Flashback Part 2

947 126 74
                                    

Tak mudah untuk bertemu satu sama yang lain di dunia yang luas ini.
Maka dari itu setiap orang yang memperoleh cinta, harus terus mencoba menghargainya.
Bukankah saat dirimu divonis untuk tidak dapat memperoleh cinta kembali, semua akan terasa hampa.
Begitu mengerikan hingga kau berusaha untuk mendapatkannya kembali. Apa pun caranya.

<> <> <>

Saint dan Perth. Saint selalu berusaha untuk menjaga hubungan mereka yang dipandang rentang dan sebelah mata oleh banyak orang. Sehingga dia mulai mengurangi perdebatan yang mungkin saja dapat terjadi diantara mereka. Apalagi akhir-akhir ini Perth terlihat lebih sensitif dari biasanya, bahkan padanya.

Hanya sekali saja. Cukup sekali saja untuk beberapa menit sebelumnya, Saint ingin kembali ke posisi di mana dia sedang tidak ada di kondisi seperti saat ini. Andai bisa kembali, Saint ingin menolak saja ajakan kakak tingkatnya untuk mengerjakan tugas besama di cafe yang ternyata adalah tempat kekasihnya bekerja.

Saint sendiri sebenarnya tidak tahu kenapa Perth bekeja di sini. Yang dia tahu Perth bekerja di cafe dekat dengan sekolahnya. Dan sekarang yang ditakutkan olehnya telah terjadi. Perth yang murka akhirnya memukul seniornya setelah menarik tubuh tinggi itu menjauh dari cafe.

"Perth! Hentikan!" teriakan Saint tidak dia gubris. Bahkan Perth semakin gila memukulinya saat Saint malah memilih membela senior kampusnya ini. Untungnya tak lama masyarakat yang lewat merasa terganggu dan mulai berusaha memisahkan mereka yang berakhir dengan Perth yang mendiami Saint setelahnya.

 Untungnya tak lama masyarakat yang lewat merasa terganggu dan mulai berusaha memisahkan mereka yang berakhir dengan Perth yang mendiami Saint setelahnya

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Kothon na Ai'Perth..." ini udah permintaan maaf dari Saint yang kedelapan kali sejak Perth menarinya pulang tanpa sepatah kata pun. Bahkan saat Saint mengobati luka di bibir dan pelipisnya, Perth hanya tetap diam tak merintih sakit.

"Kau harus mendengar penjelasan ku, Perth..."

"Ck!" desis Perth dengan sebelah bibirnya yang naik keatas. Terlihat sudah tidak akan mempercayai apa pun yang nantinya akan Saint ucapkan padanya. Namun Saint cukup sabar di sini. Dia tidak boleh termakan emosi dan membiarkan masalah ini berlarut-larut. Bagaimana pun juga Saint lebih tua diantara mereka. Dia sadar Perth pun masih berada di masa abu-abu yang mana sangat sulit mengatur emosi yang keluar dari kepalanya.

"Perth...dia hanyalah senior ku di kampus-"

"Lalu kau bebas pergi berkencan dengannya ha?!" Saint sedikit terkesiap saat Perth menggunakan panggilan cukup kasar padanya. Walaupun selama ini dia tidak pernah dipanggil dengan menggunakan embel-embel Phi di depan namanya, Perth selalu memanggilnya dengan bahasa yang akrab dan terkesan sopan.

"Tapi kami tidak berkencan Perth! Dia hanya mengajak ku mengerjakan tugas dari Dosen!" Saint pun mulai menaikkan suaranya.

"Ck, benarkah?"

"Sudahlah, percuma aku menjelaskan semuanya pada mu..."

Greb. Perth dengan cepat menahan tubuh Saint yang ingin pergi entah ke mana dengan menggenggam erat kedua bahunya sebelum berucap,"Lihat aku Saint!" geramnya masih menggunakan penekanan di setiap katanya.

2.[END] X (Because, Not Only You)«»PinSonTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang