[26] Filled Up By Black

3.1K 531 51
                                    

Banyak hal terjadi di atas jembatan. Pertemuan, perpisahan bahkan kematian. Dan Felix merasa takut pada opsi ketiga. Di saat seseorang --yang bahkan belum ia ketahui namanya tiba-tiba melompat dari fasilitas tersebut.

Suara kecipak air tidak menipu indra pendengarannya. Kini ia hanya diam mematung, berpikir haruskah ia bertahan atau menyusulnya. Walaupun kedua tangan sudah siap mengangkat tubuh di atas pagar pembatas.

Ini nyata. Seseorang pergi bunuh diri di sampingnya. Tanpa ada penyesalan, pergi dengan bahagia, kembali pada Yang Maha Kuasa.

"MINHO!"

Pada detik selanjutnya seorang lelaki berlari, ia berhenti di tempat samping Felix. Badannya dicondongkan guna memeriksa keadaan di bawah jembatan.

"ERIC! CEPAT CEK KEADAAN DI SISI SUNGAI!" perintah lelaki itu pada temannya yang tampak masih berlari tak jauh darisana. Setelahnya ia segera mengambil handphone untuk menelepon polisi dan menjelaskan hal yang terjadi.

Felix masih terpaku diam. Bukan karena merenung untuk memilih jalan, hanya saja nama 'Eric' mengembalikan kesadarannya.

"Eric?" gumamnya bingung, tak sadar satu kaki sudah melangkah ke depan. Mengabaikan fakta bahwa kakinya masih tidak bertenaga. Membuatnya jatuh membentur aspal jembatan.

"Eh? Kau tidak apa-apa?!"

Kini malah lelaki di sebelahnya yang berseru panik. Berkali-kali lelaki freckles itu ditenangkan, tapi ia terus bergerak gelisah seolah dikejar sesuatu.

"Tenang dulu! Apa kakimu terluka?"

"Bukan itu yang penting! Eric, dimana temanmu yang bernama Eric itu?"

Lelaki itu mengangkat satu alisnya bingung, dahinya mengerut, "Sohn Eric?"

Kegelapan menyambut Felix. Ia pingsan sebelum sempat memberikan jawaban untuk pertanyaan lelaki yang sekarang sedang menahannya.

 Ia pingsan sebelum sempat memberikan jawaban untuk pertanyaan lelaki yang sekarang sedang menahannya

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Keesokan harinya.

Kedua kelopak mata Felix terbuka. Lelaki freckles itu terbangun dengan mata sembabnya. Walaupun tidak bisa melihat, Felix sadar kalau cahaya yang diterima kedua matanya terlalu menyilaukan.

"Eumh... Kak Chan..." panggilnya spontan. Setelahnya terdengar suara pintu berderit, Felix tahu seseorang sedang menghampirinya.

Diciumnya aroma orang tersebut, ternyata bukan Chan. "Kak Woojin..." gumamnya lemah. Tangannya bergerak, tak sengaja menggapai ujung sweater yang dikenakan Woojin. "Mana Kak Chan?"

Yang lebih tua menghela nafasnya berat. Tangannya terulur untuk mengelus lembut rambut Felix. "Chris sakit, dia sedang tidur di kamarmu."

"Tidak, aku sudah bangun."

Tanpa disadari kedua orang tersebut, Chan sudah berdiri di ambang pintu dalam keadaan masih kacau, rambut berantakan juga wajah bengkak. Woojin melepaskan pegangan tangan Felix lalu berjalan cepat menuju lelaki blonde itu.

Morning Star | Stray KidsTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang