@7 Mulai Berlatih

29 5 2
                                    

Berhari hari mereka mempelajari buku masing masing. Yang tentu saja membuat mereka semakin terampil dengan keahlian yang mereka pelajari dari buku tersebut.

Gemi berkeliling desa mencari inspirasi untuk dijadikan desain baju yang akan ia buat.

Sedang asyik melihat lihat gaya pakaian yang terpampang di toko..tanpa sengaja ia bertabrakan dengan seorang kakek tua bertongkat.

Ia menatap wajah kakek itu dan sontak ia terkejut. Tiba tiba ia teringat pada kakeknya yang belum lama ini meninggal karena serangan jantung.

Ia begitu dekat dengan kakeknya itu. Ia melamun dan kakek yang dijumpainya itu menegurnya.

"Tidak baik melamun...nanti kau bisa kerasukan!!" Ujar kakek itu.

"Akhh...maafkan aku..kakek mau kemana?? Biar aku antar!!" Gemi menawarkan bantuan dengan senang hati.

"Kakek mau pulang...rumah kakek tidak jauh darisini...namamu siapa nak??" Tanya kakek itu.

"Aku Gemi...kalau kakek??" Gemi balik bertanya.

"Sukiman...bisa dipanggil kakek Kiman..kamu yang bersama 6 gadis itu bukan!!" Ucap kakek kiman.

"Ah..iya..darimana kakek tau??" Tanya Gemi lagi.

"Itu kakak saya penjaga perpustakaan yang menceritakan" balas kakek itu.

'Berbeda sekali dengan saudara dinginnya itu!!' Batin Gemi.

"Uhm...baiklah kek...mari ku antar!!"

Gemi mengantarkan kakek itu dan melupakan pekerjaannya. Ia merasa tidak asing dengan kakek Kiman dan langsung menganggapnya sebagai kakeknya sendiri.

.
.
.
.
.

Di sebuah pohon belakang rumah Noki...tampak Nesya sedang duduk bersandar sambil membaca buku bela dirinya.

Sesekali ia juga tampak mempraktekkannya. Rumput rumput disekelilingnya pun sudah rusak karna hantaman kakinya yang sesekali memperagakan gerakannya itu.

Pohon tempatnya bersandar pun juga sudah terkelupas kulitnya karena gerakan tangan dan kakinya yang sangat kuat.

PRANGGGG!!!!

Terdengar suara panci jatuh dari dapur...tak lama terciumlah bau masakan yang sangat enak..membuatnya berhenti latihan dan tergerak untuk mencari sumber bau yang menggoda itu.

"Kau sudah selesai??" Picesya bertanya sambil membereskan semua bahan makanan yang berserakan di meja dapur.

Tampak sepiring mie di meja makan..baunya sangat harum..tampilannya pun menarik dihiasi dengan irisan tomat dan selada dipinggirannya.

Tanpa menjawab pertanyaan Piscesya...Nesya langsung mencomot mie goreng itu dengan tangannya.

"Hei!! Kau jangan memakannya sendiri...sisakan juga untuk yang lain. Lagipula kau jorok sekali Nesya...makan itu cuci tangan dulu...itu kan cuma sepiring...nanti tanganmu itu bisa mengotorinya..." kesal Piscesya.

"Iya maaf...aku khilaf..lagipula aku juga lapar...nanti sisakan lagi untukku ya!!" Ucap Nesya dan beranjak darisana dengan mulut penuh dengan mie goreng.

.
.
.
.
.

Telah lama mereka berlatih..hingga mereka semua mahir melakukan keahlian masing masing.

Tak lupa mereka mengikuti les beladiri dadakan yang dilakukan Nesya.

Gemi telah menyelesaikan baju baju yang akan mereka gunakan nanti saat petualang dimulai nantinya.

Begitupula dengan Cornia yang telah mengajarkan mereka cara memakai persenjataan yang telah disiapkannya.

Virga juga sudah semakin mahir membuat perangkap perangkap kerennya.

Dan jangan lupakan Piscesya yang sudah mahir dalam hal masak memasak. Bahkan gadis itu sudah bisa memasak makanan dengan bahan seadanya namun dengan rasa terjamin luar biasa.

Ramuan ramuan ajaib pun sudah banyak diselesaikan oleh Leony. Bahkan ia sempat dijuluki sebagai penyihir oleh teman temannya itu.

Dengan kemampuan mereka yang sekarang...mereka telah banyak membantu warga desa yang membutuhkan bantuan.

Tapi setiap mereka latihan...Gemi selalu menghabiskan waktu latihannya bersama kakek Sukiman tanpa sepengetahuan yang lainnya. Ia beralasan mencari inspirasi keluar.

Gadis itu juga belum menceritakan soal kakek Kiman yang ditemuinya itu.

Kesibukannya itu mampu membuat temannya yang lain jengkel padanya. Namun kebersamaan mereka kembali muncul saat mereka berkumpul dirumah dan mengerjai Bonbon dan Bino.

Apalagi dengan Leony yang sering usil memasukkan ramuan anehnya kedalam makanan Bonbon dan Bino. Dan tentu saja kedua pria malang itu bertingkah aneh dibuatnya karena ulah ramuan tersebut.

.
.
.
.
.

Malam yang sunyi dan dingin tidak mematahkan semangat Leony dan Cornia membaca buku masing masing.

Meski mereka duduk di kursi yang sama...tapi mereka saling memunggungi dan tidak peduli satu sama lain.

Sementara temannya yang lain sudah tertidur pulas di kamar. Tanpa disadari mereka berdua tertidur di kursi itu dengan tangan memeluk buku yang mereka baca.

Malam berlalu begitu cepat. Sayup sayup suara ayam berkokok mulai bersahutan.

Cornia terbangun dari tidurnya saat angin pagi membawa bau amis dan melintas di indra penciumannya.

Karena takut...Ia pun memutuskan membangunkan Leony untuk menyelidiki bau amis tersebut.

"Hey bangun!!!" Ucapnya sambil mengguncang guncang tubuh temannya itu.

Dengan mata yang masih mengantuk...Leony menjawab.

"Ada apa kau membangunkanku tengah malam begini??"

"Tengah malam?? Ini sudah pagi!!!" Kesal Cornia.

"Terserahlah...itu sama saja..ada apa hmm??" Tanya Leony masih terkantuk kantuk.

"Apa kau mencium bau amis darah??" Tanya Cornia memastikan.

"Darah!!!! Dimana??!!!" Tanya Leony heboh dengan mata yang sudah membuka sempurna sekarang.

"Ssstttt....kau ini!!! Nanti semuanya bangun!!" Cornia membekap mulut Leony sambil menenangkannya.

"Lalu?? Kita harus bagaimana??" Leony mulai serius.

"Uhmmm...Kita cari saja sumber baunya!! Kurasa asalnya dari luar" jawab Cornia.

Mereka langsung mengendap ngendap menuju pintu depan. Dengan perlahan mereka membuka pintu tersebut.

Mata mereka menangkap sebuah bingkisan yang dihiasi dengan pita. Kecemasan mereka mulai mereda.

"Emangnya siapa yang ultah??" Tanya Cornia bingung.

"Entahlah...tapi entah kenapa bau amis itu makin pekat??? Uhmmm...kurasa baunya berasal dari bingkisan itu!!" Ucap Leony ragu.

Leony memberanikan diri untuk membuka bingkisan itu.

"Kyaaaaaaaa!!!!!!"

Mereka berdua serentak teriak saat melihat isi bingkisan itu.

Yang lainnya terbangun saat mendengar teriakan mereka yang cukup kencang itu dan bergegas melihat keadaan mereka di luar.

PRANGGGGG!!!! KLONGTANG!!! KLONGTANG!!!

seekor tikus menjatuhkan sebuah panci gosong dari rak piring karena ikut terkejut mendengar teriakan tadi.

"Dalam situasi panik begini...masih ada juga panci yang jatuh!!!" Dumel Piscesya sambil bergegas keluar.

"Kurasa itu tikus...sudahlah!! Ayo cepat!!!" Nesya menjawab dengan tergesa gesa.

"Ada apa??!! Kenapa kalian berteriak??" Salah satu dari mereka bertanya.

"Lihat ini!!!"

Fighting Dreamers!!! GO!!!Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang