20-Exorcism

400 78 19
                                    

Tubuh Nona Sa bergetar hebat saat memasuki gedung gereja. Tubuhnya terasa sangat panas tetapi mau tidak mau ia harus masuk ke dalam untuk memulai ritual pengusiran iblis yang sudah bertahun-tahun di dalam tubuhnya.

Di dalam gedung tua itu ada ranjang besar, tempat khusus untuk Nona Sa merebahkan diri. Di sebelahnya ada beberapa orang pendeta, Tuan Wang, Tzuyu dan Jackson.

Ya, akhirnya mereka setuju. Berkat Nona Sa gereja itu sudah hancur jadi apa salahnya memaafkan perempuan itu dan membuat Tuan Wang bahagia. Walaupun hidup Jackson sempat hancur karena kematian ibunya.

Sebelum merebahkan diri, Tuan Wang memegang tangan Nona Sa dan mengusapnya lembut, "semua akan baik-baik saja."

Nona Sa membalasnya dengan senyuman kecil lalu beralih menatap kedua calon anak tirinya, "tolong doakan aku," lirihnya.

Pendeta dan pembantu proses exorcism itu mengeluarkan bahan-bahan suci dan meletakkannya di atas meja. Setelah Nona Sa merebahkan diri, pendeta membaca ayat-ayat suci dari kitab injil.

Tangannya diletakkan mengambang di atas wajah Nona Sa. Wajah Nona Sa merah seperti terbakar, tubuhnya menggeliat seperti ular kesakitan. Ia menjerit-jerit, semakin keras saat pendeta mendekatkan salib dan menyipratnya dengan air suci.

Tzuyu ketakutan sekaligus merasa kasihan melihat Nona Sa. Ia menyembunyikan tubuhnya di belakang Jackson. Tidak berani melihat proses yang menyakitkan itu.

"Hahahahahaha." Tawa Nona Sa meledak, "hei pendeta, kau pikir aku ini mudah keluar begitu saja? Hahaha aku sudah hidup ratusan ribu tahun di dunia ini hahaha."

"Ah panas." Nona Sa menjerit ketika pendeta menyiramnya dengan air suci namun, tidak lama ia kembali tertawa lagi, "air suci tidak mampu mengusir aku hahaha."

Tzuyu semakin merasa takut mendengar tawa iblis yang keluar dari mulut Nona Sa.

Jackson membalikkan tubuhnya, memeluk Tzuyu dan menutup kedua telinganya supaya tidak perlu mendengarkan hal-hal yang menakutkan seperti ini.

Sedangkan Tuan Wang terpaku melihatnya, tubuhnya tidak bisa bergerak sampai seorang pendeta satunya lagi mendatanginya, "Tuan, kami mohon maaf ternyata garam suci yang kami siapkan sudah hilang. Apa tuan bisa mencarinya sekarang?"

Tuan Wang mengernyit bingung, "harus sekarang?"

"Tuan dengar sendiri kalau Nona Sa menjual jiwanya pada bukan sembarang iblis. Air suci saja tidak mempan, kita butuh garam suci. Tuan bisa mengambilnya di gereja daerah Ansan, sekarang juga Tuan."

Tanpa berpikir apapun lagi, Tuan Wang belari keluar gedung gereja. Tidak masalah walaupun kota Ansan jauh, baginya keselamatan Nona Sa dan anak-anaknya jauh lebih penting.

Tetapi, ketika ia membuka pintu mobilnya, Mark datang. Wajahnya dialiri keringat, terlihat jelas kalau ia capek karena berlari.

"Mark? Ada apa? Aku sedang buru-buru."

"A-aku bawa ini," jawab Mark dengan nafas tersenggal-senggal, ia memberikan Tuang Wang sebuah kotak yang sama persis diberikan Lucas padanya.

"Garam?" tanya Tuan Wang bingung ketika melihat isi kotak itu.

"Garam suci pa-man."

***

Proses pengusiran iblis memang sudah selesai, namun sesekali Nona Sa tetap harus melakukannya lagi, mengingat iblis di tubuhnya bukan sembarang iblis. Pendeta juga mengharuskannya datang ke gereja sesering mungkin untuk beribadah.

Yah, tidak ada masalah apa pun. Mereka hanya perlu mengundur tanggal pernikahan. Setidaknya memberi waktu lebih lama lagi bagi Tzuyu dan Jackson menerima Nona Sa sebagai ibu baru mereka.

Tetapi, bayang-bayang ritual itu masih terekam jelas di ingatan Tzuyu. Malam setelah ritual, ia bermimpi Nona Sa melayang di udara, darah segar bewarna hitam keluar dari mulut dan hidungnya. Persis dengan kejadian saat ritual itu dilakukan.

Untung saja, Nona Sa baik-baik saja. Berkat Mark tentunya, tetapi hal itu malah membuat Jackson curiga. Apalagi Mark muncul membawa garam suci di waktu yang tepat.

"Woi!"

Mark menoleh, "apa?"

"Dapat garam suci darimana?" tanya Jackson tanpa basa-basi, karena dia tidak suka basa-basi.

"Lucas." Kalau Jackson yang bertanya ia mana bisa berbohong. Sudah 20 tahun lebih berteman, Jackson hafal betul geligat Mark kalau sedang berbohong.

"Yukhei Wong?"

Mark mengangguk, "iya. Dia kasih sebelum berangkat."

Dahi Jackson mengerut mendengarnya. Banyak pertanyaan yang melintas di pikirannya. Pertama, darimana Lucas mendapatkannya lalu untuk apa ia garam suci itu dan masih banyak hal yang ia harus tanyakan pada Lucas tentang garam suci itu.

"Ng, kau yakin dia sudah mati?" tanya Mark tiba-tiba.

"Siapa? Anton? Tentu saja, gereja itu rata dengan tanah, aku liat sendiri," jawab Jackson menyombongkan diri.

"Tapi, aku tidak terlalu yakin. Dia pendeta di sana, pasti dia juga menjual jiwanya pada iblis dan aku yakin iblisnya jauh lebih kuat dibandingkan iblis pada tubuh Nona Sa. Tidak mungkin 'kan ia bisa mati semudah itu?" Analisis Mark.

"Tidak mati karena ada iblis yang kuat, maksudmu begitu? Hei, ku kasih tau ya, iblis itu cuma bisa mengendalikan jiwa, dia tidak bisa mengendalikan roh terutama menghidupkan orang yang mati,"

"ingat! Dia iblis bukan Tuhan." Peringat Jackson. Tetapi siapa yang tahu kebenarannya. Belum tentu analisis Mark 100% salah bukan.

---
Don't forget to vote and comment
---

Tbh, aku gatau apa orang yang menjual jiwa pada iblis atau yang mengikuti ajaran satanisme ini bisa kembali ke jalan yang benar dengan proses exorcism. Tapi, seingat aku. Aku pernah baca sebuah blog yang mengatakan kalau hal itu bisa. Jadilah, aku buat part ini.

Dan untuk proses exorcism ini aku juga bermodalkan google, wikipedia dan teman-temannya. Jadi, kalau kalian yang beragama kristen dan tau tentang proses exorcism tolong koreksi jika ada kesalahan.

With luv,

Bee

Cinderella's Winter [Telah Terbit]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang