Di sebuah rumah berlantai 2 di daerah Makassar bagian Utara, terlihat sepasang suami istri sedang duduk santai diteras rumah.
"Mah, kok si Reni gak turun-turun dari kamarnya yah?" Ujar si pria sambil menikmati sebatang rokok kretek.
"Gak tau juga Pah... mungkin masih tidur kali." Jawab si wanita sambil menoleh ke si pria.
"Liatin gih.. kali aja, dia lagi ada masalah?"
"Ihhh Papah, malas banget... bentar aja deh." Jawab wanita itu. "Paling juga kalau lapar, dia turun ke bawah."
"Ya sudah..."
Beberapa saat kemudian...
Berbeda saat ini yang terjadi di dalam kamar yang terletak di lantai 2 rumah tersebut. Terlihat beberapa tissue yang berserakan di lantai. Tentu saja tissue-tissue tersebut menjadi korban seorang gadis yang meratapi kesedihannya dalam kamar.
Wajah pucat, dan dua bola mata yang terlihat masih merah karena bekas air mata yang mengalir beberapa kali setiap mengingat kejadian semalam.
Kejadian yang membuatnya patah harapan. Apa yang selama ini ia impikan akhirnya kandas ditengah jalan setelah mengetahui bahwa pria yang selama ini ia cintai bermain serong dibelakangnya.
"Kak Joko... hikz...hikz... kenapa kamu tega nyakitin Reni." Air matanya kembali mengalir setiap meyebut nama pria yang telah menyakitinya.
"Apa salah Reni Kak? Hikz...hikz... APAAAA??"
Berulang kali HPnya berdering tanda adanya panggilan masuk dari pria yang ia maksud. Namun, Reni tak menggubrisnya dan hanya memilih menyendiri dikamarnya untuk meratapi nasibnya yang sedang hancur.
Berulangkali ia memukul-mukul bantalnya, menyesal dengan nasibnya yang seperti ini.
Padahal dia sangat percaya selama ini dengan pria yang bernama Joko. Reni sangat mencintainya melebihi apapun, itu menurut Reni. Namun, Joko telah menghianati kepercayaannya dengan bermain dibelakangnya dengan wanita lain.
"Bangsatttt lo Jok... bangsattt. Ternyata selama ini lo udah ngebohongin gue." Matanya memerah, amarahnya memuncak setiap saat mengingat wajah pria itu.
Saat gadis itu masih sibuk mengutuk pria yang bernama Joko, tiba-tiba pintu kamarnya diketuk dari luar.
Tok...Tok...Tok!!! "Ren... udah bangun belum sayang?" Suara merdu dari luar kamar terdengar oleh gadis itu. Membuatnya segera menyeka wajahnya dengan tissue, lalu melangkah ke pintu tapi tanpa sadar bahwa suasana kamarnya sedang berantakan.
Krieeekkkk!!! Pintu kamar terbuka.
"Mah," Ujar Reni memelas saat melihat Mamahnya berada di depan pintu.
"Astagfirullahhhh... kok kamar kamu berantakan gini sayang?" Tanya Mamahnya sesaat, lalu wanita itu menoleh ke Reni yang terlihat lesu dan tak bersemangat.
"Mah... hikz...hikz..." Reni segera memeluk tubuh si mamah lalu menumpahkan semua kesedihannya membuat Mamahnya pun membalas pelukan anaknya. "Hikz...hikz..."
"Kamu kenapa sayang?" Tanya Mamahnya namun Reni enggan menjawabnya. "Ayo duduk dulu." Lanjut wanita itu sambil mengajak Reni untuk duduk di ranjang dalam kamar.
"Hikz...hikz... gak apa-apa Mah. Reni lagi sedih aja." Jawab gadis itu membuat Mamahnya hanya geleng-geleng kepala.
"Gak mungkin, pasti ini gegara si Joko yah?"
"Hikz...hikz... i-iya Mah."
"Cerita ma Mamah... ada apa sebenarnya."
Akhirnya Reni menceritakan kejadian semalam, dimana saat ia tidak mendapatkan kabar dari Joko beberapa hari sebelumnya. Akhirnya ia memutuskan untuk mendatangi kosan pria itu sendiri.
KAMU SEDANG MEMBACA
DON'T GIVE UP - Tj44 √ [Completed]
RomanceCerita ini khusus untuk 18+ Jika belum cukup umur di sarankan segera tinggalkan cerita ini. Jangan lupa kritik & saran sangat di harapkan Jangan Lupa Bahagia Tj44