#4 Akad

105K 11.7K 130
                                    

بسم الله الرحمن الرحيم

"Kebahagian ini adalah kenangan termanis, yang kuharap akan mengukir kisah bahagiaku bersamamu."

Aiza Humairah

Karya storyhusni

###

Hari yang sudah lama ditunggu-tunggu Aiza akhirnya datang. Ini adalah hari spesial, hari yang ikut menjadi saksi bagaimana terukirnya kenangan manis dalam sebuah kehidupannya dan Fakhri.

Aiza menatap pantulan dirinya di cermin, tersenyum menatap seorang wanita yang terlihat sangat bahagia di sana. Ya, itu dirinya. Wajah yang tidak bisa tidur semalaman hanya karena tidak sabar menunggu hari paling bahagia seumur hidupnya. Menunggu Fakhri, lelaki yang sering ia doakan di sepertiga malam untuk mengucapkan ijab kabul di depan semua orang.

"Aiza."

Lamunannya buyar merasakan sebuah tangan yang kini menyentuh bahunya dengan lembut. Dari pantulan cermin terlihat jelas Fara tengah berdiri di belakangnya. Aiza tersenyum,memutar badan secara sempurna menghadap Fara yang kini tersenyum hangat.

"Bahagia banget putri Bunda"

Aiza terkekeh. Memeluk Bunda dengan sayang. "Aiza sayang banget sama, Bunda."

"Bunda juga sayang sama kamu." Fara membelai kepalanya dengan lembut.

"Za?"

"Iya, Bunda?"

"Beberapa jam lagi kamu resmi menjadi istri Fakhri." Fara menjeda ucapannya dan menatap dalam Aiza. "Pesan Bunda, jadilah istri yang taat, hormati Fakhri, buatlah dia rida denganmu, jangan pernah buat dia jengkel ataupun marah. Kamu tahu, kan, setelah ini surgamu ada pada suamimu?"

Aiza mengangguk, tanpa bisa ia cegah air mata kini menggenang di pelupuk matanya. Ia sadar setelah sah menjadi istri Fakhri nanti kebersamaannya dengan Fara akan berkurang, terlebih ketika telah pindah ke rumah baru, ia tidak bisa lagi bermanja-manja seperti sebelumnya, tidak bisa lagi masak bareng Fara setiap hari dan tidak bisa lagi mendengar omelan Fara yang pasti dirindukannya.

"Bunda?"

"Iya, Sayang."

Suara Fara membuat Aiza tidak sanggup untuk tidak meneteskan air mata.

"Maafin Aiza, maafin Aiza yang sering bikin Bunda sedih karena ulah, Aiza. Maafin Aiza yang suka bawel." Aiza menjeda ucapannya, menahan suara yang bergetar ingin menangis. "Selama ini Bunda udah jagain Aiza, mendidik Aiza. Aiza" Suaranya tercekat, Fara kembali merangkul hangat putrinya "Jangan nangis."

"Aiza sayang, Bunda." Aiza terisak.

"Bunda tahu, Sayang." Fara semakin mengeratkan pelukannya pada Aiza. "Bunda bahkan lebih menyayangi kamu dari apa pun."

Tepat pukul setengah delapan pagi, bunyi klakson mobil terdengar menggema di segala penjuru rumah Aiza, membuat keluarga besar dan beberapa tetangga yang sudah siap menunggu kini tersenyum lebar menyambut mempelai laki-laki.

Di sisi lain, Aiza yang juga selesai dengan make-up natural dan telah menggunakan baju pengantin, kini terlihat sangat gugup. Ia menahan napas, jari-jarinya dikaitkan satu sama lain, keringat dingin terasa menjalar di pelipisnya. Bahkan jantungnya kini ikut berpompa cepat. Aiza meraba dadanya yang semakin berdetak tidak keruan begitu mendengar lantunan basmalah yang terdengar dari mik.

Hatinya kian bergetar ketika kata 'sah' terdengar, air matanya lolos begitu saja tanpa bisa dicegah. Aiza tersenyum, hari yang ia kira tidak akan terwujud dan hanya mimpi, ternyata terjadi atas kehendak Yang Maha Kuasa.

"Za."

Ia mendapati Arisha yang kini menyembulkan kepalanya dari pintu yang terbuka setengah. Aiza menghapus air mata di pipinya, tersenyum pada Arisha yang kini berjalan mendekat.

 "Masyaallah, cantik banget," puji Arisha menatap Aiza yang terlihat sangat cantik dengan gaun yang serasi. Aiza mengulum senyum.

"Yuk ke bawah. Yang lain sudah menunggu." Arisha menggamit lengan adiknya yang mengangguk.

Begitu kaki Aiza berhasil menginjak tangga terakhir, jantungnya kembali berdetak cepat. Orang-orang begitu ramai mengisi setiap ruangan. Aiza memutar pandangannya menatap Ali dan Fara yang kini tersenyum ke arahnya, dengan langkah pelan namun pasti kakinya melangkah menuju Fakhri yang kini melempar senyum ke arahnya.

Aiza menunduk seiring gemuruh di dadanya. Jantungnya semakin berpompa cepat begitu berdiri didepan Fakhri. Merasakan tangan Arisha yang kini lepas dari lengannya, membuatnya menoleh. Arisha berjalan kembali menuju Ali dan Fara. Kini tinggallah Aiza sendiri di sini, di depan Fakhri yang kini telah resmi menjadi suaminya.

Aiza mengalihkan perhatiannya lagi menatap ke depan, terlihat Fakhri yang kini tersenyum kepadanya. Tampan sekali, hingga membuatnya merona. Gumaman 'masyaallah, tidak lepas ia ucapkan dalam hati seiring kepala yang kini tertunduk. Begitu Maha Kuasanya Allah telah menyatukannya dengan Fakhri, seseorang yang selama ini ia kagumi.

Fakhri yang mengangkat tangan ke udara membuatnya sadar, Aiza tersenyum malu dan dengan hati yang berbunga- bunga perlahan membalas uluran tangan suaminya. Hatinya bergetar begitu merasakan sebuah kecupan hangat mendarat di keningnya. Aiza memejamkan mata, menikmati kecupan yang berhasil membuat aliran darahnya berdesir seiring rasa yang yang semakin kuat menggetarkan jiwa.

Untukmu, terima kasih. Aiza tersenyum.

*******

Kata untuk part ini?

Kata untuk pasangan yang baru halal?😂

Cerita selanjutnya menurut teman-teman gimana?

Next?

Follow ig : storyhusni_

Syukron ✨

Bukan Aku yang Dia Inginkan [ Publish lengkap ]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang