Scene 🎬 32

1.5K 274 6
                                    




🎥










Minhyung menghentikan semua gerakan di tubuhnya untuk menatap kesempurnaan yang terpampang jelas di kedua matanya saat ini; wajah Jaemin yang merona di bawah paparan rintik hujan.


“Baru ku sadari, kalau aku kehilanganmu selama ini, Minjaemin,” bisiknya lirih.


Jaemin membulatkan kedua matanya saat Minhyung perlahan mendekatkan wajahnya. Telapak tangan kirinya menelusup perlahan dan menangkup wajahnya, sementara tangan kirinya meluncur turun dan mengerat di pinggangnya.


“May I?”


Seluruh otot di tubuh Jaemin menegang saat Minhyung memiringkan kepala dan membuka sedikit belah bibirnya, dan di detik berikutnya ia menyatukan benda kenyal itu di bibir Jaemin.


Kecupan singkat yang kian melambat, menjadi sebuah ciuman lembut yang menarik Jaemin dari dunia fana.


Jaemin masih bisa merasakan bagaimana pegangan Minhyung semakin mengencang saat ia membalas ciumannya perlahan, dan tanpa disadarinya, pegangan tangannya ikut meremat lengan Minhyung dengan kuat.


Jaemin hilang dalam ciuman yang diberikan Minhyung, semua pertahanannya runtuh, luluh lantak seperti sebuah bom yang terjatuh tepat di atas kota Hiroshima.


Menghiraukan apa yang sedang diteriakkan oleh isi kepala, Jaemin terus membalas ciuman Minhyung sesuai dengan apa yang hatinya inginkan.


Menurut dengan sesuatu yang akhirnya terbebas dari dalam kerangkeng di hatinya.


Petir menggelegar, menyentak Jaemin yang sedang terbuai. Ia langsung tersadar dan mengakhiri ciumannya dengan Minhyung. Ia menatap jemarinya yang masih menari di wajah Minhyung dan sebuah benda yang berkilau menyadarkannya akan sesuatu.


“Oh, tidak,” ucapnya dengan manik yang membulat sempurna.


“Jaem—”


“Tidak! Tidak! Aku seharusnya tidak—oh, Tuhan.”


Jaemin menutup mulutnya dengan cepat seraya melepaskan diri dari dekapan Minhyung.


“Min—”


“Minhyung, a-aku harus...”


Tanpa menyelesaikan kalimatnya, Jaemin berbalik lalu berlari menjauh dari Minhyung. Yang masih terdiam merutuki kebodohan yang baru saja dilakukannya.


Jaemin terus melangkahkan kakinya, tanpa tahu arah dan tujuan, hingga akhirnya ia berhenti untuk mengambil nafas yang hampir terputus.

The Altering SummerTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang