The Altering Summer

Scene 🎬 21

🎥

Seoul, satu minggu sebelum libur musim panas dimulai,

Jam antik yang terpajang gagah di ruang tengah kediaman Lee berdentang dengan angkuh. Dua belas kali dengan gema yang memantul di dinding berlapis wallpaper gading. Disusul dengan derap langkah tergesa dari seorang gadis kecil yang dengan semangat menuruni anak tangga. Wajah berseri, senyum merekah, dan kedua tangan berayun gembira.

“Selamat ulang tahun, Minjaemin!” Begitu serunya ketika ia sampai di ruang tengah. Tempat di mana semua kado dari keluarganya sudah tersusun rapi di atas meja.

“Ayah memberikanku boneka Barbie lagi! Ugh! Ayah menyebalkan—

—tapi aku sayang Ayah.” Ia sibuk mengoceh sendiri sampai tidak sadar kalau ada seseorang yang sedang menyaksikan tingkah lucunya itu, bersandar pada bingkai pintu, tangan terlipat dan senyum terukir sendu.

“Lee Minjae...” panggil orang itu seraya berjalan mendekat.

Minjae menoleh, mendapati Pamannya sudah berdiri di sampingnya dengan tangan terulur, membelai puncak kepalanya dengan lembut.

“Paman~” balasnya dengan manja.

“Selamat ulang tahun, Sayang.”

“Eung, terima kasih, Paman. Kado dari Paman paling keren!”

Lalu keduanya tertawa bersama. Namun setelahnya, Haechan terdiam. Menatap sang keponakan dengan pikiran penuh dengan pertimbangan.

“Kiddo.”

“Ya?”

“Berapa usiamu sekarang? Delapan?”

Minjae mengangguk, lalu ia menatap Haechan dengan cermat; menguncinya beberapa detik sambil memiringkan kepalanya. “Ada apa, Paman?”

Haechan terhenyak sebentar, lalu ia kembali tersenyum. “Ada sesuatu yang ingin ku berikan kepadamu. Tetapi...”

“Hm?”

“Aku tidak tahu, apakan ini sesuatu yang benar atau tidak. Tapi mau bagaimana lagi, aku harus melakukannya, karena Bundamu yang memint—”

“Bunda??” Kedua manik Minjae berkilap dengan semangat saat mendengar panggilan ‘Bunda’ terucap dari bibir Pamamnya itu.

Haechan mengangguk pelan. “Eung. Bundamu menitipkan sesuatu kepadaku, sebelum dia...”