8-Jung Jaehyun

698 92 21
                                    

Tiingg~~

Bel rumah kediaman Tuan Wang berbunyi. Tzuyu buru-buru keluar dari kamar untuk membuka pintu depan. Kedua bola matanya membesar begitu melihat Jaehyun berdiri di hadapannya.

Lesung pipinya muncul ketika ia menyunggingkan sebuah senyuman. Wajahnya sedikit tertutup oleh bucket hat yang dipakainya.

"Haai," sapanya riang.

"H-hai, ada perlu apa? Apa kau mencari Jackson?"

Jaehyun mengangguk, "apa dia ada di rumah?"

"Eumm...," Tzuyu menggaruk kepalanya, "Jackson sudah pindah, dia tidak tinggal di rumah lagi."

"Eh? Benarkah?" Tanya Jaehyun tampak terkejut.

Tzuyu menangguk, “iya, mau masuk dulu? Biar aku cerita di dalam saja,” tawarnya.

Jaehyun langsung menangguk antusias, “aku sudah menunggu hampir satu jam di luar dan tetanggamu terus memperhatikanku, aku sedikit terganggu sih. Aku takut kalau dia mengenaliku sebagai idol.”

Namun Tzuyu malah tertawa mendengar curhatan Jaehyun, “dia polisi, akhir-akhir ini banyak pencuri di sini mungkin ia mengira kalau kau adalah pencuri.”

“Ah ha begitu ya ahaha," ucap Jaehyun menunduk malu sambil menggaruk tengkuknya.

***

Tzuyu kembali dari dapur dengan nampan berisikan segelas teh hangat dan setoples biskuit yang baru ia beli kemarin sore. Setelah meletakkan di atas meja, ia duduk di sofa di depan Jaehyun.

“Silahkan diminum.”

“Terima kasih,” ucap Jaehyun lalu meminum teh buatan Tzuyu, “ohiya, omong-omong Jackson hyung tinggal di mana sekarang?”

“Dia pindah ke apartemen di pinggir kota, di dekat apartemen temannya.”

"Apa boleh aku meminta alamatnya? Ada sesuatu hal yang mau ku sampaikan padanya," pinta Jaehyun.

"Oh sebentar ya." Tzuyu pergi mengambil secarik kertas dan pena lalu mulai menuliskan alamat apartemen Jackson di kertas itu, "ini alamatnya."

"Terima kasih. Um, tapi apa boleh aku istirahat sebentar di sini?"

Tzuyu hanya mengangguk kecil. Sebenarnya dia merasa canggung hanya berdua saja dengan Jaehyun di rumah. Apalagi Tuan Wang baru saja pergi ke rumah sakit, karena ada panggilan darurat dari pihak sana.

“Hei,” Jaehyun membuyarkan lamunan Tzuyu, “boleh aku bertanya sesuatu?”

Tzuyu mengernyitkan dahinya lalu menangguk, “tentang apa?”

“Tentang kau dan Lucas. Aku penasaran apa kalian benar-benar pacaran?”

“Tentu saja tidak.”

“Tidak?” Jaehyun tampak terkejut, “tapi setiap hari Lucas selalu bilang kalau Jackson hyung adalah kakak iparnya dan kau adalah pacarnya. Aku kira kalian benar-benar pacaran.”

Tzuyu menghela nafas, “apa kau tidak tau kalau dia suka bercanda.”

Jaehyun terkekeh geli menyadari kebodohannya. Jadi ia mengalihkan topik pembicaraan, ia menceritakan masa kecilnya selama hampir satu jam sambil menunggu Jackson kembali ke rumah.

Tanpa mereka sadari seorang wanita berpakaian serba hitam masuk ke halaman rumah Tzuyu lalu menekan password rumah itu dengan lincah. Kemudian ia langsung masuk dan mengagetkan dua insan di dalam sana yang sedang seru bercerita.

Eoh hai maaf aku menanggu waktu kalian,” ucap Nona Sa merasa bersalah, “tadi pintu depan terbuka dan ada mobil, ku pikir itu Jackson ternyata itu eum….”

“Jaehyun, Jung Jaehyun.” Jaehyun memperkenalkan dirinya dengan wajah datar.

“Ah Jaehyun, maaf aku hanya pernah melihatmu beberapa kali di Sm tapi aku tidak mengenalmu,” ujar Nona Sa terkekeh pelan.

Jaehyun mengangkat sebelah sudut bibirnya, “bukannya kita pernah berkenalan ya? Kau lupa.”

“Ah maaf ingatanku kurang bagus.”

***

Hari mulai gelap dan Jaehyun sudah pulang sejak dua jam yang lalu. Sebagai seorang idol yang sedang naik daun ia tidak boleh lama-lama berada di luar, apa lagi tanpa manager atau pun bodyguard. Tuan Wang sendiri juga belum menunjukkan tanda-tanda akan pulang.

Hanya ada Nona Sa dan Tzuyu di kediaman di rumah besar itu. Wanita itu bersikeras menemani Tzuyu hingga Tuan Wang pulang ke rumah. Ia takut kalau terjadi apa-apa dengan Tzuyu.

“Tzuyu-ya,” panggil Nona Sa.
Tzuyu menoleh ke sebelahnya, “ada apa?”

“Mau jalan-jalan?” tawar Nona Sa yang langsung ditolak Tzuyu. Jalan-jalan di malam hari bersama Nona Sa bukanlah ide baik di pikirannya.

Raut wajah Nona Sa berubah kecewa menerima penolakan calon anak tirinya, “baiklah tapi boleh ‘kan kalau aku bertanya sesuatu?”

“Tentang apa?”

“Sindrom-mu, Cinderella complex.”

Tubuh Tzuyu membeku mendengar kata-kata yang keluar dari mulut Nona Sa. Ia memandang wanita itu dengan tatapan bertanya, “darimana kau tau?”

Nona Sa tertawa pelan lalu ia mengusap kepala Tzuyu dengan penuh kasih sayang, “kau tidak perlu tau. Karena yang perlu kau tau adalah aku tau siapa yang bisa menyembuhkanmu.” Ia menyeringai.

“Tidak perlu. Aku punya psikolog pribadi yang bisa menyembuhkan aku,” tolak Tzuyu tegas.

“Hm, benarkah? Lalu kenapa sudah tiga tahun kau tidak sembuh-sembuh?”

“Kau tau tentang itu juga?” tanya Tzuyu tidak percaya.

Dengan santai Nona Sa menganggukkan kepalanya, “sudah ku katakan kau tidak perlu tau tentang itu. Jadi,"

Ia mengangkat dagu Tzuyu dengan sebelah tangannya, “mau ikut aku? Dia pasti bisa menyembuhkanmu dan apa pun yang kau mau bisa dikabulkannya.” Ia menyeringai.

Kedua bola mata Tzuyu melotot mendengarnya, “kau siapa sebenarnya? Apa kau memata-mataiku?”

“Sekali lagi ku katakan kau tidak perlu tau tentang itu Tzuyu-ya. Jadi, apa kau mau bertemu dia?”

“Dia siapa?” tanya Tzuyu menahan emosi yang hampir meluap.

“Lucifer.”

---
Don't forget to vote and comment
---

Cinderella's Winter [Telah Terbit]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang