#16 Rapuh

99.6K 11.2K 29
                                    

Jiwaku rapuh.

Mataku memanas.

Bendungan air siap jatuh tanpa bisaku tahan.

Hatiku sakit.

Ragaku berteriak.

Pupus sudah harapan.

Aku terisak, begitu terisak

Aiza Humairah

Karya storyhusni_

####

Pelan, Aiza membuka pintu kamar Arisha dengan hati-hati. Bola matanya kini sibuk menyisir keberadaan Arisha. Harum semerbak khas langsung masuk menyambutnya.

Senyum Aiza merekah kala mendapati Arisha yang sedang duduk di atas kasurnya.

Aiza terkikik kecil, berucap salam pelan lalu melangkahkan kakinya dengan hati-hati menuju Arisha. Biar saja ia ingin buat kejutan untuk kakaknya

"Dorrr!"

Aiza terkekeh puas melihat Arisha yang kini menggembungkan pipi kesal. Matanya bisa mengangkap Arisha yang kini menyembunyikan sesuatu di bawah bantal.

"Ngagetin, Dek," kesal Arisha pada Aiza yang kini sudah duduk bersila di atas kasur, kepalanya celingukan melihat apa yang disembunyikan Arisha.

"Kok disembunyiin?"

"Nggak penting. Cuma hal biasa," ucap Arisha yang membuat Aiza manggut-manggut. Sejujurnya hati kecilnya begitu kepo. Jika hal biasa Arisha pasti tidak akan menyembunyikan darinya.

"Ke sini sendiri?"

Aiza menggeleng. "Sama Mas Fakhri. Baru dua puluh menit yang lalu."

Arisha mengangguk. "Kakak pikir kamu ke sini di hari akad aja."

"Aiza, kan, juga pengin habisin waktu bareng Kak Arisha sebelum nanti dibawa Kak Rifqi."

Arisha tertawa. "Kayak mau dibawa ke benua Eropa aja, ya, Dek."

Aiza terkekeh.

"Kakak kangen masak bareng nih. Yuk!"

Aiza mengangguk semangat. Keduanya kini berjalan keluar menuju dapur. Sampai di anak tangga, Aiza maupun Arisha mendapati Fara yang menghampiri mereka.

"Bunda."

"Bunda pergi sebentar, ya, Nak. Ada keperluan sama Ayah." 

"Ke mana, Bund?" tanya Arisha.

Tepat saat itu juga Ali datang. "Ayo, Bund, takutnya nanti kemalaman," ujar Ali sudah berdiri di samping Fara

"Mau ke mana, Yah?"

"Itu, sayang, mau jemput keluarga Ayah yang sebentar lagi sampai di bandara."

Aiza dan Arisha mengangguk paham.

"Hati-hati, Yah, Bund. Nanti kabari kalau udah sampai bandara." Keduanya saling menyalami orangtua mereka bergantian.

Fara mencium dahi kedua putrinya dengan sayang. "Hati-hati di rumah. Bunda kayaknya sampai rumah larut."

Bukan Aku yang Dia Inginkan [ Publish lengkap ]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang