Extra part 1

10.1K 305 27
                                    

HAPPY READING

Part belum direvisi

2 tahun kemudian...

Rara mengejar seorang kecil dengan kewalahan seraya membawa semangkok nasi di tangannya. Ia terus menjulurkan sendok tapi anak kecil itu masih setia berlari hingga, terjatuh.

Rara segera menghampiri anak kecil tersebut dan langsung menenangkan tangisnya.

"Huhu... Ami atit" ucap anak kecil laki laki itu.

"Makannya kalau Mami ngasih kamu makan itu diem, Tiyas"

Terdengar cekikikan dari seorang anak laki laki di seberang sana yang tengah bermain dengan mainannya.

"Tak iya engeng (Kak iyas cengeng)" ucap anak laki laki itu di seberang sana.

"Laksmana, kamu juga belum makan tadi. Makan sekarang" anak laki laki itu menggeleng gemas, "Akmana au ungguin api. Akmana au atan ama api (Laksmana mau nungguin Papi. Laksmana mau makan sama Papi"

Rara mendesah, anaknya yang kembar ini mempunyai sifat yang berbeda. Tiyas yang pendiam dan tidak bisa diam jika sedang makan, sedangkan Laksmana yang pemberani, tidak mudah menangis dan cerewet.

"Api!" Pekikan Laksmana ketika seorang yang bertubuh tegap menghampirinya dan langsung menggendongnya.

"Laksmana mau makan sama Papi? Kenapa gak sama Mami aja?"

"Ami apek, adi akmana au atan ama api. Tak Iya engeng pi (Mami capek, jadi Laksmana mau makan sama Papi. Kak Iyas cengeng pi)"

"Terus Laksmana gak cengeng" Laksmana menggeleng membuat Veno tersenyum, "Oke, nanti Laksmana di suntik ya?"

Laksmana menggeleng kuat, jika urusan suntik suntikkan Laksmana memang takut, "Ndak au, akmana ndak au diutik. Hua... " Veno terkekeh ketika melihat anaknya yang menangis.

Ia kemudian ikut duduk di atas sofa di samping Rara yang tengah memeluk Tiyas yang tadi menangis karena jatuh.

"Ami, api nacal, akmana au diuntik" Laksmana menjulurkan kedua tangan mungilnya ke arah Rara dan segera ditepis oleh Tiyas, "Ami puna tak iyas"

Laksmana yang tak mau kalah lalu menampar wajah Tiyas hingga membuatnya kembali menangis. Tiyas kemudian menenggelamkan wajahnya di dada Rara.

"Laksmana gak boleh kayak gitu sama Kak Tiyas" ujar Rara seraya mengelus rambut Laksmana.

"Tak iyas jahat, atu au ama ami ndak dikasih. Nacal"

Veno tersenyum dan mengecup kedua pipi Laksmana. Ia kembali mendudukan Laksmana di pangkuan dan menenggelamkan wajahnya di dada bidangnya. Ia melihat putranya yang pertama masih menenggelamkan wajahnya di dada Rara.

Veno tersenyum jahil, ia kemudian menarik tengkuk Rara dan melumat bibirnya.

Mata Rara melotot dan mendorong dada Veno berusaha melepas ciumannya.

"Veno, ada anak anak disini"

Veno berdecak dan menghela nafasnya, "MELDI!" Ia memanggil seorang baby sister yang ia pekerjakan selama ini.

My Sweet Husband (COMPLETE✔) Belum RevisiTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang