Malam semakin larut, bintang-bintang mulai tersenyum menyaksikan kisahnya. Kisah yang berawal 2 hari yang lalu.
Kisah dimana ia memberanikan diri untuk mengatakan hal yang seharusnya tidak ia katakan.
Mengajak seorang pria untuk menjalin kasih dengannya.
Saat ini...
Disudut kamar, dan di atas ranjang ia sedang membaringkan tubuhnya.
Walaupun ia tahu ini adalah sesuatu yang sangat tidak masuk akal. Namun, hati-nya selalu mendorongnya untuk menyatakan semuanya.
Dalam kamar dengan cahaya yang minim, ia belum bisa memejamkan kedua matanya. Dalam otaknya saat ini, hanya memikirkan pria itu.
"Ngapain yah dia??" Gumamnya pelan.
Seorang pria yang telah merebut hatinya. Merebut perhatiannya dan juga merebut gengsinya terhadap semua pria selama ini.
Ia meraih HPnya lalu mencoba menghubungi pria itu.
"Nomor yang anda hubungi, sedang sibuk." Ia cemberut saat mendengar suara operator.Kembali ia memikirkan pria itu.
Senyumnya...Tawanya yang membuat ia terpesona...
Sikapnya, walau kadang dingin namun itulah yang menjadi daya tarik pria itu...
Gadis itu tersenyum setelah memikirkan tentang pria itu.Ia mencoba menghubunginya lagi. "Nomor yang anda hubungi sedang sibuk..."
"Tumben..." gumamnya.5 menit berlalu...
Namun, nomor pria itu masih saja sibuk. Akhirnya, ia-pun mengirimkan sebuah pesan kepada pria itu.
"Sibuk banget telponnya..."
Wajah yang awalnya ceria, berubah menjadi cemberut saat beberapa menit tak ada balasan dari pria itu. Maka ia memilih untuk mencoba memejamkan matanya kembali.
Sayup-sayup, ia sudah mulai kehilangan kesadarannya menuju ke alam mimpi.
ZzzzzzZ...
~•●•~
Ajie pagi ini terlihat begitu semangat. Senyum ceria ia tunjukkan kepada dunia.
Beberapa menit ia tiba di kantor. Lalu memarkirkan motornya ke parkiran yang disediakan."Ceria amat lo Ji?" Sapa Sem yang melihatnya tiba di ruangan.
"Masa sih pak Sem?" Kata Ajie dengan nada bertanya. Ia, selalu memanggil rekan kerjanya dengan panggilan Pak. Walau mereka se-level.
"Ye... dibilangin."
Ajie tak mengubris pria itu. Ia malah menatap meja di dalam ruangan. Meja yang selalu di gunakan oleh seorang gadis yang saat ini hadir di dalam tempurung kepalanya.
"Pagi..." sapaan merdu dari seseorang yang baru saja tiba.
Ajie menoleh ke arah suara tersebut begitu juga rekan Sem.
Sebuah senyuman terlempar ke arahnya, saat mata Ajie bertemu pandang dengan mata seseorang yang baru saja tiba.
"Pageee nona... cantik amat lo pagi ini." Goda Sem membuat Ajie ikut tersenyum.
"Ahhh... Pak Sem bisa aja." Kata gadis itu bernama Mitha.
Terlihat gadis itu mengangguk saat bertemu pandang lagi dengan Ajie. Lalu melangkah menuju meja kerjanya.
Saat berpapasan dengan Ajie, ia menoleh sambil melirik dengan ekor matanya sambil menggigit bibir bawahnya membuat Ajie salah tingkah. "Makasih yah, semalam udah nemenin nelpon." Bisik gadis itu sesaat sebelum ia duduk di kursinya.
Mitha menyalakan komputernya sambil menatap wajah Ajie.
"Eh Ji... Pak Ferry belom datang yah?" Kata Sem yang sibuk mengatur beberapa laporannya.
"Udah sih, semalam beliau nelfon." Jawab Ajie.
"Ohhh... kirain si bos belom pulang."
Beberapa saat kemudian...
Pak Ferry yang tiba, langsung mengajak teamnya untuk meeting pagi.
Semua langsung berkumpul di ruangan.
Beberapa hal dijelaskan oleh Pak Ferry, mulai dari pembahasan market share produk mereka dengan produk kompetitor. Sampai membahas beberapa challenge baru yang akan mereka jalankan.
"Jadi, Pak Putu mengintruksikan bahwa kita harus menambah market share kita lagi... walaupun, hasil kita di quartal 2 ini versus quartal 1 terjadi peningkatan 3%. Tapi, pesan Pak Putu kita jangan merasa puas dulu... karena saat ini kompetitor kita itu masih tertidur dan belum bergerak untuk melakukan Counter attack terhadap kita yang sudah menggerogoti market share mereka." Kata Pak Ferry menjelaskan. "Bagaimana menurut kalian? Apa ada saran atau plan dari kalian?"
"Pak, apakah kita bisa ngajuin lagi untuk tambahan promo Diskon Pak?" Tanya Dodi dan di iyakan oleh Sem.
"Kalau kamu Ji?" Tanya Pak Ferry menoleh ke Ajie. Dan sontak semua orang di dalam ruangan menoleh ke arahnya.
Beberapa detik Ajie terlihat sedang menganalisa sesuatu. Lalu ia-pun tersenyum sebelum menjelaskan ke mereka. "Hmm, promo yang ada saat ini udah lumayan bagus sih menurut Ajie... tapi gak tau deh kalau dari bapak-bapak yang lainnya." Kata Ajie. Terlihat Mitha menopang dagu di atas meja dengan menggunakan kedua tangan sambil menatap wajah Ajie yang baru saja menjelaskan opininya.
"Gak kompak lo ah." Celetuk Sem di sampingnya.
"Bisa jelasin gak Ji, apa alasannya kamu mempunyai opini lain kek gitu?" Tanya Pak Ferry.
Ajie menoleh sekilas ke arah Mitha yang masih sibuk menatapnya. Ia tersenyum, dan Mitha pun membalasnya dengan senyuman menggoda.
"Alasannya simple sih Pak..." Ajie mulai melangkah ke papan tulis lalu mengambil sebuah spidol. Ia menjelaskan sambil menggambar sebuah lingkaran di papan tersebut.
"Ini adalah market produk seasoning 100%... ok yah." Kata Ajie menulis angka 100% di dalam lingkaran tadi. "Terus, ini adalah market share produk kita." Lanjutnya menggambar sebuah lingkaran kecil di dalam lingkaran besar tadi, lalu menuliskan sebuah tulisan persentase di dalamnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
DON'T GIVE UP - Tj44 √ [Completed]
RomanceCerita ini khusus untuk 18+ Jika belum cukup umur di sarankan segera tinggalkan cerita ini. Jangan lupa kritik & saran sangat di harapkan Jangan Lupa Bahagia Tj44