Seminggu telah berlalu, di padepokan tersebut. Santri yang bernama Abbas semakin terlihat tidak menyukai Dannz.
Saat itu hari jumat, setiap santri bergiliran untuk latihan menjadi muadzzin dipagi hari. Aktifitas untuk melatih anak-anak itu diikuti pula oleh Dannz. Semua dasar-dasar ia ikuti dengan baik.
Sekarang ia bisa menghafal dan mengaji meski terbata-bata. Ia sudah menyelesaikan IQRO' nya. Dervina pun kagum dengan tekad Dannz yang kuat untuk belajar.
Abbas tidak menyukai jika Dannz berdua terus dengan Dervina saat pengajian selesai. Itu karena Dannz harus mengkaji dan mengkaji lagi bacaannya.
"Dannz, kau harus hati-hati. Aku tidak sengaja mendengar Abbas tadi di tempat wudhu. Katanya dia akan mempermalukanmu depan Dervina dengan menyuruhmu latihan Adzan." Kata Farid berbisik.
"Tenang aja Far, kita lihat seberapa jahat si Abbas di rumah Allah." Jawab Dannz. Setelah shalat Dhuha, Abbas pun mengumpulkan santri untuk belajar adzan. Namun ketika Dervina sedang melintas dia memanggil Dannz untuk melakukan Adzan.
"Ayo bule, tunjukkan caramu adzan di depan Dervina!" Dengan tatapan angkuh ia meninggalkan Dannz di mimbar sendirian. Dannz merasa takut dan malu, namun selama ini ia selalu mendengar Adzan dan ia yakin bahwa ia pasti bisa melakukannya.
"Bismillahirahmanirrahim."
Dannz memulai Adzannya, terdengar merdu dan lantang menyerupai apa yang ia dengar selama ini. "Masha Allah, itu suara anak Damar. " Kata Ustad Ahmad kepada Kyai Andry yang berjalan menuju Masjid."Masha Allah, merdunya suara itu." kyai Andry memuji Dannz. "Pasti Abbas telah melatihmu dengan baik." Kata ustad Ahmad. "Kau harus membaca Alquran pula dengan baik nantinya." Kyai Andry menambahkan harapan pada Dannz.
"Suaramu begitu merdu, pasti malam ini Dervina akan memujimu, Dannz!" Farid mengungkapkan rasa kagumnya pada Dannz. "Far, sebenarnya aku hanya nyontohin orang Adzan di masjid, Semua itu karena aku sering mendengar suara Adzan." Dannz tersenyum.
seperti biasa, sehabis isya Dannz bergegas menuju tempat pengajian anak-anak bersama Dervina. "Hari ini Kk akan membagikan Kalian Permen dan Coklat. Kenapa? Karena kalian hebat. Ada yang sudah pandai Muadzzin, Dan merdu suaranya." Sambil menunduk penuh kagum di hatinya.
Dannz akhirnya menyadari bahwa Dervina memang gadis yang baik. Dia dapat menghargai hal-hal kecil dan sangat pemaaf. Tapi dia juga adalah gadis yang tidak akan pernah ia miliki.
Dannz selalu berusaha bersikap baik di padepokan. Walau setiap harinya Abbas selalu membuatkannya masalah. Dannz terlanjur nyaman dengan lingkungan damai di sekitarnya.
Suatu subuh, ia mendekat kearah rombongan santri Abbas dan tiga temannya. "Nandan bule itu mulai mengacau rupanya. Dia berani dekati Dervina! Aku sudah meminta abiku untuk menjodohkanku dengan Dervina." Kata Abbas di depan temannya.
"Lagian si bule bisa apa, bang? Abang ketua kamar disini." Sahut kedua temannya. Sambil tertawa bersama, Abbas melayangkan pernyataan : "Aku kan mengerjai si bule, kita sembunyikan kunci kamarnya biarkan dia tidur dan masuk angin di luar." Mendengar rencana itu, teman-temannya Tertawa terbahak- bahak.
Dannz yang mendengar itu, mencari Farid dan meminta tolong agar Farid membukakan pintu jika ia harus kehilngan kunci kamarnya malam ini.
Untung saja Farid menyetujuinya.Seusai shalat Magrib Dannz masih merasakan kunci itu ada di sakunya. Namun ia khawatir ia bisa kehilangan kunci jika sedang berwudhu. Maka ia selalu mengawasi kunci kamarnya. Namun ternyata ia lengah, kunci itu tercuri saat ia mencuci kakinya.
"Dapat juga kuncinya. Biar dia tahu rasa untuk tidak mengambil hak orang lain." Abbas tersenyum licik malam itu. Dia sedang mengawasi Dervina mengajari Dannz.
"Kamu cukup pintar dan paham ya. Sekarang kita coba membaca surah pendek. " Kata Dervina yang sedang mengajari Dannz surah Alfatihah dan Al falaq.
"Boleh, aku senang waktuku sekarang tidak terbuang percuma. Aku bisa mengaji dan belajar agama." Dannz tersenyum sambil membaca ayat- ayat suci itu dengan baik.
"Dervina sangat manis, baik dan cantik. Akhlaknya sangat bagus dan berbudi luhur. Aku tidak bisa memilikinya, aku tidak berhasrat saat dengannya. Aku merasa dia sahabatku, namun hatiku bahagia saat melihatnya tersenyum. Apakah ini rasa suka karena biasa?"
Dannz memikirkan itu sembari berjalan ke kamar Farid untuk menumpang tidur.Esoknya ada hal mengejutkan, kamarnya di bongkar dan di geledah. Kemudian Abbas melaporkan ada semacam 'pengaman' ditemukan di dompet Dannz. Ia bermaksud mempermalukan Dannz kedua kalinya.
"PLAK...PLAK..."
Dua kali tamparan di pipi Abbas. "Sejak kapan aku mengajari santri untuk masuk ke kamar santri lain menyelinap dan membuatnya tidak bisa tidur dikamarnya sendiri?" Ustad Ahmad menasehati Abbas agar tidak lagi menyalahgunakan kewajibannya sebagai ketua kamar.
"Kami mengajari kalian untuk saling menghormati orang lain yang sedang menempuh pendidikan dan menuntut ilmu. Kalian adalah santri bukan golongan yang bar-bar." Ustad Ahmad membubarkan santri dengan teratur.
"Nandan, kamu ikut kami." Ajak Ustad Ahmad. Dannz pun berjalan menuju ruangan Kyai Andry.
"Duduklah anakku,
Apa yang kau takutkan. Ayahmu, juga adalah santri disini. Beliau teman seperjuangan Ustad Ahmad. Dia pun memiliki kasus yang sama denganmu. Berkaitan dengan wanita." Kyai Andry mulai bertutur."Apa papah saya juga suka bermain wanita kyai?" Ustad Ahmad tertawa bersama Kyai. "Tidak anakku, Dia justru takut melihat wanita. Dia ingin belajar berani melamar ibumu." Dannz tertunduk malu.
"Papahku lebih baik dari aku pak ustad. Aku sangat mempermalukan beliau." Lalu Ustad Ahmad mengatakan "dengan kau mau belajar di sini, ayahmu akan bangga. Dan ingatlah untuk terus menghargai kaum Wanita. Mereka lemah dan harus dilindungi serta dimuliakan. Ingat, kau terlahir dari wanita pula."
Mendengar nasehat itu, Dannz tersadar bahwa ia telah merendahkan martabat banyak wanita. Dannz juga menyimpulkan ternyata rasa senang dan bahagia saat melihat Dervina adalah rasa suka yang sebenarnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Dannz (Pilihan Hati) Completed
Genel KurguDannz seorang anak pengacara yang berprofesi sebagai agen khusus polisi menemukan kerisauan dalam hatinya. Berkali-kali gagal dalam urusan cinta karena sifat buruknya yang gemar sekali akan wanita membuatnya jera sendiri. Saat ia memutuskan untuk me...