Bagian 9

1K 131 74
                                    

*Saint POV*

Aku merasa sangat malu saat ini. Aku terlihat seperti orang mesum yang nekat menciumnya lebih dulu. Perth pasti sangat bingung saat ini. Apa yang harus ku lakukan? Aku hanya tidak ingin melihat tatapan mata tajam itu kearah ku. Terlihat sangat mengerikan walupun hanya beberapa detik.

"Yak! Saint kembali! Kita tidak sedang bermain-main na," aku mencoba untuk kabur darinya. Tidak membiarkan dirinya tahu bahwa wajahku terlihat cemas saat ini. Aku pun memilih melayang di langit-langit ruangan sesaat sebelum masuk menebus lemari es milik kami serta berdiam diri di sana.

"Tidak Perth! Jangan datang kemari. Aku yang salah na, aku tidak akan melakukannya lagi."

"Apa maksud mu, Ai'Saint?" Aku ingin menghentikan diri ku yang menjelaskan lebih dari ini, sayang mulut ku bergerak sendiri dan berakhir menjadi berbicara tak jelas padanya.

"Ini, ini salah Perth, tak seharusnya aku seperti itu. K-kau, kau...akh Kothot, Perth."

"Baik lah...aku tidak akan mempermasalahkannya tapi bisakah kau keluar dari kulkas sekarang. Kau akan kedinginan nanti na..."

Aku sedikit bingung dengan Perth yang semudah itu melepas ku tanpa meminta penjelasan lebih seperti yang sudah-sudah. Dari pada itu aku lebih bingung dengan pola pikir Perth barusan. Apa karena dia mengalami kecelakaan sehingga dia terlihat...em, aku tidak ingin menyebutnya bodoh tapi bagaimana mungkin Perth memiliki pemikiran bahwa setengah roh sepertiku dapat merasakan dingin atau panas? Alih-alih merasa kedinginan, tubuhku saja tidak pernah terasa panas layaknya tubuh manusia pada umumnya.

"Shiya!" aku sedikit terkesiap saat Perth tiba-tiba mengumpat seperti itu. Apa dia kembali marah kearah ku? Apa aku keluar saja sekarang?

Brak!

Belum sempat aku memastikannya, aku lebih dulu mendengar suara pintu apartemen kami yang dibanting dan sudah pasti pelakunya adalah Ai'Perth. Apa yang terjadi? Aku sangat penasaran dan memilih untuk menyembulkan kepalaku menembus pintu kulkas yang masih dalam keadaan tertutup. Tapi aku tidak mengeluarkan kepalaku sepenuhnya atau Perth akan terkejut melihat ku yang seperti itu dan ketakutan nantinya.

"Masuklah Nong, maaf jika berantakan na." Aku melirik kearah pintu dan menemukan seorang gadis yang sangat ku kenali masuk melalui pintu apartemen kami dengan Perth yang berjalan di belakangnya.

"Maipen rai (tak apa-apa), Phi Perth. Em...di mana Nong bisa duduk?"

Ck! Aku sedikit kesal dengan nada manja yang digunakannya untuk Perth. Benar-benar gadis ular yang penuh pesona.

"Oh, em, di sofa saja na...duduklah, anggap saja rumah Phi hahaha..." Perth mencoba sedikit melucu dengan wajah yang telihat panik saat menatap kearah ku. Bukan, bukan karena aku menakutinya dengan hanya menampakkan kepala ku. Tentu bukan, karena kini aku sibuk melayang tepat di depan Nong Chommpo ini. Jelas tatapan ku terlihat tak suka kearahnya.

"Kothot na krab Ai'Saint~" aku sedikit tidak peduli dengan Perth yang sibuk berkomat-kamit di belakang Nong Chommpo kearah ku.

"Tolong jangan lakukan hal aneh na?" mintanya yang membuat ku menatapnya tajam kini. Ku rasa aku tidak lupa kemarin sudah mengingatkan Perth betapa tidak baiknya Nong ini dan dia masih saja berhubungan dengannya. Bahkan sekarang dia berani membawa Nong ini kemari.

"Aku belum menemukan cara untuk memutuskannya Ai'Saint, tolonglah mengerti na..." Aku sudah selalu mencoba untuk mengerti akan alasan Perth selama ini tapi kadang aku tidak bisa menerima Nong Chommpo yang kadang menghambat kami untuk menemukan info tentang kebenaran diri ku. Kalau tidak salah, baru kemarin dia memaksa Perth untuk kencan sambil membeli sepatu baru bersama dan kini dia mulai mengusik dengan mendatangi apartemen kami. Benar-benar menyebalkan.

2.[END] X (Because, Not Only You)«»PinSonTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang