13. Kebahagiaan Hakiki

12 1 0
                                    

Setelah tiba dikota....

Dervina dan Dannz menempati sebuah hunian berukuran 10×10 meter dengan dua lantai yang tampak baru dengan perabotan seadanya.

"ini rumah siapa sayang?" Tanya Dervina. Ia heran bukan kepalang. "Apa kau suka rumah ini?" Dannz bertanya balik. "Iya tapi mana ayah dan ibumu? Aku tidak melihat siapapun dari sini." Jawab Dervina.

"Tidak ada seorang pun disini, ini istana kita." Dannz tersenyum. "Benarkah? Aku bersyukur. Alhamdulillah kita bisa tinggal dirumah sebagus ini. Tapi apa kamu nggak kesepian? Kita hanya berdua." Dervina tersenyum sumringah.

Lalu Dannz memeluknya dari belakang. "Nanti, anak-anak kita akan membuat ramai rumah ini." Dervina sangat bahagia mendengarnya.

Sekejap saja rumah itu disulap menjadi rumah yang nyaman oleh Dervina. Dibantu oleh para asisten rumah tangganya.

Dannz yang semakin sibuk bekerja itu membuat Dervina kadang tertidur di kursi ruang tamu karena menunggunya pulang.

Dua bulan tinggal dirumah baru mereka, muncullah sosok Karmila Theodora yang tidak sengaja mengurus kasus perceraiannya dengan Dewa Di kantor Dannz.

"Maaf ada yang bisa saya bantu?" Sambil mengetik surat kuasa di laptopnya, Dannz yang kini jadi pengacara bertanya pada sosok wanita berpakaian seksi dengan surat gugatan di tangannya.

"Nandan Ali Prasetya? Sepertinya aku kenal nama ini." Jawab Karmila. Mendengar suara yang tidak asing itu Dannz tersadar. "Karmila?! Apa yang kau lakukan disini?" Memakai kopiyah dan kemeja membuat Karmila tidak mengenal style Dannz.

"Mana Dannz yang trendy? Kenapa kau berpakaian layaknya pria dewasa tahun sembilan puluhan?" Karmila tertawa mengejek.

"Sudahlah, apa kabar? Kau bercerai dengan suamimu? itu perbuatan yang  dibenci oleh Allah." Kata Dannz. "Rupanya selain norak sekarang kamu seorang Da'i" Karmila tersenyum sinis.

"Aku bukan Da'i tapi sesama manusia harus saling mengingatkan." Dannz mengambil surat gugatan dan memprosesnya.

"Tolong lakukan itu secepatnya aku sudah tidak tahan serumah dengan Suamiku yang pemabuk." Terang  Karmila memberitahu Dannz.

"Kau tidak berubah Karmila, malah semakin menjadi-jadi saja." Dannz menggelengkan kepala sambil memberikan surat kepada Karmila untuk di tanda tangani.

Tiba-tiba Karmila memeluk Dannz dengan gerakan sensual di area alat vitalnya. Sambil menekan- nekan tubuhnya.

"Dannz yang terjebak disana, langsung mendorong Karmila. "SADARLAH. Aku sudah Suami orang lain. Carilah pengacara lain untuk menolongmu. Caramu membuatku tidak nyaman." Bentak Dannz.

"Aku tidak menyangka sekarang kau sudah menikah bahkan kau tidak perduli dengan apapun. Aku iri dengan semua itu. Mengapa kau meninggalkanku disaat kau sudah bersenang-senang.?" Karmila yang masih punya perasaan itu kesal dan meninggalkan ruangan.

Dalam hati Dannz berkecamuk dengan dilema. Ia tak ingin rumah tangganya retak. Maka ia putuskan untuk menghapus kasus Karmila yang terlanjur terdaftar.

Dannz pulang kerumahnya lebih awal. Kasus mahal yg di tawarkan Karmila telah ia tolak begitu saja. Ia ingin jujur menceritakannya pada Dervina.

"Sayang, aku tadi mendapat ujian iman." Kata Dannz. "Kenapa? Sekertarismu cantik-cantik ya sayang?" Dervina hanya tersenyum.

"Mantan Pacar pertamaku datang menyelesaikan kasus cerainya dengan  suaminya. Lalu dia menggodaku tapi aku tidak menyetujuinya. Aku membentaknya." Jawab Dannz.

"Kamu membentak perempuan? Kamu tidak boleh seperti itu. Tegur sajalah dia itu sudah terlalu kasar." Kata Dervina.

"Aku cuma tidak ingin siapapun menggangguku, karena aku cuma sayang sama kamu." Dannz memeluk Dervina. Lalu dengan cepat tangan Dervina menyingkirkan tangan Dannz dari perutnya.

"Aku juga mau jujur sama kamu. Sekarang bukan kamu satu-satunya yang aku cintai." Dannnz begitu kecewa dan terkejut mendengar pernyataan istrinya yang biasanya hanya dirumah itu.

"Apa maksudnya sayang? Aku tidak habis pikir kenapa kamu bisa sayang dengan orang lain? Seharusnya kamu bilang ini dari awal agar pernikahan tidak terjadi." Sambil membelakangi istrinya.

"Kalau pernikahan ini batal, maka orang lain itu tidak pula bisa aku sayangi." Heran dan merasa aneh dengan pernyataan Dervina. Dannz terpancing "Dimana bajingan itu? Kenapa dia justru merusak pernikahan kita yang baru berumur beberapa bulan saja?" Dervina tidak kuasa menahan Tawanya.

"Astagfirullah Kau menyebut anakmu bajingan?" Dannz yang baru tersadar ia akan segera jadi Ayah ini merasa bahagia sekali. "Benarkah sayang, Aku senang sekali." Jawab Dannz. "Kamu mau kasih nama siapa anak kita nanti?" Tanya Dervina.

"Kalau dia cowok aku mau kasih nama Dendra, Kalau cewek Adibah. Sangat sederhana kan. Seperti kita dimata Allah Swt." Jawab Dannz.

Dengan kehamilan Dervina keluarga Dannz terasa lengkap dan kian bahagia.
Sembilan bulan kemudian, Dervina melahirkan bayi laki-laki yang kemudian diberi nama Muhammad
Dendra Derdan Prasetya. Mereka sepakat memberikan pendidikan Agama untuk anaknya jika anak itu berumur tujuh tahun, Agar kelak tidak ada lagi yang mengulang kesalahan Daanz Dalam hidupnya.


Dannz (Pilihan Hati) CompletedTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang