"Ih! Geseran dikit elah! Ini kasur bukan cuma milik lo seorang!"
Tika mencoba mendorong Resi yang tidur memunggunginya. Pasalnya, ia nyaris terjatuh dari atas ranjang jika saja salah satu tungkainya, tidak merasakan dinginnya lantai.
"Resi! Ya ampun, jadi cewek kebo banget, sih!"
Tika bangkit dan berdecak kesal. Seraya mengucek pelan matanya, ia menatap keseluruhan ranjang Elma. Pantas saja ia nyaris terjatuh. Resi dan Rifa, juga menempati kasur tersebut.
Mata Tika lalu memindai seisi kamar dan menemukan Revia duduk ditemani televisi yang menyala. Tika yakin seratus persen gadis itu tidak benar-benar memperhatikan tayangan yang tengah disuguhkan.
"Vi."
Revia melirik ke belakang dan menemukan Tika yang berjalan ke arahnya. "Udah bangun lo?"
"Nggak, gue masih tidur. Ini lagi mimpiin Pangeran Brunai ngajakin goyang poco-poco." Dengkusan malas Revia membuat Tika tersenyum geli. "Elma mana?"
"Di depan."
"Ngapain emang?"
"Jagain sepupunya belajar kelompok," jawab Revia saat Tika menempatkan diri di sampingnya.
"Dih, posesif. Lolita jangan dikekang gitu, kasian gue liatnya. Kasih dia sedikit kebebasan kek," gerutu Tika atas kelakuan Elma yang terlalu protektif terhadap sepupunya.
"Kalau gue jadi Elma, gue bakal ngelakuin hal yang sama. Zaman sekarang bahaya biarin anak-anak terlalu bebas."
"Ya, ya, ya serah lo. Kalian berdua emang bibit-bibit strict parents. Btw ini udah jam berapa? Duh, bunda bakal keluarin lahar kalau gue terlambat pulang. Soalnya hari ini bokap balik."
"Jam tujuh malem. Gue kira Om Richard udah pulang. Kalau gitu, bilangin jangan lupa oleh-oleh gue, bakal ditagih."
"Nggak sudi gue lo mintanya oleh-oleh bule. Lagi juga, lagak lo minta bule buat dijadiin suami, dideketin si Regan aja ogah-ogahan. Ah, atau sekarang udah nggak? Buktinya kata Rifa, waktu itu lo kebakar cemburu pas liat Ibu Rosa nempel-nempel ama doi."
"Apaan, sih! Cemburu your head!" sanggah Revia tidak terima.
"Sans dong Beb kalau emang nggak jelly," ucap Tika diiringi sarkasme yang dibalas dengan dengkusan jengkel Revia.
"Vi, yang kayak tadi jangan diulangi. Lo nggak tahu aja sepanik apa gue sama yang lain. Kalau lo kenapa-napa gimana? Nih, mata gue ampe bengkak. Takut banget gue, Vi, kalau lo bahayain diri sendiri," celetuk Tika setelah beberapa saat terdiam.
"Maaf."
"Sedetik aja batang hidung lo nggak muncul, si Rifa bakal nyuruh orang buat lacak lo."
"So sorry, tadi gue bener-bener kacau."
"Kalau si Banu nggak ngasih tahu lo ada cek-cok lagi sama dia, kita semua nggak bakal tahu lo kabur ke mana. Duh, pokoknya jangan diulangi lagi. Ada apa-apa tolong kasih tahu. Cerita. Jangan sok mau mendem sendiri, terus akhirnya lo juga yang kacau. Gue nggak masalah kalau lo butuh personal space, cuma gue mohon jangan bahayain diri."
"Iyaa, Oma."
"Heh! Lambe lo mau gue jahit?!" teriak Tika murka karena Revia malah bercanda di saat seperti ini.
KAMU SEDANG MEMBACA
Miss Copywriter [✓]
ChickLit| Tamat | | Akan direvisi kembali | Revia tidak tahu apa maksud mereka. Ayah, Ibu, Kakak dan Adiknya diam-diam memendam kebencian padanya. Selama ini mereka mengenakan topeng dan bersikap munafik, for god sake! Semua tawa, kasih sayang dan senyum ha...