Bagian 18

1K 121 74
                                    

"Perth~?"

"Ai'Saint? Kau dari mana saja hem?" Perth bertanya saat mendapati Saint lah yang membuka pintu kamar apartemen mereka.

"Kemarilah..." Perth meminta sambil menepuk sisi sofa yang kosong di sampingnya.

"Pao Perth. Aku harus pergi ke kamar mandi sekarang," tolak Saint yang gelagatnya terlihat seperti menghindar dari kekasihnya.

"Noda apa itu?" Perth ternyata lebih cepat. Bertanya saat tak sengaja melihat noda aneh dan lembab di kaos depan berwarna coklat yang Saint kenakan saat ini. Terlihat Saint tersentak kaget dan cepat-cepat meremas bekas noda yang sepertinya sengaja dibasahi oleh sosok itu.

"Ai'Saint!" panggil Perth untuk menghentikan Saint yang berjalan cepat kearah kamar mandi. Panggilan yang tidak digubis membuat Perth bergerak cepat, berlari dan menarik sebelah lengan Saint untuk membuatnya menghadap kearahnya sekarang.

Kini Perth dapat melihat dengan jelas bekas noda di sana, "darah?" tanyanya tak percaya. Namun gelagat aneh Saint membuat Perth mengambil kesimpulan cepat. Lagipula bau amis masih tercium di sana walaupun Saint sudah membasuhnya dengan terburu-buru tadi.

"Apa yang terjadi pada mu Saint? A-apa kau sakit? Kita harus ke rumah sakit sekarang! Kau bisa menahannya sebentar kan?"

"Tenanglah Perth-"

"Pao! Pasti ada apa-apa dengan tubuh mu, kita harus segera memeriksakannya!" bantah Perth yang wajahnya terlihat lebih pucat dari Saint yang menahan sakit sedari tadi.

Perth pun segera menarik tangan Saint kearah pintu keluar apartemen mereka. Namun Saint menolak dengan menarik kembali tangannya yang ditarik erat oleh pria-nya.

"Aku hanya mimisan biasa Perth!" ucap Saint terdengar kesal karena Perth terus tidak mendengarnya.

"Aku lebih tahu tubuh ku Perth! Ini hanya mimisan biasa karena tubuhku masih mencoba menyesuaikan diri. Kau ingat kata dokter bukan?" Saint mencoba menjelaskan saat Perth akhirnya berhenti menarik tangannya paksa.

Tubuh pria nya masih terdiam di sana. Masih betah juga membelakanginya. Jadi Saint memilik untuk memanggil nama sosok itu, "Perth?" memastikannya dalam keadaan baik saat ini.

"Ai'Perth? Kau baik-baik saja-"

"Kothot na Ai'Saint...." Perth akhirnya berbalik menatap mata Saint langsung dengan tatapan menyesalnya. "Aku hanya takut," tambahnya sebelum menjatuhkan tubuhnya di depan Saint dengan posisi berlutut. Lututnya terasa begitu lemas. Kepalanya tertunduk dengan telapak tangannya yang terkepal erat, seakan ingin meremas lantai yang menjadi alat penopangnya saat ini. Sedangkan tautan tangannya dengan Saint tak sengaja terlepas.

"Kothot na...aku hanya takut kehilangan diri mu lagi Ai'Saint~" ucapan tulus Perth membuat Saint kini ikut berlutut di depan kekasihnya. Kedua tangannya langsung terulur untuk membawa kepala itu ke dalam dekapannya. Meletakkan dengan lembut kepala Perth tepat di depan dadanya. Membiarkan Perth merasakan debaran yang begitu kuat yang dia alami saat ini. Dia ingin Perth juga tahu bahwa dia masih bernafas hingga kini.

"Aku masih di sini Ai'Perth....aku masih di sini dan berdebar karena mu. Jangan bersedih na?...." ucapan dan dekapan Saint langsung membuat isak tangis Perth pecah. Segala ketakutan dan rasa cemas yang dia alami langsung dia tuangkan dalam tangisnya. Tak peduli akan Saint yang lagi-lagi melihatnya menangis seperti saat ini karena sejak hari itu, hari di mana Saint kembali padanya, Perth sudah berubah menjadi pemuda lemah yang tak bisa menahan rasa cemas dan tangisnya.

"Saint hanya butuh istirahat saja Ai'Perth..."

Mendengar ucapan Saint barusan membuat Perth cepat-cepat menghapus air matanya. Lalu membawa tubuh kekasihnya itu untuk berdiri bersamaan dengannya. "Istirahatlah Ai'Saint..." pintanya dengan suara serak habis menangis. Kemudian dia menuntun tubuh itu untuk berbaring di kasur mereka. Saat Saint sudah duduk di atas kasur, Perth dengan cepat membuka kaos lembab yang digunakan kekasihnya dan menggantinya dengan kaos baru yang lebih kering dan nyaman.

2.[END] X (Because, Not Only You)«»PinSonTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang