Seorang gadis, sedang duduk termenung di teras rumah menatap bintang-bintang yang se-akan tersenyum ramah kepadanya. Kesedihan yang melingkupinya setelah ditinggal sendiri di Makassar oleh kedua orang tuanya, sedikit demi sedikit mulai terobati.
Dengan kesibukan yang ia jalani baik di kampus maupun di tempat kerjanya, mampu mengikis perlahan-lahan rasa gundah di hatinya.
Ia tersenyum sendiri mengingat nasibnya yang seperti ini, namun tanpa ia sadari semakin hari justru semakin membuatnya menjadi seorang perempuan yang mandiri.
Saat masih melamun dengan berbagai macam pikiran di kepalanya, tiba-tiba ponselnya berdering adanya panggilan masuk. "Sinta..." Ia bergumam dalam hati, saat melihat nama si penelfon.
"Ya halo nek." Senyum terkembang di bibirnya, saat mengangkat telpon.
"Loe dimana?"
"Dirumah, kenapa gitu?" Gadis itu menjawab, sambil memijat-mijat kakinya sendiri.
"Ohh, mau jalan gak?" Mendengar ajakan dari Sinta, keningnya mengerut sesaat.
"Emangnya mau kemana?" Tanya-nya.
"Pokoknya nongkrong... lagian, gue juga lagi boring nih."
"Ya sudah," Kata gadis itu. "Loe mau jemput gue, atau gue jalan sendiri?"
"Gue jemput yah... setengah jam lagi gue sampai."
Setelah menutup telpon, gadis bernama Reni itu segera beranjak untuk berganti pakaian.
Beberapa saat kemudian...
Disebuah café yang terletak di Jalan Kakak Tua, ROUTE89 menjadi pilihan kedua gadis yang baru saja turun dari mobil.
Mereka memilih meja yang berada di lantai 2, yang keadaan-nya tidak begitu ramai. Segera pelayan resto menghampiri mereka saat baru saja duduk. "Malam, mau pesan apa?" Suara sapaan dari pelayan resto membuat Sinta menoleh.
Senyuman tersungging dibibir Sinta saat melihat wajah sang pelayan. "Hmm," Sinta berdehem dan lengannya menyenggol pelan gadis di samping-nya yang sedang sibuk bermain HP.
"Apaan sih loe." Gadis itu menoleh, merasa heran dengan kelakuan Sinta di samping-nya.
"Hehehe, gak... oh iya, Mas..." Sinta menatap wajah pelayan itu. "Nama loe bukan Ajie kan?"
Degh!!! Reni menoleh ke pelayan itu, membuat keningnya mengerut karena mendengar apa yang dikatakan oleh Sinta.
"Bukan Mba... hehe," Jawab Pelayan itu penuh kesopanan. "Mau pesan apa Mba?"
"Hmm, gue pesan Avocado Coffee aja yah Mas." Segera, pelayan itu mencatat pesanan Sinta.
"Kalau Mba-nya?" Reni menoleh kembali, saat mendengar pertanyaan dari pelayan itu.
"Gue, Green Tea Late aja yah Mas... satu lagi, gak pake lama." Jawab Reni.
"Di tunggu yah. Thanks," ujar Pria itu tersenyum, lalu membungkuk sesaat sebelum ia beranjak dari meja tersebut untuk menyiapkan pesanan kedua gadis itu.
Tatapan penuh arti yang Reni dapatkan setelah pelayan itu telah pergi. Kerutan dikeningnya menandakan bahwa ia bingung atas tingkah gadis di sampingnya.
"Loe kenapa nek?" Reni, mencoba bertanya.
"Loe gak sadar? Tuh cowok mirip banget dengan Ajie."
"Masa sih?" Mata Reni kembali memperhatikan pria yang di maksud Sinta. Kemudian, kembali melihat ke gadis disampingnya. "Beda ah... gak ada mirip-miripnya kaleee nek."
KAMU SEDANG MEMBACA
DON'T GIVE UP - Tj44 √ [Completed]
RomanceCerita ini khusus untuk 18+ Jika belum cukup umur di sarankan segera tinggalkan cerita ini. Jangan lupa kritik & saran sangat di harapkan Jangan Lupa Bahagia Tj44