berada dalam kegilaan ini. Jujur ia sempat terkejut ketika melihat pekerjaan lelaki itu yang tertera jelas dikartu namanya. Seorang CEO, dalam hatinya dia berdecak kagum. Bahkan lelaki itu pemilik perusahaan yang sangat sukses dan terkenal.
Raline makin bertambah pusing. Ia mengacak rambutnya, memegang pelipisnya sambil membenamkan wajahnya diatas meja rias.
"Vivi aku pusing..... "
Vivi yang masih berada disampingnya, terus mengelus pundak Raline lembut. Mencoba menenangkan Raline dengan segala pikiran dan bebannya."hey Raline kenapa? Raline kenapa Vi?." tiba-tiba saja, Bianca datang menanyakan keadaan Raline yang terlihat tidak baik.
Bianca juga adalah model sama seperti Raline, cukup dekat dengan Raline. Bianca juga sudah bisa dibilang sebagai senior, apalagi usia yang cukup jauh daripada Raline yang membuatnya menghormati seorang Bianca.
Raline tersenyum "nggak papa kok kak Bi. Lagi nggak enak badan aja."
"ohh gitu, makan siang bareng yuk. Aku tau makanan enak yang bisa bikin badan jadi fresh. Ayo! " Ajak Bianca ramah..
.
.
Assalamualaikum
Heyhai 😁hmmm mereka sama-sama pusing nih... Galau lagi deh bang Rey... Kacian.
Oh iya jangan lupa bintang bintangnya yang banyak ya komen kritik dan saran juga
Makasih udah baca
Syukron
KAMU SEDANG MEMBACA
Dia adalah RALINE
Romance_A new part of~'Jodoh Aisyah' "Ketika dia yang datang seakan merubah hidupku memberikanku secercah kebahagiaan dan juga cinta." -Raline. Raline seorang model terkenal dan Rey seorang CEO yang menjalin hubungan yang tidak pernah mereka bayangkan se...