5. Misteri yang terungkap

17 1 0
                                    

Setelah membicarakan mengenai Tyas pada Randy. Dannz menceritakan tentang Tyas kepada Ayah dan ibunya. Tapi dimanapu ia bercerita semua orang seperti tidak menerima Tyas sebagai kekasihnya.

Malam itu ia kembali menghubungi Tyas. "Sayang kamu bisa nggak ke Tempatku? Ada yang mau aku omongin." Rasanya Dannz begitu gemas ingin mengatakan sesuatu.

"Iya Dannz aku akan kesana jam 21:00 malam ini. Sekalian aku beliin kamu sesuatu. Kata Tyas dengan terengah - engah karena dia sedang melayani seseorang.

"Kamu baik-baik aja kan sayang? jangan repot-repot ya." Dannz kemudian menutup teleponnya.

Senja itu terasa lain sekali. Sangat dingin mencekam menuju malam. Dannz sendirian di apartementnya masih terbayang dan terhipnotis oleh wajah Tyas. Dia sangat menginginkan wanita itu selalu ada disisinya.

Jam 19:00 dia berusaha mengalihkan pikirannya dengan main game dan playstation. Akan tetapi, begitu kuatnya pesona itu hingga ia masih saja sempat membayangkannya.

Jam 20:30 Dannz sudah mondar-mandir di depan pintunya. Kemudian ia mulai sadar bahwa ia kehilangan kesabarannya setiap ia mengingat Tyas.

Hingga pukul 21: 00 tepatnya malam itu, malam jumat. Dannz bersiap menunggu Tyas datang. Lima belas menit berlalu dari pukul 21:00, ada seseorang di depan pintu.

Dannz membukanya karena ia mengira itu Tyas. Alangkah terkejutnya, ia membuka pintu dan ternyata orang yang datang seperti ratu noni belanda yang membawa belati dan menghunus jantungnya.

Dannz jatuh dari kursi, ia bermimpi. Rupanya sudah jam 20:40. Ternyata Tyas datang lebih awal. Ketika ia buka pintu itu, Tyas seolah mengeluarkan sinar yang menyilaukan untuknya.

"Udah lama nunggu ya sayang? Aku tadi langsung pesan mie ayam kesukaanmu." Kata Tyas sambil membuka jacketnya. "Ah nggak kok sayang, aku baru selesai main Playstation. Aku duduk diam dirumah aja daritadi sore." Kata Dannz dengan nada polos.

"Oh ya? Sayangku udah pinter dong nurutin kemauanku." Tyas memeluk Dannz. "Sayang apakah semua Tattoo kamu bisa dihapus?" Tanya Dannz dengan wajah serius.

"Ada apa sayang kok kamu tiba-tiba mempermasalahkan tattooku gini sih. Aku kan udah bilang, ini permanen udah gak bisa hilang. Lagian kalau aku laser nanti kulitku jadi aneh karena 70% badanku udah aku tattoo. Kamu harus nerima aku apa adanya dong." Jawab Tyas yang memegang kedua pipi Dannz dengan kedua tangannya.

"Tapi mama papa nggak mau menantunya tattooan katanya. Aku sudah menceritakanmu ke mereka. Aku sayang sama kamu Tyas." Dannz pun memeluknya.

"Cup..cup...aku tahu kok kamu sayang banget sama aku. Aku sebenarnya pengen minta duit yang." Tyas memulai aksinya. "Untuk apa sayang? Aku nggak mau kamu minum obat lagi yah." Dannz mengelus kepala Tyas.

"Sumpah sayang, aku pengen lanjut kuliah tapi uang pendaftarannya kurang enam ratus lima puluh ribu. Aku pengen minta mama takut nggak enak namanya ibu tiri." Tyas merayu Dannz agar memberikannya uang enam ratus lima puluh ribu untuk mentraktir temannya diluar sana pesta obat-obatan.

"Yasudah ini pegang dulu satu juta. Aku tidak mau kamu kekurangan disana." Dengan mudahnya Dannz memberikan uang kepada Tyas. "Makasih sayang. You are the best..!" Tyas merasa gembira karena rencana pertamanya sukses.

Malam itu ia melaksanakan maksud buruknya. Ia membuat Dannz menikmati kemaluannya yang telah ia baluri dengan minyak pemikat bercampur madu. Dannz merasa bahwa Tyas adalah wanita sempurna yang ia cari selama ini.

Tyas mencumbu Dannz hingga dia lemas. Esok paginya Tyas pulang tanpa sepengetahuan Dannz.

"Sayang aku sudah di tunggu kawanku pagi ini, kamu makan nasi goreng yang aku siapin dan jangan lupa kamu chat aku kalau sudah bangun yah."

Isi pesan dari Tyas pukul 07:00 pagi tadi. Sekarang jam 09:45 pagi, Dannz lupa hari ini adalah jadwal kuliah semester barunya. Dia adalah mahasiswa cerdas lulusan SMA London. Dia mengambil semester tiganya sambil menyelesaikan semester lima sebagian.

Dannz tersadar ia harus membayar beberapa keperluan kuliah hari ini dan ia teringat semalam sudah memberikan semua uang cashnya pada Tyas. "Aduh mati aku. Bagaimana ini, kalau aku minta tambahan lagi mama papa akan semakin tidak menyukai Tyas." Maka pagi itu ia putuskan untuk meminjam uang ke Randy, sahabatnya.

Dannz menelepon Randy.

Randy: "Halo Bro, apa kabar?
Tumben waktu kuliah kau
Menghubungiku?"

Dannz : "Anu Ran, aku mau Pinjam
duit sejuta."

Randy: "oh Sejuta, Kok gemetar gitu
ngomongnya bukannya
semua biaya udah di
tanggung yah?"

Dannz : "iya Tapi aku udah kasih
semalam uangnya sama Tyas
untuk pendaftaran kuliahnya
yang kurang enam ratus lima
puluh ribu."

Randy: "Whaaat ?! Ini udah pasti
nggak beres, kau kok bodoh
banget sih dannz. Kau mulai
diporotin tapi nggak sadar! "

Dannz : "Udahlah jangan banyak
komen bro, aku butuh
banget nih. Transfer
sekarang ok? Tar aku ganti
kalau lotre ku tembus."

Randy: "Kali ini aku tolong tapi kalau
dia nyusahin kau lagi aku
selidiki dia."

Dannz : "Hahaha Ada-ada aja kau."

Setelah berbicara dengan Dannz, Randy yang lebih dulu lulus fakultas ilmu hukum ini mulai tergerak untuk menyelidiki Tyas ini. Bagaimanapun ia kenal dengan Dannz dan rasanya tidak wajar.

Pertama, Dannz tidak pernah mudah memberikan wanita uang dan materi dengan cuma-cuma, kedua Dannz tidak pernah menuruti kata-kata wanita apalagi patuh terhadapnya.
Ketiga, yang paling fatal Dannz tidak pernah mau mengenalkan wanita kepada orangtuanya dengan penampilan buruk seperti itu.

Ia semakin hari semakin curiga dengan gelagak sahabatnya itu. Kemudian ia memutuskan untuk bertamu ke rumah kediaman orang tua Dannz di tengah kota. Randy pergi dengan inisiatifnya sendiri.

Like and Vote nya dulu yah friend
Gratis kok 😉

Dannz (Pilihan Hati) CompletedTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang