Susah ternyata dalam posisi seperti ini. Ada banyak hal yang harus dipertimbangkan. Aku merasa muak dengan keadaan sekarang. Kenapa harus serumit ini dengan satu cinta yang baru aku kenal. Kenapa tidak ada yang berjalan lancar dalam hidupku. Kenapa tuhan memberikan hidup yang begitu semrawut.
"Rey, kamu kenapa bengong." Mami mengelus puncak kepalaku.
"hmm nggak kok Mi. Lagi coba tenangin pikiran aja."
"nak Mami tau kamu lagi banyak masalah. Cerita sama Mami boleh kok, mungkin itu bisa ringanin beban kamu. Bisa buat suasana hati kamu nggak sekeruh sekarang. Setidaknya kamu cerita, mungkin Mami bisa bantu sedikit."Mungkin Mami benar, aku terlalu gengsi untuk bercerita masalahku dan terlalu sok jagoan untuk mendengar saran orang lain.
"Rey cuma ngerasa capek Mi."
"Nggak, Anak Mami itu kuat. Mami nggak pernah liat dia banyak ngeluh. Mami tau dia pasti bisa."Aku tersenyum mendengar jawaban Mami.
"Mi, aku nggak suka sama Friska. Tapi Papi jodohin aku sama dia, aku juga malu nolak karena dia anak temen Papi. Aku tau, Papi jodohin aku sama dia karena ngalihin aku sama Raline dan satu hal masalah lainnya. (Aku menghela napas) Tapi sekarang Friska malah cerita kalau dia juga suka sama aku."
"Raline.. Kasian dia rey. Dia mungkin kesepian disuatu tempat. Dia udah kehilangan karirnya. Kenapa orang sejahat itu karena pemberitaan media. Mami kasian sama dia. Sedangkan Friska, kalau kamu memang nggak suka sama dia. Ikutin kata hati kamu rey. Jangan buat dia jadi berharap lebih sama kamu, itu akan buat dia jadi makin sakit hati."Kapan semesta melunak sedikit kepadaku dan mengerti semua keterpurukanku. Memberikan aku sedikit keajaiban untuk menyelesaikan drama hidup yang kusut ini.
*
"Woi bro! Gue udah dapat jawabannya. Wahhh ck kayaknya gue hebat deh jadi detektif. Apa gue ganti pekerjaan aja. Haha."
"To the point aja. Gue lagi nggak selera becanda." Jawabku pada Daniel.
Daniel lalu duduk tepat dihadapanku sambil menopang dagunya menatap ku serius.
"Bro ini udah 100% penipuan. Foto yang bianca kasih ke bokap loe itu palsu. Itu editan! Gue udah cek semua loe bisa liat disini." Daniel melemparkan amplop berisi kumpulan kertas dan foto.Aku membaca isi dari amplop itu satu persatu. Dan terkejut..
"Dan, dia udah nipu bokap gue dan kita. Brengsek!."
"hmm bukan cuma itu, dia udah peras bokap loe. Dia itu cewek gila! Kita bisa pidanain dia Rey."Aku terpaku dalam diam.
"Rey! Udah kita ambil jalur hukum aja buat dia kapok." Jawab Daniel penuh amarah.
"gue mau ketemu dia dulu."*
Aku tampak lebih cerah dari sebelumnya. Aku tidak murung lagi. Selama disini aku menemukan hal yang hilang dari diriku.
"Kutek-in yang bener dong Leo. Ih tuh kan berantakan."
"Jangan berantem ah." Begini saja aku sudah senang. Mereka sudah seperti keluarga ku.
"eh ngomong-ngomong ya Le. Loe itu sampai kapan sih disini. Nggak mungkin kan loe mau disini terus. Loe kan tau disini gue sama Raline nggak tau sampai kapan, mungkin selamanya."
"hmm nggak lah, besok gue udah mau pulang."
"HAH!." Aku dan Vivi terkejut."Hahahhahaha ih kalian ini napa sih. Giliran gue mau pulang malah kaget. Kenapa? Takut kehilangan gue yah hihi."
"Ih geer banget, yah kaget aja loe pulang cepet banget." Jawab Vivi.
"Gue kira lo masih lama disini. Tau-tau besok udah pulang. Gue seneng tau Loe disini Le." Jawabku. Jujur Leo membuat aku dan Vivi banyak tertawa selama disini dan itu membuatku sedih kalau Leo sudah ingin pulang besok.
"Gue kan cuma liburan. Lusa ada kerjaan. Ra, kalau Loe disini.. Rencana loe apa?."
Aku dan Vivi saling tatap.
"Sebenarnya, ada yang mau gue omongin sama kalian."Kita bertiga duduk bersama.
"Pertama, Vivi maaf udah bawa-bawa loe sampai sejauh ini."
"Apasih Ra, gue itu udah anggap Loe saudara dan adik Gue sendiri. Gue ngerasa, gue bertanggung jawab sama loe. Kita berproses sama-sama. Susah senang kita bareng dan itu dalam waktu yang udah lamaa banget. Gue kenal Loe dari kecil, dari Raline yang masih gue bujuk untuk ikut latihan sampai Raline yang sekarang yang duduk dihadapan gue. Raline yang hebat. Gue nggak ngerasa ini ribet, ini repotin, nggak Ra. Karena kita emang keluarga Ra. Dan.. Kalau bukan gue siapa lagi Ra." Air mata Vivi mengalir deras. Membuat matanya banjir air mata, kacamata yang selalu menghiasi matanya setiap saat buram karena air mata. Ia menangis sesegukan, pertama kali aku melihat seorang Vivi menangis dihadapkan ku selama seumur hidup ku yang aku kenal adalah Vivi yang kuat. Namun sekarang aku melihat dia menangis tak berdaya.Aku memeluknya, menenangkan Vivi yang masih kalap dalam tangisnya. Aku mencoba menahan air mata ku, sungguh ini membuat hatiku sesak.
"Udah Vi." Leo menepuk pundak Vivi pelan. Sementara aku memeluknya erat.Vivi menyeka air matanya sambil tersenyum menatap ku. "ahh gue malah nangis."
"Tau nggak Le. Ini pertama kalinya gue liat Vivi nangis."
"hah beneran?! Haha masa sih."
"ahh! Jangan gitu dong kan gue malu."
"Maaf Vi, kalau selama ini gue nyebelin sering buat marah."
"nggak, gue sayang loe Ra."
"Gue juga."
Aku dan Vivi tertawa bersama.
"Ini cewek berdua kenapa sih." Leo.
"yang kedua buat Leo."
Leo kaget sambil duduk tegap dan menunjuk dirinya bingung.
"Leo, maaf udah jauh-jauh kesini liat 2 cewek aneh disini. Haha."
"ah gue udah biasa hadapin kalian."
"Leo, maaf udah ngerepotin kamu. Terima kasih udah berbagi kebahagiaan sama kita. Kalau nggak ada kamu, aku nggak yakin selama disini aku dan Vivi bakalan banyak ketawa kayak sekarang. Kamu itu kayak vitamin selalu bikin fresh dan seger. Aku janji nggak bakalan sedih-sedih lagi."
Leo tersenyum.
"Don't cry... Don't be sad... Kamu cantik apa adanya...
"HHAHAHHAHAH. Sadari... Syukuri... Ayo Vi nyanyi... Dirimu sempurna...Kamu butuh mereka dikala kamu sedih. Karena apa, aku tak yakin diri ini bisa tegar dengan sendirinya. Kita butuh Vitamin, protein, karbo untuk hidup. Begitu juga untuk jiwa, butuh asupan untuk hidup. Maka dari itu, orang yang berada disampingmulah itu penyemangat dan asupan yang diberi Tuhan. Jaga dia dan jangan buat sakit hatinya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Dia adalah RALINE
Romance_A new part of~'Jodoh Aisyah' "Ketika dia yang datang seakan merubah hidupku memberikanku secercah kebahagiaan dan juga cinta." -Raline. Raline seorang model terkenal dan Rey seorang CEO yang menjalin hubungan yang tidak pernah mereka bayangkan se...