#1 Melepas

216K 16.6K 340
                                    

بسم الله الرحمن الرحيم
Bukan Aku yang Dia Inginkan

"Ketika cinta sudah lama bertakhta, namun takdir berkata, bukan dia jodoh yang dikirim Tuhan untukmu."

Aiza Humairah

Sebelum membaca jangan lupa follow dulu ya akun wattpadku :)
❤️

Cinta. Apa yang mungkin diketahui seorang gadis berparas cantik bernama Aiza?

Cinta. Bahkan ia tidak pernah merasakan apa itu cinta. Sejatinya cinta itu fitrah. Sebuah rasa yang ditanamkan Allah kepada setiap makhluknya. Apabila diarahkan kepada kebaikan, maka akan mendatangkan rida-Nya. Apabila diarahkan kepada keburukan, akan mendatangkan murka-Nya. Seperti halnya cinta kepada Allah dan cinta kepada Rasulullah Saw. Cinta yang mendatangkan ketenangan dan kedamaian apalagi cinta itu selalu diutamakan kepada Allah serta kepada kekasihnya. Tetapi kini, sebuah cinta kepada seorang insan berhasil mengisi relung hatinya tanpa permisi. Mengetuk hati yang tidak pernah ia izinkan untuk berdiam di ruang yang selama ini terjaga.

Memiliki rasa untuk pertama kalinya adalah yang baru bagi sosok gadis bernama Aiza. Cinta kepada selain-Nya. Cinta kepada manusia. Ya, dia, hati yang selama ini terjaga telah terisi oleh namanya, Fakhri Alfarazel.

Lelaki yang begitu tampan. Lelaki idaman satu kampus. Lelaki yang sempat ramai dibincangkan karena lulus sebagai wisudawan muda dan memiliki prestasi membanggakan.

Fakhri, lelaki yang nyaris sempurna. Selain fisik yang sempurna, sikapnya juga patut dipuji. Seolah seperti magnet bagi Aiza, cinta itu semakin cepat berkembang, membuat hatinya terus berdesir ketika ingatan tentang Fakhri terlintas begitu saja.

Ah, bahkan pikirannya terlalu jauh hingga mengharapkan dia dan dia. Mengharapkan dia yang menjadi imam dalam hidup dan menjadi seorang yang akan membimbingnya menuju syurga Allah.

Allah itu pencemburu. Terlebih ketika seorang hamba lebih mengutamakan kepada selain-Nya.

Aiza sadar, ia tidak ingin membuat Allah cemburu lebih jauh. Karena itu ia mencoba menahan rasa. Membiarkan rasa mengalir tanpa membuatnya berdosa. Memilih memendam rasa, tetap menjaga dan tetap mengadukannya kepada Sang Pencipta. Aiza mulai menikung Fakhri di sepertiga malam. Dengan harapan kelak Allah mempersatukan mereka dalam ikatan halal.

"Aiza."

Aiza yang samar-samar mendengar suara lembut dari arah pintu tersentak. Ia mengerjap, lagi-lagi melamun. Mendapati Fara yang tengah berdiri di mulut pintu, membuatnya beranjak dari posisinya, ia memilih mengakhiri menatap langit malam

dengan pikiran yang bodohnya selalu terarah kepada seseorang yang tidak halal untuknya.

"Iya, Bund?"

"Ikut Bunda ke bawah, yuk, Nak!" "Acara khitbah udah selesai, Bund?"

Seharusnya Fara kini di bawah, menemani sebuah keluarga yang baru saja datang bertamu.

"Baru aja ada satu keluarga lagi yang datang, Nak."

Aiza mengangguk paham. "Kak Arisha pasti bingung, ya, Bunda, mau milih siapa."

Fara terkekeh, padahal yang dimaksud Fara adalah dirinya. "Enggak, Sayang."

Aiza mengernyitkan dahinya. Mendadak bingung. "Za."

"Iya, Bunda?"

"Apa kamu siap jika ada yang mengkhitbahmu, Nak?"

Aiza tertegun dengan mata yang membulat. "A-Aiza mau dikhitbah?" tanyanya terbata.

Fara mengangguk. "Iya, Sayang, ada yang mau melamar kamu."

"Bunda, Aiza... Aiza " Aiza menggigit bibir bawahnya, ragu

mengucapkan kalimat yang tidak mungkin rasanya ia lontarkan. "Kenapa, Sayang?"

Aiza mengambil napas dalam. Aiza mencintai seseorang, Bunda. Namun, kata itu hanya tertahan dalam hatinya. Aiza beristigfar.

"Aiza masih kuliah, Bunda. Apa nggak terlalu cepat kalau Aiza nikah?" Ia memejamkan mata. Merasa telah berdosa karena berbohong. Ampuni Aiza, Ya Allah.

Fara menarik lembut tangan putrinya untuk duduk. "Aiza, nggak masalah jika kamu sekarang kuliah atau sudah tamat, Nak. Nikah muda itu baik, Sayang. Baik untuk menjaga diri kamu, baik untuk menghalangi syahwat, baik menjaga diri dari nafsu yang sering susah dikendalikan."

Aiza terdiam, menatap Fara sesaat. Fara memang benar, tapi... apa ia bisa? Aiza sadar selama ini telah berdosa karena memikirkan seseorang tidak halal untuknya. Memikirkan dia yang terus mengganggu pikirannya. Memikirkan dia yang telah berhasil membuatnya jatuh hati karena sikap dan kebaikannya. Memikirkan dia yang ia harapkan kelak menjadi imamnya.

Lalu apa angan-angan itu harus ia relakan?

"Za." Panggilan Fara membuyarkan lamunannya.

"Nggak masalah kamu menerima atau menolak sayang. Itu hak kamu. Tapi, kita nggak bisa-bisa berlama-lama, Nak, mereka menunggumu."

Aiza menunduk dalam. Ada rasa berat yang kini memenuhi hatinya. Perasaan yang berhasil membuat hatinya sesak. Kenyataan ini....

"Apa menurut Bunda nikah muda terbaik untuk Aiza?"

Fara mengangguk tersenyum. "Nikah muda adalah opsi terbaik dan memang sangat baik. Kamu ingat, kan, Bunda juga dulu nikah muda?"

Aiza mengangguk, tentu ingat bagaimana mulai tertulisnya kisah Ali dan Fara yang berawal dari perjodohan. Karena Fara sendiri yang menceritakannya kepada Azia maupun Arisha.

Tapi, apa melepas harapan untuk bisa bersatu dengannya memang pilihan terbaik untuknya?

Aiza menarik napas dalam, kini ia tengah bimbang. Di satu sisi ia cukup berat menerima kenyataan ini, namun di sisi lain ia cukup tahu kedua orangtuanya sangat mendukung menikah muda.

Allah... apa yang harus aku lakukan?

****

Jika ingin dapat notifikasi terbaru dari cerita ini, silakan masukan BAyDI ke library❤️

Bukan Aku yang Dia Inginkan [ Publish lengkap ]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang