29-Simple Proposal

326 47 9
                                    

Seoul, 2021...

Seorang gadis berambut pendek membuka jendela kamarnya lebar-lebar, membiarkan angin malam masuk menyejukkan ruang kamarnya. Ia duduk di meja belajarnya sembari menatap keluar, melihat butiran salju yang turun. Musim dingin sudah tiba dan ia menyukainya.

Sepasang kaki masuk ke dalam kamarnya sambil membawa segelas susu hangat rasa coklat, kesukaannya dengan sepiring kecil yang berisikan cookies berukuran cukup besar.

"Tzuyu-ya," panggil laki-laki itu.

Tzuyu menolehkan kepalanya kemudian mengambil gelas itu, "thanks oppa," ucapnya sambil tersenyum lebar.

Mark senang mendengar gadis itu memanggilnya 'oppa' lagi setelah bertahun-tahun.

"Cookies-nya?"

"Buatan oppa?" Tanya Tzuyu takjub. Ia mengambil sepotong cookies lalu memasukkan ke dalam mulutnya, "eum, enak. Oppa buat sendiri?"

Mark tersipu malu, "hehe iya, aku lihat ada resep di atas kulkas jadi aku buat aja," ujarnya seraya mengusap-usap tengkuknya.

"Ah I see." Tzuyu kembali menatap salju-salju itu, "itu resep buatan mama, gege sering buatin untuk aku. Sekarang 'kan gege udah gak ada, jadi oppa mau gak jadi pengganti gege?"

"Tentu saja, aku pasti membuat cookies untukmu setiap malam," jawab Mark membelai puncak kepala Tzuyu.

Namun gadis itu malah mendengus kesal, ia menepis tangan Mark dari kepalanya, "maksud aku bukan jadi gege yang begitu tapi oppa selalu ada di sebelah aku, seperti gege dulu."

"Ah begitu. Tentu saja aku akan selalu bersamamu sebelum kita menikah."

Mata Tzuyu berbinar-binar mendengarnya, "kita akan menikah? Oppa dan aku?"

Mark menggeleng, "maksudnya kamu nikah dengan orang lain, aku juga nikah dengan orang lain."

Tzuyu menggelengkan kepalanya, "gak mau, aku mau sama oppa sampai kita meninggal."

"Tidak bisa, aku 'kan harus tinggal dengan istriku dan kamu harus tinggal dengan suamimu."

"Makanya kita menikah berdua aja!"

Perkataan Tzuyu membuat Mark terlonjak kaget namun ia segera mengontrol ekspresi wajahnya dengan cepat, "kau ini ada-ada saja hahaha sudah cepat minum susumu sampai habis lalu tidur. Besok kita akan ke makam Jackson."

"Berdua aja 'kan?" Tanya Tzuyu memastikan.

"Ng, ada Lucas. It's okay?"

"Aku gak mau ketemu dia."

"Udah hampir dua tahun kamu gak mau ketemu dia. Apa boleh aku tau kenapa?"

"Aku gak suka dia. Oppa keluar saja sana! Aku mau tidur," usir Tzuyu.

"Good night, sleep well," ucap Mark mengecup kening Tzuyu singkat sebelum keluar dari kamarnya.

***

Minggu pagi salju turun cukup deras. Cuaca menjadi sangat dingin. Meskipun begitu, Tzuyu bersiteguh mengunjungi Jackson, di laut dekat dengan gereja milik Tuan. Laut biru luas itu adalah makam yang dimaksud Mark.

Pada hari yang sama saat hasil otopsi Bambam keluar, Mark mendapat kabar bahwa mobilnya yang ditumpangi Jackson jatuh ke dalam laut. Pihak penyelamat dapat menemukan bangkai mobil namun tidak dengan Jackson. Ia menghilang di dalam sana.

Bahkan sampai saat ini tubuh Jackson belum ditemui. Begitu juga dengan tubuh bàba dan Nona Sa serta seluruh penumpang pesawat yang hilang itu. Semuanya sangat membingungkan dan tidak masuk akal.

Tzuyu berjalan menuju pagar pembatas yang ketika kecelakaan itu hancur lebur, tangannya mengusap pagar besi itu sambil membayangkan kembali kecelakaan tragis itu.

"Bawa aku ke Seoul," ucap Tzuyu datar, tanpa melihat Lucas.

"But, kata paman kamu gak boleh keluar dari sini," tolak Lucas karena sebelumnya Tuan sudah memperingatkan Lucas agar tidak membawa Tzuyu kemana-mana, takut akan kehadiran Tuan Anton yang tiba-tiba.

"Yak! Kamu mau kemana?" Lucas mencegat langkah Tzuyu dengan tubuh besarnya, "kamu gak boleh kemana-mana?"

"Kalau kau gak mau bawa aku ke Seoul biar aku aja yang ke sana sendiri. Aku juga bisa menyetir mobil," ucap Tzuyu mencoba melewati tubuh Lucas yang menghalangi pintu keluar dari kamar.

"Oke oke!! Aku antar kamu ke Seoul tapi cuma satu jam aja, okay? Aku gak mau kamu sampai kenapa-kenapa di luar sana!" Ucap Lucas akhirnya mengalah.

"Jangan perhatian sama aku, perhatian aja sama Yuqi!" Ucap Tzuyu sebelum menendang tulang kering Lucas lalu meluncur keluar dari kamarnya.

Lucas meringis seraya mengusap-usap tulang keringnya yang kesakitan, "yak Wang Tzu-eh is she jealous?" Sebelah sudut bibir Lucas tertarik ke atas, entah mengapa ia menyukainya.

"Hei. Are you jealous?" Tanya Lucas setelah masuk ke dalam mobil.

"Apa kita gak bisa berangkat sekarang? Sebelum paman lihat," tanya Tzuyu tanpa mengubris pertanyaan Lucas.

"Oke oke! Tapi bener 'kan kamu cemburu?" Tanya Lucas memastikan lagi sekaligus menggoda supaya mood Tzuyu kembali bagus.

"Enggak!"

"You're liar! Kamu gak mungkin nyebut nama Yuqi kalau gak lihat berita dating kami. Cemburu 'kan?"

Tzuyu tidak ingin meladeni candaan receh Lucas, ia memilih menatap hamparan luas laut biru di sebelah kanannya melalui jendela mobil. Tetapi lama-lama ia tidak tahan mendengar Lucas yang terus mengoceh.

"Ka-" ucapan Tzuyu terpotong ketika melihat sebuah mobil bewarna putih yang sangat familiar. Di kursi pengemudi ada sesosok lelaki mirip dengan Jackson, sedang menyetir dengan tatapan kosong.

"Putar balik mobilnya! Cepat!!" Perintah Tzuyu.

Keadaan jalanan sekitar sedang sepi, lalu Lucas segera memutar balik mobilnya dengan bingung. Pasalnya Tzuyu tadi memaksanya pergi ke Seoul namun sekarang malah berbalik arah menuju gereja.

"Why tiba-tiba balik? Kamu gak jadi ke Seoul?" Tanya Lucas.

Lucas menoleh ke sebelahnya karena gadis itu tidak menjawabnya. Dilihatnya ia sedang mengenggam kedua tangannya dan meletakkannya di depan dada, tatapannya terlihat gusar.

"Eum, are you okay?"

"STOP!!!" pekik Tzuyu membuat Lucas kaget dan langsung menghentikan mobilnya. Hal yang lebih mengejutkan adalah mobil yang ditumpangi Jackson berjalan dengan arah zig-zag seperti dikendarai oleh orang mabuk. Lalu mobil itu seperti dengan sengaja menabrak pagar pembatas dan jatuh ke dalam laut.

"Are you okay?" Tanya Mark ikut berdiri di sebelah Tzuyu.

Tzuyu menganggukkan kepalanya, "aku gak boleh sedih lagi, kalau gak nanti gege sedih. Aku gak mau karena gege udah banyak berkorban untukku, termasuk ... nyawanya," ucapnya berusaha menahan tangis.

"Kamu bawa apa untuk dia?"

Tzuyu mengeluarkan kantung kecil dari saku mantelnya, "oh ini garam suci, supaya Anton gak ganggu gege lagi," ucapnya lalu menaburkan seluruh isinya ke lautan.

"Oppa."

"Iya?"

"Ayo kita tinggal sama paman ketika kita menikah nanti."

---
Don't forget to vote and comment
---

Cinderella's Winter [Telah Terbit]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang