Bagian 7

1K 128 61
                                    

Males update
Tapi bohong ~^^~
Ciat ciat ciaaattttt
Happy reading na~
.

.

.
Hari ini entah kenapa aku merasa diriku begitu kesepian. Ya aku memang sedang seorang diri di balkon kantor milik seseorang yang sudah sangat kalian kenali. Tapi entah kenapa rasanya aku seakan-akan hanya satu-satunya makhluk yang hidup di dunia ini. Bahkan udara di sekitar ku terasa begitu menyesakkan.

"Huff~"

Entah sudah keberapa kali aku menghela nafas sejak berada di sini. Kuputuskan untuk duduk di teras balkon hingga dia datang dari ruang rapat yang berada di lantai 7. Sedangkan aku ada di lantai teratas dengan gedung 9 lantai ini.

"Perusahaan ini adalah salah satu anak cabangnya dan sudah memiliki lantai sebanyak itu...bagaimana perusahaan utamanya? Oh...aku tidak bisa membayangkan dan repot-repot menghitungnya..." aku mulai bergumam sendiri untuk mengurangi rasa sepi ku. Seperti kataku tadi, walaupun banyak manusia yang terlihat kecil di bawah sana yang berlalu lalang dan sibuk dengan urusan mereka masing-masing, entah kenapa aku masih saja merasa kesepian.

Sebenarnya ini bukan yang pertama kalinya aku seperti ini. Namun ini pertama kalinya aku tidak bisa menemukan cara untuk menghilangkan rasa sepi ku. Biasanya aku memilih untuk memukul drum dengan musik yang kuat dan cepat. Membiarkan tiap nada yang terbentuk membuat telinga ku berdengung. Namun aku menyukai sensasinya. Hanya saja, kali ini kaki ku lebih memilih untuk mendatangi tempat ini. Dan sekarang aku menyesali keputusan ku beberapa saat yang lalu. Aku ingin menghampirinya, tapi aku tidak yakin dia bisa menghilangkan rasa sepi ini.

Aku tahu posisi duduk dengan kepala yang tidak sepenuhnya menyandar di bahu sebelah kiriku, akan membuat leherku sakit dan pegal-pegal nantinya. Hanya saja aku tidak memiliki niat untuk mengubah posisi ku. Aku hanya ingin bersandar, tapi ya seperti itu...aku tidak menemukan tempat yang hangat untuk ku bersandar. Semua sudah hilang sejak lama. Sejak saat itu, saat dia pergi dan mementingkan dirinya sendiri. Aou...ini bukan sepenuhnya salahnya, dia hanya tidak tahu bagaimana aku sangat bergantung padanya. Lalu dia pegi dan semua ini terjadi.

Aku tidak tahu bagaimana awalnya hingga kini aku berakhir di tangannya. Malam itu aku sedikit tidak mengingat kejadiannya. Namun saat aku sadar dan mengenali nama belakang yang dibawanya, aku terpaksa memohon padanya. Kupikir dia satu-satunya sosok yang bisa membantu ku saat ini dan yah...dia sangat membantu hingga hari ini. Hanya saja aku sedikit kesal dengan sifat keras kepala dan hormonnya yang gampang memuncak.

Cup.

Aku tidak perlu berbalik untuk melihat siapa pelaku yang mencium bahu ku barusan. Dia pasti sangat senang aku tidak memakai atasan saat ini dan hanya memakai celana biru pendek ku.

"Sangat manis na~"

Tunggu dulu! Ini bukan suara berat Mean. Dengan cepat aku berbalik dan menatap pelaku yang sedang membungkuk sambil tersenyum lebar di belakang ku.

 Dengan cepat aku berbalik dan menatap pelaku yang sedang membungkuk sambil tersenyum lebar di belakang ku

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
2.[END] X (Because, Not Only You)«»PinSonTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang