Ajie mengajak mereka mengunjungi beberapa tempat wisata di Manado. Tujuan pertama mereka adalah ke beberapa daerah, misalnya Tomohon dan Tondano. Selama perjalanan, Ajie menjelaskan apa yang ia ketahu ke wanita itu. Sedangkan Dea, sudah tertidur sejak tadi. Memang, kebiasaan gadis kecil itu kalau di ajak berjalan jauh, ia akan memilih untuk tidur.
Ajie seringkali pergi ke Tomohon karena sebuah tugas yang mengharuskannya melakukan visit area setiap dua minggu sekali. Maka dari itu, sedikit banyaknya ia lumayan mengerti jalan-jalan di daerah itu, karena selama ini memang Ajie sengaja memilih untuk menyetir jika mengunjungi setiap daerah.
Saat mobil menaiki sebuah tanjakan, terlihat sebuah rumah makan yang terletak di sisi kiri mobil. Ajie menoleh, karena menyadari Mitha memandang aneh setelah membaca sebuah spanduk bertuliskan beberapa menu makanan yang ada di rumah makan itu.
"Itu rumah makan Heng Ming... segala jenis hewan ada di situ... hehehe, mau?" Mitha mengernyit. Lalu menoleh sambil tersenyum.
"Ihhh, enggak lah. Hehehe..." Kata Mitha.
"Kirain." Kata Ajie menggodanya.
"Dasar..." Cubitan kecil di lengan Ajie, karena baru saja ledekin wanita itu.
Mereka tersenyum bersama, penuh arti dalam setiap senyuman mereka.
Mereka kembali mengobrol santai hingga tak terasa mereka telah tiba di pusat kota Tomohon.
Yang ada dibenak Mitha saat melewati sepanjang jalan protokol, bahwa kota ini adalah kota yang Indah. Sebuah kota yang sangat bersih dan sejuk, dikarenakan semua masyarakat di kota ini sangat menjunjung tinggi hidup rukun. Tak memperdulikan status maupun perbedaan dari sisi agama. Tiba-tiba ia merasakan sebuah kedamaian saat berada di kota itu.
"Bagus yah kotanya..." Gumam Mitha yang sejak tadi memandang takjub suasana di kota Tomohon.
"Yah... emang bagus, dan masyarakat disini semuanya ramah." Jawab Ajie mengingat setiap ia berkunjung di daerah ini, ia tak pernah sama sekali mendapati tatapan tak suka dari siapapun yang berpapasan ataupun berinteraksi dengannya.
"Hehe, jadi pengen pindah ke Manado." Gumam wanita itu.
"Tapi sayangnya, aku bakalan pindah kembali ke Makassar." Jawab Ajie membuat Mitha memanyunkan bibirnya. Menggemaskan banget! Pikir Ajie.
"Iya yah, lupa... hehe, tapi... kalo ayah udah di Makassar lagi. Kita masih bisa liburan ke Manado-kan?"
"Hmm, Kamu suka banget yah dengan kota ini?"
"Sangat... sayangnya, dedek lagi bobo." Ia menoleh sesaat ke belakang. Melihat Dea yang masih tertidur dengan posisi terbaring di atas jok tengah sambil memeluk sebuah boneka beruang yang semalam Ajie belikan. "Kalo tidak, dia bakalan cerewet mengomentari kuda-kuda yang lewat dan beberapa gunung yang pastinya akan membuatnya senang yah." Lanjutnya saat beberapa hewan yang di maksud Mitha berlalu lalang di sepanjang jalan yang mereka lewati.
"Hehehe, pastinya sayang." Entah kenapa, setiap Ajie menyebutkan kata 'Sayang' membuat rona merah di pipi Mitha sering muncul.
"Makasih sayang." Balas Mitha membuat Ajie menoleh dan mengernyit saat mendapatkan wanita itu menatapnya dengan wajah yang merona.
"Kenapa jadi malu kek gitu? Kayak ABG-ABG aja. Hehehehe."
"Biarin... habisnya, jarang banget aku dengerin kamu manggil sayang." Balas Mitha manyun.
"Gak boleh yah?"
"Sangat boleh... dan, itu yang Mitha harapkan selama ini." Mitha kembali mengelus lengan kiri Ajie yang masih sibuk memegang persenelan.
KAMU SEDANG MEMBACA
DON'T GIVE UP - Tj44 √ [Completed]
RomanceCerita ini khusus untuk 18+ Jika belum cukup umur di sarankan segera tinggalkan cerita ini. Jangan lupa kritik & saran sangat di harapkan Jangan Lupa Bahagia Tj44