LPY 25

4.2K 472 150
                                    

Yoongi tersentak dari tidurnya. Taehyung dengan segala emosinya yang memuncak, tanpa aba-aba menarik kasar selimut yang membungkus tubuh mungil itu, membuat Yoongi yang baru lima menit lalu terlelap terlonjak kaget.

"Y-yung, tenapa?" Tak ada yang mampu Yoongi pahami untuk saat ini.   Kakaknya kini hanya menatapnya dengan sorot mata yang berbeda dari biasanya.

"Huh, mukana Yung melah, Yung caki--  AWW! Argghhh ...." Tapa Yoongi duga sebelumnya Taehyung langsung menarik tangannya hingga tubuhnya terbangun paksa dan terhempas begitu saja di bawah kaki ranjang saat Taehyung melepas pegangannya dengan kasar.

Dugg

Srekk

"Hiks ... Yung ca-cakit." Yoongi terpaksa mendongak saat tangan besar Taehyung mencengkeram rambut bagian belakangnya setelah sebelumnya melayangkan tendangan tepat di atas perut mungil itu.

"Kau, apa yang kau katakan pada Jihye, huh?" Masih belum melepas cengkramannya, Taehyung dengan sebelah tangannya yang bebas kini turut mencengkeram kedua rahang sang adik.

"Jiye hiks capwa?" Yoongi dengan segala ketakutannya masih berusaha agar tangisnya tak pecah, ia tahu keadaan akan semakin buruk jika ia menangis di depan Taehyung.

"Cih, percuma aku bicara padamu, dasar anak cacat."

Dugg

"Cakit Huwaaa YUUNGG ...!" Taehyung dengan mudahnya menghempas kepala mungil itu hingga membentur dinding di sampingnya.

Brughh



Kini Taehyung yang jatuh tersungkur dengan sudut bibir yang sedikit mengeluarkan darah. Namjoon yang baru saja pulang berniat menemui bayinya di kamar milik si mungil dikejutkan ketika netranya menangkap pemandangan yang amat sangat tak ingin ia lihat. Bayinya mengerang kesakitan tepat setelah kepala kecil itu terhempas hingga membentur dinding.

"Kau gila, APA KAU SUDAH GILA KIM TAEHYUNG?!" Namjoon yang marah sama sekali tak sama dengan Namjoon yang tenang seperti biasanya.

Taehyung hanya berdecih sambil menyeka darah di sudut bibirnya, rasa perihnya bahkan tak mampu menandingi rasa sakit dalam hatinya.

"Joon, jangan berisik dikamar-- ASTAGA ... APA YANG TERJADI?" Jin segera berlari menuju yang termuda saat dilihatnya kepala mungil itu terus dicengkeram oleh si empu dengan sebelah tangan, sedang satu tangan lainnya mencengkeram bagian perut.

"C-cakit Yung, uhh ... pucing," adu Yoongi dengan mata yang nyaris terpejam, Jin dengan sigap segera mengangkat tubuh itu dan dibaringkannya di atas kasur.

"Pergi sebelum aku berubah pikiran." Namjoon berbicara dengan suara rendahnya, pertanda emosinya sudah berada di ujung dan ia dengan sekuat tenanga mehanan, meski sudah lebih dulu terlepas setidaknya Namjoon masih bisa sedikit mengendalikannya.







"Bagaimana keadaannya, Hyung? " Jin bertanya dengan nada khawatirnya. Kini Yoongi sudah terlelap setelah diberikan obat oleh Bogum. Ia tak dibawa ke rumah sakit, hanya memanggil Park Bogum untuk datang ke mansion Kim karena kebetulan Bogum sedang libur dari pekerjaannya di rumah sakit.

"Beruntung tak ada luka yang serius, hanya perutnya sedikit memar juga belakang kepalanya sedikit bengkak karena benturan. Memangnya ada apa?" Jin sebenarnya sangsi untuk mengatakannya walau Bogum sudah tahu mengenai hubungan kedua saudara kandung itu, tapi tetap saja ini baru pertama terjadi, Taehyung sampai melakukan kekerasan fisik pada Yoongi.

Jin tahu apa yang terjadi setelah Namjoon menceritakannya. Ia geram tentu saja, berniat menghampiri adik sepupunya itu namun Namjoon menghentikannya. Yoongi lebih membutuhkannya saat ini.

[ END ] Little precious YoongiTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang