"Hosh... hosh... hosh..."
"Hosh... hosh... hosh..."
Nafas dua insan beradu cepat di atas ranjang empuk. Wangi aroma bunga melati semerbak memenuhi setiap sudut ruangannya. Kamar itu, sekali lagi menjadi saksi penyatuan dua insan dimabuk asmara. Sementara itu kedua manusia yang ada di dalamnya, seorang pria, dan sang wanita, berpelukan memanja di dalamnya. Keduanya tersenyum, menunjukkan kepuasan atas apa yang mereka lakukan sebelumnya. Apa yang mereka perbuat, dalam kesucian cinta, di malam pertama yang indah mereka.
Bagi sang perempuan, malam ini sangat spesial dalam hidupnya. Untuk pertama kalinya, cinta sejatinya, cinta yang dia idamkan semenjak masa kuliah dulu, cinta yang diperoleh dengan perjuangan dan air mata, menyentuhnya. Menyentuh secara fisik, lahiriah, sesuatu yang sudah ia jaga mati-matian. Dan semenjak itu, dia menyerahkan tubuhnya, payudara yang belum pernah disentuh pria manapun, hingga keperawanannya kepada sang arjuna.
Bagi sang lelaki, malam ini menggambarkan suka dukanya dalam menjalani kehidupan. Bagaimana dia jatuh cinta kepada dua hati, memilih salah satunya, satu cinta yang kemudian menjelma dalam sosok yang sangat dia sayangi. Penentu kisah cintanya.
Dea, dialah satu-satunya orang yang bisa menentukan apakah seorang wanita layak menjadi ibunya atau tidak.
Dan pada akhirnya sang anak pun menentukan demikian. Sang pria kembali teringat, 3 bulan yang lalu, restu itu dia dapatkan. Dan justru anak semata wayangnya lah yang mengajukan restu itu. Penghalang atas cintanya kepada bidadari yang saat ini di pelukan, hilang begitu saja atas permintaan sang putri. Sebuah permintaan yang sangat dia dambakan. Permintaan yang sangat diharapkannya. Permintaan yang didambakannya. Sejak bertahun-tahun yang lalu, yang bahkan tidak dapat dia ungkapkan selama ini.
Hati yang terkunci pada satu wanita, sontak terbuka kembali. Ya, selama ini Ajie hanya mengunci hatinya pada Mitha seorang. Sosok yang sangat dia hormati, yang telah tiada. Wanita itu hampir menjadi istrinya, ketika meninggal karena kecelakaan pesawat, tujuh tahun yang lalu. Hanya restunyalah yang membuat Ajie membuka hati kepada wanita lain. Itulah yang diterjemahkan Ajie menjadi restu dari anaknya, Dea.
Dea sendiri menjelma, dari seorang anak kecil yang imut, malu-malu saat pertama kali bertemu, menjadi seorang remaja cantik. Mirip sekali dengan ibunya, Mitha. Membuat Ajie selalu teringat kepada Almarhumah. Hal ini pula yang menjadikannya lebih dingin kepada wanita. Meskipun dia juga dekat dengan beberapa perempuan, termasuk Shinta salah satunya.
Reni. Gadis itulah yang dipilih Dea. Gadis itulah yang mengubah peruntungan, dan pada akhirnya, sikap sang Bos menjadi lebih hangat kepada semua orang. Gadis cantik itulah yang sekarang ada di pelukannya, setelah pendakian yang melelahkan selama tiga jam lamanya.
Perlahan Ajie mengecup kening Reni. Matanya perlahan menutup, seolah menuruti perintah istrinya, yang lebih dahulu tertidur di dekapannya. Kepingan demi kepingan memori kehidupannya kembali tampak dalam pikirannya.
Flash Back
"Saya terima nikahnya Reni .... binti Syarifuddin dengan mas kawin emas seberat empat puluh empat (44) gram dan seperangkat alah sholat, tunai," Ucap Ajie mantap, menjawab kalimat pak haji yang kali ini menjadi wali nikah Reni.
"Bagaimana? Sah?" tanya penghulu.
"Sah!" Jawab hadirin yang menjadi saksi nikahnya.
"Alhamdulillah," semua merasa bersyukur acara ijab qobul berlangsung lancar.
Flashback End
Peristiwa yang terjadi pagi hari sebelumnya. Sebuah lembaran dimulai. Sejak saat itu, Ajie secara resmi menjadi suami dari Reni. Ajie tersenyum mengingatnya. Betapa bangganya dia bisa mendapatkan hati istrinya. Tanpa membuka mata, dikecuplah kening indah perempuan di pelukannya.
KAMU SEDANG MEMBACA
DON'T GIVE UP - Tj44 √ [Completed]
RomanceCerita ini khusus untuk 18+ Jika belum cukup umur di sarankan segera tinggalkan cerita ini. Jangan lupa kritik & saran sangat di harapkan Jangan Lupa Bahagia Tj44