TIGA PULUH

13K 354 9
                                    

Pagi pagi buta Rara dan Veno sudah berada di rumah Johnson. Ia mengernyit kala melihat banyak mobil polisi yang terpakir rapi di halamannya dan juga sebuah mobil ambulance. Perasaan buruk mulai menimpanya. Ia langsung turun dari mobil saat pintu tersebut naik ke atas. Tanpa menunggu sumaminya ia langsung masuk ke dalam rumah.

Rara melihat Mommynya dengan mata yang sebab seperti habis menangis dan pandangan kosong yang lurus ke depan tengah duduk di atas sofa ruang tamu ditemani oleh para pelayan. Ia lalu menghampirinya dan langsung duduk di di samping Albertina.

"Mommy" tegur Rara dengan memengenggam tangan Mommynya.

Albertina menengok ke samping ke arah putrinya dan langsung memeluknya erat. Wanita setengah baya tersebut menangis sejadi sejadinya di dalam pelukkan putrinya.

"Mom, Why?"

"Daddy...hiks"

Tak lama kemudian Veno datang dan ikut duduk di samping istrinya.

"Daddy kenapa?!" Tanya Rara sambil melepas pelukannya.

Albertina tidak menjawab, ia hanya menunduk tak sanggup memberitaukan apa yang sebenarnya terjadi.

"Daddy kenapa, Mommy?!"

Albertina mendongak untuk menghapus air mata yang sudah mengalir di pipi Rara dengan tangannya.

Veno yang sembari tadi duduk di belakang Rara langsung membawa istrinya ke dalam pelukkannya untuk menenangkannya.

"Daddy...hiks...di...dia kena--"

Ucapan Rara terpotong saat melihat orang yang berpakaian serba putih turun dari tangga dengan membawa seseorang yang tertutup oleh kain kasa warna putih di atas brankar.

"Tunggu!!" Pinta Rara kepada para dua orang tersebut dan langsung menghampiri mereka lebih tepatnya menghampiri seseorang yang tertutup oleh kain tersebut.

Perlahan tangan Rara turun untuk membuka kain tersebut. Ia menyibak kain tersebut sehingga memperlihatkan seluruh tubuhnya.

Rara terbelalak, mulutnya menganga, tubuhnya tiba tiba lemas. TIDAK!!! Tidak mungkin, ini tidak mungkin. Pikirnya dengan menitihkan air mata kesedihan kepada orang yang ia sayangi pergi dengan cara mengenaskan.

"DADDY!!!!" pekik Rara melihat mayat Baldrick yang mengenaskan, banyak luka sobekkan di tubuh dan wajahnya seperti sayatan sebuah pisau.

Veno yang berada di sampingnya juga ikut iba dan langsung membawa istrinya ke dalam pelukannya.

Seorang polwan menghampiri mereka yang barus saja turun dari tangga.

"Pelakunya sangat cerdik, hingga kami tidak bisa menemukkan jejaknya" ucap polisi cantik tersebut

"Apa kau sudah mengecek CCTV?" Tanya Veno

"Kami sudah mengecek seluruh CCTV tapi, tetap saja kami tidak bisa menemukka pelakunya. Videonya sudah dihapus"

Rara melepas pelukkan Veno saat melihat petugas ambulans membawa daddynya pergi dari rumahnya.

"DADDY!!"

Rara terbangun dari tidurnya. Ia mengira kejadian tadi adalah nyata, tapi tidak. Itu hanya mimpinya. Mimpi yang sangat buruk.

Ia melihat kesamping dan tidak melihat Veno, pandangannya beralih pada jam dinding di kamarnya dengan Veno.

Jam sembilan pagi, itu berati Veno sudah berangkat ke kantor. Ia lalu turun dari ranjang dengan selimut yang melilit di tubuh mungilnya. Karena selimutnya terlalu tebal dan panjang hingga membuat kesusahan untuk berjalan ke kamar mandi ia pun memutuskan untuk telanjang saja, lagi pula tidak ada siapapun di kamar ini. Bahkan ia pun tidak menyadari jika seseorang tengah mengawasinya dari sebuah kamera tersembunyi.

My Sweet Husband (COMPLETE✔) Belum RevisiTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang