DUA BELAS

19.5K 505 3
                                    

Saat ini Rara dkk tengah berada di lapangan basket, setelah menerima hukuman dari Pak Tommy, dosen yang mengajar di kelas Rara. Ia dipinta umtuk mengelilingi lapangan basket sebanyak lima kali, walaupun Rara adalah anak dari direktur di kampusnya tidak ada guru yang membedakannya, bagaimana pun ia adalah seorang mahasiswi. Mereka duduk duduk ria sambil menonton senior mereka bermain basket. Rara tidak mood untuk menontonnya, padahal basket adalah olahraga favoritenya, karena Cakra selaku kapten basket sembari tadi terus memperhatikannya dengan senyum manis yang sengaja di pamerkan kepadanya.

Rara rasa ia ingin mual ketika melihat Cakra melempar kecupan dengan ujung tiga jari kepada Rara. Tiba tiba Rara merasakan ada seseorang yang duduk di sampingnya, ia menoleh dan mendapati Willi tengah tersenyum lebar ke arahnya. Willi memiliki perawakan seperti perempuan, jari jari yang begitu lentik, mata besar, hidung kecil tapi cukup mancung dan bibir kecil warna merah muda, begitu pun juga dengan tingkah lakunya yang seperti perempuan, cara berjalannya, dan juga cara bicaranya. Ia sangat berbeda dengan Lisa. Lisa adalah kebalikan dari Willi yang tomboy, bar bar, menyukai kekerasan dan juga terkadang tidak terlalu senang jika bergosip.

"Hy Rara," Sapanya sambil melambai lambaikan tangannya.

"Hy juga"

"Kenapa beberapa hari yang lalu kamu kok gak kuliah?" Tanya Willi.

"Beberapa hari yang lalu gue pergi ke Bogor buat jenguk nenek gue" jawab Rara dengan sedikit berbohong. Ia tak ingin semua orang tau jika ia telah menikah, cukup empat sahabatnya saja yang tau.

"Ooo" Willi ber "oh" ria sambil menatap punggung Lisa yang tengah mengobrol yang tengah mengobrol dengan teman di sampingnya. Rara sudah mengetahui sejak awal bahwa Willi sangat mencintai Lisa semenjak mereka dipertemukan, kisah mereka seperti pada cerita "Anwar dan Rohaya".

Willi kemudian menghampiri Lisa dan langsung merangkulnya.

"Hy Sasa"

"Apaan sih, nama gue itu Lisa bukan Sasa!!" Ujarnya dengan melepas rangkulan Willi di pundaknya.

"Ihh!! Sasa gak tau, itu tuh panggilan sayang dari aku ke kamu"

"Jijik gue!!!"

"Yang penting Willi sayang sama kamu Sa," Willi kemudian memeluk pinggang Lisa erat dan langsung dilepas oleh Lisa.

"Lo mau gue gampar, huh?!" Ucapnya yang sudah siap melayangkan tamparan ke Willi

"Mau digampar sama tangan Sasa gak masalah kok bagi Willi, karena aku udah bilang, aku tuh sayang sama Sasa. Di tampar aja Willi seneng apalagi kalau dicium, bisa melayang aku tuhh" histerisnya dengan menunjukkan gaya seperti wanita centil.

"Lebay Lo!!! Udah ahh, gue eneg liat lo!" Lisa kemudian bangkit dari tempat duduknya dan langsung meninggalkan lapangan basket dengan diikuti oleh Willi.

Rara, Dina, Osa dan juga Bera hanya cekikikan melihat tingkah mereka berdua.

Rara melihat Cakra berlari kecil untuk menghampirinya dengan handuk kecil yang bertengger di lehernya. Ia kemudian duduk di sampingnya, tapi dengan cepat Rara menggeser supaya lebih menjauh. Cakra tersenyum lebar, kemudian menarik pinggang Rara.

"Lo kayak lempeng bumi ya, geser dikit aja udah bikin goncang hatiku" bisiknya.

"Kagak usah ngegombal!!"

"Aku ingin mengaku dosa. Jangan pernah marah ya. Maafkan aku sebelumnya, tadi malam aku mimpiin kamu jadi pacarku. Setelah bangun, akankah mimpiku jadi nyata?" Tanya Cakra menaik turunkan alisnya.

"Lo itu udah punya pacar dan gue juga udah punya pacar. Jadi berhenti lo main cinta cintaan sama gue!!" Pinta Rara tapi tak dihiraukan olehnya.

"Aku bakalan berhenti cinta sama kamu kalau gajah sudah bisa terbang sendiri"

My Sweet Husband (COMPLETE✔) Belum RevisiTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang