18

3.6K 319 0
                                    

Siang ini, Jakarta seperti terbakar. Suhu panasnya benar-benar menyiksa. Terik matahari yang menyilaukan, membawa hawa panas yang membuat Revia dan sahabat-sahabatnya memesan dua minuman dingin sekaligus.

"Kira-kira pengganti Bu Kalista siapa, ya? Penasaran gue," celetuk Rifa ketika mereka berlima tengah makan siang di kantin kantor.

"Nggak tahu dan nggak mau tahu," balas Revia acuh tak acuh setelah menyeruput es nutrisari jeruk perasnya yang masih tersisa satu gelas lagi. "Pokoknya siapa pun itu, gue harap ketua divisi kita yang baru nggak doyan ngajak gelut bawahannya."

Mereka terkikik atas perkataan Revia. Walau Elma, Resi, dan Tika tidak satu divisi bersamanya, tapi jangan salah, perihal pertengkaran antar karyawan dan bos yang ada di Creative Departement selalu menjadi hal yang sayang untuk dilewatkan.

Namun, untung saja berita pertengkaran itu hanya sampai di telinga para karyawan dan tidak merembet ke telinga kalangan elit kantor. Bisa-bisa Revia akan mendapatkan SP. Toh, pertengkaran antara Kalista dan Revia tidak sampai saling menjambak atau pun melukai fisik. Hanya sebatas saling melempar perkataan sarkas. Yaa, diselingi dengan sedikit aksi jahil Revia juga.

"Aminin aja deh. Lagian gue eneg liat lo dikit-dikit ribut sama Ibu Kalista tercinta lo itu," imbuh Elma.

"Btw mantan bos lo sekarang kerja di mana, Vi?" tanya Tika. Dia menyeka dahinya yang berkeringat.

"Nggak tahu. Di mana pun dia kerja, gue harap nggak bakal ada lagi karyawan yang bernasib nahas kayak gue." Revia menangkupkan tangan seperti tengah berdoa.

"Terus pengganti sementara Bu Kalista siapa dong? Masa posisi ketua divisi kosong gitu aja?" ucap Elma penasaran.

"Ada, si Nizam. Dia cukup capable jadi pengisi sementara ketua divisi."

Anehnya, perkataan Revia menerbitkan senyum malu-malu Tika. "Nizam, ya, Vi?"

Mereka semua yang melihat reaksi menjijikkan Tika, mendadak merasa ingin muntah. Sejak kapan Tika jadi seperti ini?

"Tik, lo ... kenapa? Ngapain senyam-senyum gitu? Jijik gue liatnya," aku Resi jujur. "Jangan bilang lo naksir ama si Nizam Nizam itu?"

Wajah Tika merona setelah mendengarkan ucapan Resi. Dia menangkup wajahnya tersipu.

"Gue ... gue sebenernya dulu satu kampus sama dia. Satu fakultas juga, tapi beda jurusan," cicit Tika.

Revia dan yang lain saling bertatapan.

"Terus?" tanya mereka bersamaan.

"Dia, mantan gebetan gue," lanjut Tika yang seketika menimbulkan pekik heboh hingga menarik perhatian pengunjung kantin lainnya.

Tika yang panik meminta sahabat-sahabatnya berhenti bertingkah. "Please deh, nggak usah lebai gitu! Karyawan lain pada liatin kita ogeb!"

Rifa yang masih syok, menepuk pipinya cukup kencang. "Tik, ini beneran? Dulu lo pernah dekat sama kaum adam? No i mean, lo pernah suka cowok gitu? Gue kira lo lesbiola anjirr. Soalnya selain Via yang kolot banget ama urusan cowok, yeti juga nggak pernah bahas pacar atau gebetan selama inii. Asli, akika siyookkk!"

Tika dibuat melotot atas kejujuran Rifa yang sangat menyeramkan. Langsung saja dia mencubit keras lengan gadis di sampingnya itu. Sementara Revia yang namanya disebut, memilih tak menanggapi fakta tersebut.

Miss Copywriter [✓]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang