Jika di hari biasanya Creative Departement tak lepas dari hiruk pikuk kesibukan, maka hari ini suasananya tampak berbeda. Sejak semalam, karyawan divisi kreatif ramai membicarakan berita mengejutkan di grup Whatsapp mereka.
Pagi ini, kasak-kusuk keributan semakin gaduh terlihat akibat para karyawan yang malah bergosip ria dibanding melaksanakan tugas mereka. Membahas gosip yang selama beberapa hari ini santer terdengar. Gosip yang awalnya mereka pikir hanyalah isapan jempol belaka, tapi ternyata memang benar adanya.
Kalista--ketua Creative Departement--akan dimutasi ke anak perusahaan yang ada di daerah lain! Dan alasan mengapa dia sampai dimutasi, masih dirahasiakan oleh perusahaan.
Info ini bukanlah hoax atau semacamnya. Pada kenyatannya, Kalista pindah hari ini juga. Revia yang mengetahui jika hal tersebut bukan sekadar kabar burung, merasa senang sekaligus sedih. Senang karena tidak ada lagi yang akan membatasi semua gerak-geriknya. Dan sedih karena tidak ada lagi yang akan diajaknya berkelahi.
Saat ini, karyawan divisi kreatif berkumpul di depan ruangan Kalista yang terlihat tengah membenahi barang-barangnya. Sebagian karyawan juga terlibat membantu calon mantan bos mereka dalam mengemasi semua barangnya. Revia sendiri hanya berdiri di luar ruangan, berperan sebagai pengamat.
Semua barang akhirnya selesai dikemas rapi. Ruang kerja Kalista tampak sedikit lengang karena beberapa item-nya sudah tidak berada di dalamnya lagi.
"So ... this is the last time, right?" ucap Kalista terdengar melankolis setelah dia menutup ruang kerja yang selama ini dia tempati.
Revia tahu, Kalista pasti sedih. Terbukti dari raut sendu yang tergambar jelas di wajahnya. Senyum wanita itu seakan dipaksakan.
"Jangan melow-melow gitu, Bu. Walaupun Ibu berkelana jauh, divisi kreatif tidak akan pernah melupakan sosok Bu Kalista yang selalu mendorong kami untuk terus maju dan berkembang. Kalau boleh jujur nih, ya, Bu, dari lubuk hati terdalam, saya sangat sedih atas dimutasinya Ibu," ucap Willy yang Revia yakini adalah dusta belaka.
Bagaimana tidak? Dulu, saat Kalista memberikan deadline tidak masuk akal pada mereka, Willy adalah orang yang selalu berdoa agar Kalista bisa dipecat dari jabatannya.
"Iya, Bu. Rasanya sedih harus melepas Ibu dari sini. Kami pasti akan sangat merindukan teria--maksud saya ... emm maksud saya momen-momen indah bersama Ibu," ucap Rifa terbata. Tadi itu nyaris saja.
"Kamu benar, Rifa. Saya pasti akan sangat rindu meneriaki kalian," ujar Kalista tanpa beban. Membuat Rifa seketika panas dingin.
Revia dan yang lain berusaha menahan tawa. Poor Rifa. Nyatanya, selama ini Kalista menyadari bahwa bawahannya juga menyimpan dendam kesumat kepadanya.
"Tapi yang harus kalian tahu, saya bahagia bisa bekerja sama dengan orang-orang hebat seperti kalian. Menjadi atasan tentu tidak mudah. Namun, saat saya menyaksikan betapa loyalnya dedikasi kalian terhadap divisi ini, saya tidak bisa untuk tidak bersyukur. Kalian sangat luar biasa dan saya bangga pernah menjadi bagian dari divisi ini," terang Kalista yang kontan menciptakan suasana haru. "Saya selalu berharap, semoga suatu saat nanti kalian bisa lebih sukses dari saat ini."
"Bu, jangan bikin kita makin berat lepasin Ibuu."
Viona mendekat pada Kalista, memeluk erat wanita itu. Lalu diikuti oleh Rifa dan yang lain. Revia juga melakukan hal yang sama. Sudah dia katakan bahwa dia juga merasa sedih atas kepindahan Kalista. Sedikit.
KAMU SEDANG MEMBACA
Miss Copywriter [✓]
ChickLit| Tamat | | Akan direvisi kembali | Revia tidak tahu apa maksud mereka. Ayah, Ibu, Kakak dan Adiknya diam-diam memendam kebencian padanya. Selama ini mereka mengenakan topeng dan bersikap munafik, for god sake! Semua tawa, kasih sayang dan senyum ha...