9-The Lucifer

637 93 22
                                    

Malam jumat Tzuyu mengikuti Nona Sa ke gereja hitam itu. Dia melakukannya terpaksa, wanita itu meminta izin pada Tuan Wang dengan alasan mengajak jalan-jalan agar tidak stres sebelum ujian.

Sebenarnya ia pun penasaran dengan sosok Lucifer yang pernah diceritakannya beberapa malam yang lalu.

Gereja ini bahkan jauh lebih mengerikan saat malam tiba. Namun Tzuyu tidak dibawa masuk ke dalam gereja melainkan dibawa ke halaman belakang yang cukup luas.

Di sana sudah banyak anggota sekte yang berdiri mengelilingi lambang pentagram berukuran sangat besar yang dibuat dengan tali tambang di atas rumput. Dimana lilin-lilin dibakar mengikuti lambang tersebut.

Hal yang membuat Tzuyu terheran-heran adalah hanya dia dan seorang laki-laki yang berdiri di tengah-tengah lambang pentagram yang memakai baju hitam sedangkan anggota lainnya memakai jubah bewarna merah darah. Bahkan Nona Sa sekalipun memakai jubah bewarna merah.

Ditengah-tengah lambang tersebut Tuan Anton berdiri sambil memegang salib terbalik. Ia mengangkat salib itu ke atas sambil mengucapkan kata-kata yang sama sekali Tzuyu tidak pahami.

“Dia bicara apa?” bisik Tzuyu pada Nona Sa.

Nona Sa meletakkan jarinya di depan mulut, menyuruh Tzuyu tetap diam, “diamlah.”

“Kita ada di barisan paling belakang jadi tidak ada yang dengar jadi tolong jawablah aku.”

Nona Sa menghela nafas, “dia sedang berbicara dengan Lucifer.”

“Lucifer?” Tzuyu merasa tertarik, “di mana dia? Kenapa aku tidak bisa melihatnya.” Ia berjinjit, berusaha melihat apa yang berada jauh di depannya itu.

“Kau benar-benar tidak tau siapa Lucifer?” Tzuyu menggelengkan kepalanya, “dia iblis.”

Tubuh Tzuyu terasa lemas mendengarnya. Ia menatap Nona Sa dengan tatapan tidak percaya.

'Apa aku akan dijadikan anggota dari sekte sesat ini?'


Tidak. Tzuyu menggeleng-gelengkan kepalanya. Dia tidak mau masuk ke sekte itu dan  wanita penyembah iblis tidak boleh masuk menjadi anggota keluarganya.

***

Patung Baphomet diletakkan di antara dua salib terbalik. Patung manusia berkepala kambing yang memiliki sayap di punggungnya serta tangan kanan yang terangkat dan mengacungkan dua jari. Di sekitar patung berukuran besar itu terdapat gelas-gelas emas berisikan cairan kental bewarna merah gelap.

Seorang lelaki yang melakukan ritual bersama Tuan Anton melangkah mendekat patung tersebut lalu mengambil segelas cairan tersebut lalu meminumnya hingga habis tidak tersisa. Kemudian semuanya bersorak gembira.

“Tzuyu kau keluar lah kami harus melanjutkan ritual sampai habis lalu setelah itu kami baru melakukan ritual itu padamu.”

Tzuyu menolak mentah-mentah perkataan Nona Sa, “bagaimana mungkin aku berada di luar sendiri malam-malam begini?”

“Pergilah, tidak ada yang menyakitimu di luar sana.”

Satu persatu para anggota sekte itu membuka baju mereka, membuat Tzuyu panik kemudian ia berlari keluar. Keluar dari perkarangan gereja tersebut. Tetapi ia tidak bisa kemana-mana, gereja ini berada di pinggiran kota.

Tiba-tiba ponsel Tzuyu berbunyi. Tanpa melihat siapa peneleponnya, ia segera mengangkatnya.

“Ha-“ Itu suara Jackson.

Gege tolong aku.” Air mata berhasil lolos dari kedua manik coklat miliknya, “aku takut gege.”

“Hei tenanglah dan sekarang katakan kau ada dimana?”

Hiks…. aku ada di gereja setan itu.”

“Sebentar lagi aku akan sampai. Sekarang kau tunggu aku di luar dan jangan pernah masuk ke dalam. Mengerti?”

Lima belas menit berlalu dan Jackson benar-benar tiba, ia langsung menarik Tzuyu masuk ke dalam mobil lalu membawanya pergi jauh dari tempat terkutuk itu.

“Kau tidak apa-apa ‘kan?”

Tzuyu menjawabnya dengan gelengkan kepala, mulutnya masih terasa susah untuk mengeluarkan suara. Yang bisa ia lakukan hanya menangis dan terus menangis membuat Jackson semakin merasa bersalah.

“Aku hampir menjadi bagian dari mereka gege,” ucap Tzuyu pelan, “tapi untunglah ada satu laki-laki yang lebih dulu melakukan ritual itu, aku takut gege.”

Jackson mengelus kepala Tzuyu, “tidak apa-apa yang penting kau selamat.”

“Maafkan aku gege.” Tangisan Tzuyu kembali pecah dan Jackson hanya bisa mengelus kepalanya agar ia lebih tenang. Melihat adiknya menangis membuat Jackson semakin membenci  Nona Sa, perempuan yang telah menghancurkan hidupnya.

---
Don't forget to vote and comment
---

Cinderella's Winter [Telah Terbit]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang