12- An Unlucky Day

684 94 24
                                    

“Terima kasih.”

Tzuyu menyunggingkan senyum pada seorang psikolog yang memberi terapi padanya. Kemudian ia berjalan keluar menemui Mark di luar ruangan yang telah menunggunya lama.

Hari ini Jackson tidak bisa menemani Tzuyu jadi ia tugaskan Mark untuk menjaga adiknya lagi. Mark tentu saja bersedia menerimanya tetapi tidak untuk Tzuyu, ia masih belum nyaman.

“Sudah selesai?”

Gadis itu mengangguk pelan, “sudah.”

“Kalau begitu kau tunggu di sini dulu ya, aku mau ke kamar mandi dulu.”

“Iya.”

Setelah Mark pergi, ia duduk di tempat Mark duduki tadi. Kepalanya menunduk  ke bawah memperhatikan langkah kaki orang-orang yang lewat di depannya. Sampai sepasang high heels bewarna hitam pekat berhenti di depannya.

‘Bukannya Mark pakai sepatu ya,’ batin Tzuyu.

Tzuyu menatap wajah si pemilik sepatu, tubuhnya tersentak begitu mengetahui bahwa orang itu adalah Nona Sa, wanita yang selama ini ia hindar-hindari. Ia ingin kabur tapi tidak tau bagaimana caranya.

“Halo sayang, sudah lama tidak bertemu. Bagaimana kabarmu?” Tangannya mengusap-usap kepala Tzuyu sambil tersenyum manis, “merindukan aku?”

Kepala Tzuyu terus menunduk berusaha menghindari tatapan Nona Sa, “aku baik,” lirihnya.

“Lalu kenapa menghindar? Aku dengar dari baba-mu kalau kau tinggal bersama Jackson sekarang, benarkah?”

“Aku tidak menghindar,” elak Tzuyu.

“Hm, benarkah? Lalu kenapa kau kabur pada malam itu?”

Tzuyu menatap tajam perempuan yang tengah menyeringai padanya, “aku tidak pernah mau menjadi bagian dari sekte itu.”

“Hanya di sana kau bisa dapat apa pun yang kau mau sayang, Lucifer akan memberikannya semua padamu.”

Tzuyu menggeleng-gelengkan kepalanya, “kalian sesat, kalian penyembah setan aku tidak mau, aku punya Tuhan yang akan mengabulkan semua yang aku mau.”

Nona Sa tersenyum miring, “oh begitu? Lalu dimana Dia saat kau minta kesembuhan?”

Dia melebarkan senyumannya saat Tzuyu tidak bisa menjawab, “dia bahkan tidak bisa menghidupkan kembali ibumu. Sedangkan Lucifer mudah melakukannya.”

Sontak Tzuyu menepis tangan Nona Sa yang merangkul pundaknya lalu berdiri dan menatapnya tajam, “jangan menghina Tuhan-ku dan jangan pernah menyebut ibuku.”

Mark yang baru datang terkejut melihat Tzuyu marah pada perempuan yang tidak ia kenal, “kau kenapa Tzuyu?”

“Bawa aku pergi jauh dari sini.” Tzuyu menarik lengan Mark pergi menjauhi Nona Sa. Berada di sekitarnya hanya membuatnya semakin sakit kepala.

***

“Kau kenapa? Istirahat dulu saja sana!”

Sudah beberapa kali Lucas terus melakukan kesalahan saat sedang latihan, membuat Taeyong habis kesabaran. Pasalnya sebentar lagi mereka harus tampil di acara penting tetapi Lucas bersikap tidak professional.

Pikirannya masih dipenuhi bayang-bayang Tzuyu dan Mark, tentu saja Taeyong tau akan hal itu.

Seluruh anggota NCT juga tau kalau Lucas menyukai gadis itu tetapi peraturan dari agensi yang melarang mereka pacaran membuat ia tertekan.

Apalagi setelah mengetahui Mark kembali hadir di kehidupan Tzuyu. Mereka pernah saling mencintai, fakta itu yang membuat Lucas takut.

“Minum.” Jaehyun memberikan Lucas sebotol air mineral kemudian duduk di samping laki-laki yang bertubuh lebih besar darinya, “tentang Tzuyu?”

“Tau darimana?”

“Setiap hari aku lihat dia pulang dengan Mark Tuan, tentu saja aku tau,” jawab Jaehyun santai lalu ia menepuk bahu Lucas pelan, “kenapa tidak kau nyatakan saja pada Tzuyu?”

Bola mata Lucas membulat, “hyung gila? Aku baru saja debut. Bisa-bisa karirku hancur dan lebih parah bagaimana kalau fans-ku mengamuk lalu meneror Tzuyu, aku tidak mau terjadi hal buruk pada Tzuyu apalagi itu karena ulahku.”

“Kalian bisa backstreet. Masa begitu saja kau tidak kepikiran.” Jaehyun menaik-turunkan kedua alisnya

Ide Jaehyun memang tidak terlalu buruk tetapi banyak hal lain yang menjadi alasan Lucas tidak menyatakan perasaannya pada Tzuyu.

Walaupun sudah lebih sembilan belas tahun berteman banyak hal tentang gadis itu yang tidak ia ketahui. Terutama pada perasaan Tzuyu, sudah berubah atau masih sama seperti belasan tahun lalu.

“Mikirin apa lagi? Tembak saja dia,” ucap Jaehyun.

“Kalau dia tidak suka aku bagaimana?”

“Tidak mungkin. Kalian ‘kan sudah lama berteman, aku yakin seratus persen kalau dia pasti punya perasaan padamu.”

“Kalau tidak bagaimana?”

Jaehyun merasa gemas pada Lucas yang begitu pesimis, “aku yakin seratus persen Lucas! Hei dengar ya setiap hari dia selalu cerita tentang kau padaku.”

“Benarkah?” tanya Lucas sambil tersenyum lebar.

Jaehyun menganggukkan kepalanya, “jadi sekarang kau fokus. Jangan buat Taeyong hyung marah lagi. Kasian Mark dan Haechan jadi korban emosinya.”

“Hehe maafkan aku.” Lucas menggaruk tengkuknya.

---
Don't forget to vote and comment
---

Cinderella's Winter [Telah Terbit]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang