Seungmin dan Jeongin tengah sibuk memilih buku materi di depan sebuah rak buku. Ada yang harus mereka bicarakan, hanya berdua.
"Seungmin! Kau tidak terganggu dengan keberadaan Junkyu kan?"
Pertanyaan Jeongin mengundang anggukan kecil dari Seungmin. Lelaki manis itu sebenarnya tidak yakin dengan jawabannya karena ia tipe orang yang sulit bergaul, namun di sisi lain mengusir Junkyu pun menjadi opsi yang kejam.
Memang tadi pagi Jeongin berniat untuk menjemput Seungmin lebih awal dengan alasan sarapan bersama. Tapi di tengah jalan, Jeongin malah bertemu dengan Junkyu yang notabenenya teman satu SMP dulu.
Semuanya berakhir dengan Jeongin yang mengajak Junkyu berjalan bersama sambil mengobrol ringan karena sudah lama tidak bertemu.
Mana mungkin Seungmin tega memisahkan Jeongin dari Junkyu?
Sejak tadi Jeongin menunjukkan wajah canggungnya, lelaki itu terus mengkhawatirkan keadaan Seungmin. Padahal Seungmin pun semakin lama semakin terbiasa dengan situasi ini.
Junkyu pun menurutnya adalah anak yang baik karena mengerti keadaan Seungmin. Bahkan lelaki pemilik senyum indah itu selalu menyiapkan topik menarik untuk dibicarakan di sepanjang jalan.
Ini pertemuan pertama Seungmin dengan Junkyu, tapi rasanya Seungmin seperti sudah mengenal lelaki itu bertahun-tahun.
"Kalian lama sekali! Sedang membicarakan apa berduaan seperti itu?"
Junkyu yang menjadi topik pembicaraan Seungmin dan Jeongin secara tiba-tiba muncul menengahi. Kedua tangannya yang panjang merangkul pundak teman-temannya.
Pekikan kaget dari Jeongin membuat penghuni perpustakaan lainnya terpusat pada mereka. Junkyu tersenyum jahil sementara Jeongin menjitak dahi yang lebih tinggi dengan keras.
"Jangan berisik! Ini di perpustakaan!" peringat Jeongin, melepaskan paksa lengan Junkyu lalu beralih ke Seungmin yang masih diam membeku dengan buku kimia dalam dekapannya.
"Seungmin sampai kaget kan!" seru Jeongin bahkan urat di lehernya tampak, tanda marah.
Seungmin yang menyadari hal itu segera menunjukkan layar handphonenya, "Tidak apa-apa Jeongin." setelahnya ia menatap Junkyu.
"Junkyu kan hanya bercanda." lanjutnya lalu kembali menaruh handphone ke dalam saku. Ia berjalan meninggalkan Junkyu dan Jeongin yang masih saling berpandangan.
"Orang ramah seperti Seungmin ini yang menjadi korban bully Hyunjin?" tanyanya dengan suara kecil agar yang bersangkutan tidak mendengar.
Sebelumnya dalam perjalanan menjemput Seungmin, Jeongin sudah menceritakan semua hal pada Junkyu. Berhubung kedua orang itu sama-sama teman SMP Hyunjin dulunya.
Jeongin membalas pertanyaan itu dengan tatapan tajam, "Iya." jawabnya singkat lalu berjalan berniat menyusul Seungmin.
"Dari SMP sampai sekarang, aku benci sekali pada Hyunjin. Setelah Mashiho sekarang Seungmin?" keluh Jeongin ketika menghentikan langkah lalu menghadap ke belakang hanya untuk memeriksa posisi Junkyu yang masih berdiri di tengah-tengah rak buku.
Junkyu mengendikan bahu asal, "Hyunjin kan memang seperti itu. Mau bagaimana lagi..."
Jeongin mendecih kesal sebelum akhirnya benar-benar berlari menyusul Seungmin. Sedangkan Junkyu yang ditinggalkan di belakang kini sibuk memerhatikan interaksi Seungmin dan Jeongin.
"Yang ini tampaknya lebih sulit."
KAMU SEDANG MEMBACA
Morning Star | Stray Kids
FanfictionMencari arti kata 'bahagia' dalam keterbatasan hidup. ©Kyrumie, 2019.