LPY 15

4.5K 450 67
                                    

Yoongi terlonjak girang di atas brankarnya sebelum mengernyit sakit di bagian dadanya akibat gerakan yang tiba-tiba saat melihat Sihyuk datang dengan boneka beruang hitam seukuran anak SD di tangannya.

"Yoonie jangan gerak-gerak, nanti dadanya sakit lagi," ucap Jimin sambil mengelus dada Yoongi kemudian ia baringkan.

"Uhh ... cakit, Chim, Yoonie ndak cuka." Bibirnya semakin dimanyunkan pertanda kesal.

"Hey baby, lihat Ahjussi bawa teman buat Yoonie, Yoonie bosan 'kan di rumah sakit?" Sihyuk mendekat lalu meletakkan boneka besar itu di samping Yoongi. Tentu si bayi besar itu senang bukan main sampai ia melupakan apa yang ia minta pada Jimin sebelumnya.

Melihat perhatian Yoongi yang teralihkan, Jimin segera mengirim pesan singkat pada Jin agar ia membawakan susu untuk Yoongi saat ke rumah sakit nanti.

"Hihihi  ... Umamonie, Yoonie cuka Juci, hihi telima kacih." Yoongi terkikik sambil memeluk dan menciumi boneka barunya. Ketiga orang yang lebih tua itu tersenyum melihat bayinya sudah bisa ceria lagi, seakan lupa dengan sakitnya.












"Tolong ganti airnya ya, Ahjumma." Taehyung meminta bibi Song, kepala maid di kediaman ayahnya untuk mengganti air hangat yang sudah lumayan dingin itu.

"Kenapa panasnya belum juga turun? Daddy, kita ke rumah sakit, ya?" bisik Taehyung pada Sungmin yang terpejam di depannya. Sungmin tak menjawab, ia tak tidur pun tak pingsan. Demam yang tinggi membuatnya tak bisa merasakan apapun selain pening dan rasa tak nyaman pada tubuhnya.

Taehyung sudah bertekad untuk membawa ayahnya ke rumah sakit. Baru saja Taehyung hendak mengangkat tubuh ayahnya, tapi tiba-tiba igauan Sungmin serasa mencubit hatinya hingga tubuh itu kembali menyentuh kasur.

"Yoongi." Sungmin terus meracau sejak itu. Taehyung meremas pinggiran kasur dengan kuat hingga tak terasa kuku-kuku tajam itu menggores telapak tangannya.

"Yoongi, maaf, Yoongi." Taehyung pengang dibuatnya. Nama yang sama sekali tak ingin ia dengar terus saja mengalun dan seakan menggoda gendang telinganya.

"Jaga kedua anak kita."

"Yoona"

Deg

Taehyung mendengarnya, ayahnya menyebut nama ibunya.

"Jangan tinggalkan Yoongi sendirian, dia akan ketakutan."

"Yoona, maaf."

"Maafmu tidak ada gunanya, kau melukai anakku."

"Tidak, Yoona, kumohon." Sungmin terus saja meracau, ia melihat istrinya. Berdiri anggun dengan gaun putih yang ia kenakan saat pemberkatan nikah sambil membelakangi cahaya. Tapi wajah sedih dan juga marah itu, Sungmin tak menyukainya, itu akan membuat istri tercintanya nampak buruk.

"Aku kecewa padamu. Aku akan membawanya bersamaku."

"Jangan ... jangan ...."

"Berjanjilah untuk menjaganya dan aku akan membiarkannya bersamamu."

"A-aku janji." Dan setelahnya sosok wanita cantik itu perlahan menghilang, meninggalkan Sungmin yang mencoba menggapai tubuh itu namun gagal karena seorang balita berusia empat tahun menarik ujung bajunya.

Balita yang ia ketahui adalah putra bungsunya sedang tersenyum menampakkan deretan gigi-gigi kecilnya yang menggemaskan.

"Daddy, ayo pulang." Bersamaan dengan Sungmin yang mengikuti langkah kecil Yoongi, tubuh yang sedang berada di hadapan Taehyung itu melemas membuat si pemuda kalang kabut dan tanpa pikir panjang dan mengenyahkan segala kekecewaannya mengangkat tubuh ayahnya dan segera di bawa ke rumah sakit.








[ END ] Little precious YoongiTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang