Dia siapa

301 12 0
                                    

"...aku makin khawatir sama kamu..
Arghhhhh demi apa. Dia khawatir sama aku! Tapi kok aku senang yah.
Aku berguling-guling tidak karuan diatas tempat tidur ukuran queen ku ini. Rasanya aneh, aku tidak pernah sesenang ini. Pernah sih waktuku kecil mommy pernah menghadiahkanku gaun cantik seperti didalam film princess yang biasa aku nonton, aku sangat senang karena itu. Tapi, entahlah dia hanya mengatakan kalau ia khawatir. Mungkin itu terdengar biasa saja tapi bagiku itu sangat luar biasa. Jujur aku sangat kering dengan kasih sayang, selain Vivi tidak ada yang pernah mengatakan itu. Mungkin itu penyebabnya aku melonjak bahagia. Aku merasa disayangi, aku merasa dilindungi dan aku sangat senang.

~

"Mi, kalau misalkan ada laki-laki yang bilang kalau dia khawatir sama Mami. Perasaan mami kayak gimana?" aku duduk disofa bersama mami menyaksikan sinetron kegemaran mami sambil memakan cemilan.
"hmmm biasa aja." jawab mami datar.
"masa sih mi? Emangnya papi nggak pernah gitu bilang sama mami kalau dia khawatir."
"hmmm boro-boro, yang ada tuh mami yang khawatir sama papi kamu. Kalau dia lembur, kalau dia telat makan, kalau dia sakit, kalau dia kebanyakan kerja, mami yang khawatir. Kenapa sih kamu nanya gitu?."
"nggak kok." jawabku santai sambil memakan keripik kentang.
"ehem ehem kamu punya pacar yah sekarang.... Hayooo." mami mencolek-colek pipiku gemas.
"nggak ah Mi!."
"ihhhh kenalin dong sama mami..."
"nggak ada mi!"

~

Semalam aku tiba-tiba saja mendapat chat dari Aisyah. Isi pesannya singkat.

Assalamualaikum
Aloha
Aku akan menetap diBandung ikut suamiku.
Kapan-kapan kamu mampir yah, oh iya kata suamiku kalau mampir harus bawa calonnya hehe
Jangan rindu yah..😜

Isi chatnya membuatku gamang. Aku hanya membalas singkat pesan Aisyah -waalaikumsalam semoga bahagia ditempat baru, salam juga sama Teungku. Apa-apaan sih Aisyah sicerewet menyebalkan ini. Tiba-tiba saja meruntuhkan pertahanan orang yang coba move on. Sangat tidak adil.
Aku mengambil kunci motor, serta membawa jaket dan kacamata hitam.
"mau kemana?" tanya mami yang sedang asik menyiram bunga.
"mau nengok sultan, lagi rindu."
Aku memperhatikan mami yang hanya mengenakan daster kebesaran serta rambut yang dicepol.
"tumben, rajin amat nyiram bunga pagi-pagi." sahutku.
"lagi nggak ada jadwal hari ini, kamu tuh liatnya heran amat." jawab mami.
"nggak ke klinik mi?."
"nggak, lagi nggak ada janji sama pasien."
Aku mengangguk, menyalakan motor gedeku bersiap pergi.
"oh titip salam yah sama Dila."
Aku hanya mengacungkan jempol kemudian melajukan motor ku meninggalkan halaman rumah.

~

"rindu Sultan apa rindu Aisyah.." ledek Adila.
Aku duduk diteras bersama Sultan menemani anak ini bermain. Sultan sekarang sangat gesit, aku bahkan lelah meladeni anak ini.
"Aisyah ikut suaminya tinggal diBandung, kamu udah tau?."
Aku mengangguk.
"hmmm kaciannn... Olang jomblo."
"apaan sih.." jawabku sinis.
"ehhh jangan gitu sama bumil yah."
"kamu isi lagi Dil?" tanyaku heran dan dijawab anggukan oleh Adila.
"hahaha si Jefri gercep banget!..." tawaku meledak.
"ihhhh apaan sih, lagian kan Sultan udah masuk tujuh tahun. Udah pas punya adik."
"iiya, asalkan bukan gue lagi yang repot." sahutku.
"hahaha iya yah.. Kalau ingat pas lahirin Sultan dulu bawaannya pengen ketawa."
"kamu yang ketawa aku yang keringet dingin." jawabku malas.
Adila mendekat padaku membawakan beberapa toples berisi cemilan dan segelas sirup jeruk andalannya.
"oiya jefri Nichol Kw mana?"
"nge-gim." sahut Adila.
Jefri sekarang sedang giat-giatnya membentuk otot. Entah setan apa yang merasuki jiwa bapak muda itu. Badannya yang dulu kurus sekarang berisi disertai tonjolan otot yang katanya itu hasil karya seni.
Aku mengangguk. "bagaimana usaha kamu Dil? Lancar?"
"Alhamdulillah."
"nggak ke butik hari ini?"
"aku nggak ke butik tiap hari sih, kadang-kadang kalau punya waktu aja. Soalnya kan aku punya karyawan yang jagain. Yah sekedar cek-cek aja sekali-kali."
Butik Adila yang dulunya hanya kecil-kecilan karena iseng isi kekosongan aja jahit-jahit baju sendiri. Sekarang sudah berkembang dengan pendapatan puluhan juta.
"sebenarnya nih Dil, gue kesini pengen ajak Uta jalan-jalan. Boleh nggak?"
"Wahhh beneran oom!" Sultan melonjak gembira.
"mmm oke deh, oh iya aku ikut aja yah, pengen belanja soalnya. Stok makanan udah menipis. Nanti dua cowok dirumah malah ngambek lagi. Lupa aku belanja bulanan."
"tapi aku lagi bawa motor Dil. Kan kamu pake gamis."
"ck ah kamu tuh. Kan ada mobil aku... Udah ah ayo cepetan!."
Hmm dasar bawel, biasaan nih kalau makhluk yang namanya ibu-ibu itu kurang lengkap tanpa embel-embel nyebelin dan cerewet.

~

"Nah.. Aku tinggal belanja dulu yah. Kalian main-main aja deh terserah. Assalamualaikum bye!." Adila melenggang dengan indahnya meninggalkanku dan Sultan.
Heran aku dengan spesies wanita macam Adila juga nggak ketinggalan sahabatnya Aisyah. Apa wanita itu semuanya mirip yah tingkah lakunya?
"eh Uta, mama kamu kalau sama Papa kamu juga gitu?"
Sultan menatap ku bingung.
"memangnya mama kenapa?"
"yah gitu, kelakuannya aneh."
Sultan hanya tertawa.
Aku menggandeng tangan kecilnya menyusuri setiap bagian mall yang ramai dengan pengunjung. Karena hari ini weekend makanya agak ramai. Sering males sih kalau ke tempat ramai kayak sekarang, soalnya kurang dapet aja kepuasannya, cieelah.
"nah kita kemana nih?"
Sultan diam dan tampak berpikir.
"kita main-main aja yah!"
Sultan bersorak gembira.

Dan ternyata menemani anak-anak bermain itu adalah pilihan yang kurang tepat. Selain karena menguras tenaga, bosan juga adalah salah satu penyakitnya. Aku sekarang duduk bersama para Ayah yang sama mengenaskannya menunggui anak-anak mereka selesai bermain, wajah mereka lusuh kurang bersemangat. Sesekali menguap sambil meregangkan otot yang tegang karena terlalu lama duduk, mata mereka yang sayu karena mengantuk. Sungguh sangat mengenaskan, apalagi orang tua yang sudah berumur. Aku sungguh prihatin, bagaimana kalau itu terjadi padaku nanti. Aku saja yang masih muda dan bersemangat tidak sanggup meladeni sultan, apalagi kalau sudah tua renta. Ya ampun.. Membayangkannya saja sudah membuatku tak tahan.

Aku melirik Sultan, anak itu masih sibuk bermain bersama teman-temannya diarea timezone. Mungkin aman meninggalkannya sebentar saja, Adila bahkan pergi entah kemana. Sudah 3 jam aku disini dan wajah istri tercinta Jefri itu belum terlihat juga. Terserahlah, biarkan wanita itu berbelanja sepuasnya.
Aku beranjak, menuju salah satu kedai minuman boba yang sedang ramai pengunjung. Aku memesan milkshake boba, green tea dan dark chocolate beserta beberapa donat warna warni.

"Rey.. "
Suara panggilan lembut menyadarkanku dari lamunan.
"Raline."
Raline tersenyum padaku.
"pesen apa?"
"o..ohh pesen ini.. Anu.. Eng.. Minum." jawabku terbata.
Hadeuhhh kenapa gugup gini.
Sekali lagi Raline tersenyum.
"oh iya, ini buat kamu." Raline menyodorkan secarik kertas berwarna.
Ohh tiket ternyata, sebuah acara fashion show.
"datang yah."
"insyaallah."
"kamu sendirian aja?"
"ohh aku ba...
"ADUHHHH reyyy aku cariin kemana-mana taunya di..
Adila dengan Sultan tiba-tiba datang sambil membawa troli yang sudah penuh dengan belanjaan.
"ohh hai assalamualaikum." sapa Adila ramah yang disambut Raline dengan senyum sumringah.
"waalaikumsalam. Wah habis belanja yah?."
"oh iya, kebetulan lagi belanja bulanan hari ini."
"ehem.. Raline kenalin Adila sama Sultan." mereka saling berjabat tangan.
"ohhh tunggu... Kamu model terkenal itu kan?!." tanya Adila bersemangat.
Raline hanya mengangguk sambil tersenyum.
"WAHHHH NGGAK NYANGKA AKU KETEMU ARTIS!" adila makin lebay.
"haha bukan artis kok." balas Raline malu.
"IHHHHHH KITA FOTO BARENG YAH!."
"ishh dila, jangan bikin malu deh." kataku sebal.
Raline kemudian tertawa sedangkan Adila bersungut-sungut kesal.

~

Aku berencana untuk sekedar jalan-jalan di Mall, makan dan belanja kalau nemu barang lucu. Tapi tiba-tiba aja ketemu sama Rey, aku kaget waktu dia ternyata bersama seorang wanita dan anak kecil. Wanita itu ramah dan sangat hangat menyapaku, dia memakai hijab berwarna kuning langsat yang menjuntai sampai dibawah dadanya serta gamis pink pastel yang tampak manis dan adem diliatnya. Perempuan yang bernama Adila itu baik. Anak kecil itu tampak mirip dengannya, apa dia itu istrinya Rey? Pikiranku campur aduk sekarang.


.
.
.
Assalamualaikum
Aduduhh inginku teriak.. TENANG AJA MBAK RALINE, ABANG REY SINGLE POREPER KOK.. eh tapi kalau sama raline nggak single lagi pastinya... Hehe
Jangan lupa vote komen kritik dan saran yah
Jangan bosen pantengin abang rey dan mbak rara selalu
Makasih
Syukron

Dia adalah RALINETempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang