[03] White Knight Or Dark Prince

4.5K 776 193
                                    

Jisung merasa tidak nyaman. Ingin sekali rasanya keluar dari kantor lalu duduk di bangkunya dengan kepala ditelungkupkan di atas meja.

'Tidak bisa! Tidak boleh melamun di saat seperti ini!' batinnya berteriak.

Kepala yang sejak tadi ditundukkan kini mengadah penasaran. Dalam beberapa detik matanya bertatapan dengan wali kelas. Membuatnya banjir keringat dingin.

Jisung tidak pernah mencatat kriminal di sekolahnya. Sekalipun ia dihindari dan terkena diskriminasi, yang ia lakukan hanyalah diam seolah tidak ada hal yang terjadi. 'Diam adalah emas,' pikirnya dalam hati. Hal itulah yang membuatnya selalu murung jika berada di sekolah.

Wali kelas Jisung, atau yang biasa disebut dengan panggilan Bu Yoon kini menghela nafas seolah ingin memulai pembicaraan yang penting. Ah tidak, entah kenapa Jisung mendapat firasat buruk soal ini.

Awalnya Bu Yoon ingin berbicara, mulutnya bahkan sudah terbuka. Namun kalimat itu kembali ditelannya. Ia meraih kertas kosong dan sebuah pulpen. Kemudian memberikannya pada Jisung.

"Banyak orang tua murid yang mengeluh,"

"Mereka bilang kau adalah masalah besar di setiap mata pelajaran."

"Selalu merepotkan murid yang lain dan terus bertanya pelajaran mudah pada guru."

Jisung diam tak berkutik ketika membacanya. Ia tidak punya hak untuk mengelak karena pada dasarnya hal-hal yang dituliskan Bu Yoon merupakan sebuah kebenaran.

Sudah berkali-kali Jisung menerima keluhan seperti ini. Namun rasanya tetap tidak berubah. Sesak dan sakit. Tangan Jisung meraih pulpen yang tergeletak di atas meja guru. Menuliskan balasan untuk pesan Bu Yoon.

"Segitu merepotkannya ya Bu? Lalu saya harus bagaimana?"

Bu Yoon merasa bersalah ketika membacanya. Tidak tahu harus membalas apa. Hanya menatap sendu wajah Jisung yang terpasang topeng cerah.

Tentu saja sebagai wali kelas, ia merasa iba dan mengerti akan kekurangan Jisung. Sayang sekali ketika berusaha memberikan perhatian lebih, Bu Yoon malah dicap sebagai guru yang tidak profesional.

"Ibu..."

Bu Yoon sempat kaget karena Jisung tiba-tiba memanggilnya dengan suara. Lagi-lagi Jisung tersenyum kecil, badannya sedikit membungkuk, "Maaf, pasti saya tsanga melepotkan."

Tidak. Han Jisung tidak merepotkan. Seharusnya lingkungan di sekitarnya sadar akan hal itu. Namun mereka memilih untuk mengucilkan Jisung bahkan menyudutkannya.

Bu Yoon kembali menuliskan pesan di kertas kosong, "Mulai hari ini kelasmu terpisah. Kau akan belajar sendiri dengan guru khusus."

Jelas sekali ekspresi tak yakin terpampang di wajah Jisung. Bu Yoon buru-buru menambahkan pesan pada kertas tersebut. "Tidak masalah kan? Kau bisa menolaknya kalau tidak suka,"

Kepala Jisung menggeleng, "Tidak apa-apa, saya akan mencobanya." jawab Jisung tegas bahkan tanpa adanya salah pengucapan, setidaknya cukup untuk membuat Bu Yoon merasa lega.

Morning Star | Stray KidsTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang