LIMA

26.6K 723 5
                                    

Dina membuka pintu rumahnya, seperti biasanya berantakan dan sepi tanpa penghuni. Dina menghela nafas, ia sangat bahagia melihat rumahnya yang sepi. Ia bukanlah anak orang kaya, ia tinggal di sebuah kos kosan bersama dengan kelurganya. Dina adalah seorang anak broken home, ibunya adalah seorang pencundang, ayahnya seorang tukang judi dan sering pula pulang malam dengan keadaan mabuk atau terkadang sering membawa seorang wanita dan akan menimbulkan pertikaian dengan ibunya, sedangkan sang adik yang masih berumur 16 thn, ia adalah seorang wanita sewaan yang selalu pulang dengan keadaan leher dan paha terdapat sebuah bekas kissmark.

Dina menghela nafas saat seseorang mengetuk pintu rumahnya. Ia lalu membuka pintu kayu tersebut dan mendapat adiknya dengan baju yang lumayan terbuka dengan belahan dada yang terlihat jelas dan pahanya yang terekspos dan seperti biasanya sebuah bekas kissmark di paha, leher, dan dadanya.

"Darimana aja?" Tanya Dina

"Kayak gak tau aja" balas Dalia sambil masuk ke dalam rumah dan duduk di atas sofa. Dina melihat sebuah mobil yang masih menyala di depan rumahnya.

"Itu siapa?"

"Itu pacar akulah!" Dina tak peduli, ia langsung menutup pintu rumahnya dan langsung masuk ke dalam kamarnya.

Dina dapat merasakan perutnya yang masih keroncongan, karena tadi siang di kantin, ia hanya minum jus karena uangnya yang tidak mencukupi untuk membeli makanan.

"Gue masih laper, gue harus apa sekarang. Kalau mau masak, gak ada bahan makanan" Dina lalu mengambil celengannya yang berada di atas lemarinya. Ia mengocok celengan tersebut.

"Mungkin masih ada sedikit uang" gumannya. Ia lalu mengarahkan celengannya ke atas dan melemparnya ke bawah.

Brak!

Celengan berbahan dari tanah liat berbentuk babi tersebut pecah, Dina lalu memungut uang yang lumayan untuk membeli sebuah makanan.

"Lumayanlah, untuk beli makanan buat malam ini" Dina tersenyum kencut, ia lalu memungut pecahan celengannya sebelum keluar dari kamarnya.

Dina melihat Dalia yang sedang tersenyum sambil menatap layar ponselnya, ia lalu bangkit dari sofa dan keluar dari rumahnya.

"Dapet orderan" guman Dina, lalu keluar dari rumahnya.

**
Veno memandangi dirinya di cermin besar yang ada di kamarnya. Ia memakai kemeja warna abu abu dengan celana jeans hitam panjang dan juga sepatu nike warna hitam.

"Sempurna" gumannya, ia kemudian keluar dari kamarnya. Ia memutuskan untuk pergi ke klab malam ini untuk yang terakhir kalinya dan juga untuk yang terakhir kalinya menyewa wanita, karena ia sudah berjanji pada tunanggannya bahwa ia takkan pergi ke tempat itu lagi.

Veno terus memambayangkan wajah Rara, yang tengah tersenyum, marah atau sedih. Ia sangat menyanyangi Rara, mencintainya, ia tak ingin kehilangan sosok wanita yang ia sangat sayangi, ia rela berkorban demi apapun hanya untuk wanita yang benar benar  mencintainya, yang sabar menghadapinya, yang tidak pernah bertengkar hanya karena hal sepele, dan yang tak pernah mencintainya hanya karena harta dan itu hanya di dapatkan pada diri Rara.

"Aku mencintaimu, sayang" ucap Veno sambil mencium foto Rara yang ada di ponselnya. Kemudian kembali mengalihkan pandangannya ke depan.

**
"Ada apa?"

"Dia pergi ke sebuah klab nona"

"Dia sudah berjanji takkan pernah pergi ke tempat itu lagi" gumannya pada dirinya sendiri.

"Baiklah, tugasmu sekarang sudah selesai, aku akan mengirim uangnya besok"

"Baiklahhh nonaa" Rara kemudian memutuskan sambungan telepon secara sepihak.

My Sweet Husband (COMPLETE✔) Belum RevisiTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang