09 | ᴊᴀɪʟ

2K 358 57
                                    

"Kalau ada yang belum ngerti, silahkan angkat tangan dan bertanya!"

Guru Bahasa Indonesia baru aja selesai menerangkan. Seperti biasa, selesai menerangkan, pasti murid dikelas didesak untuk bertanya sebuah pertanyaan yang belum di paham.

Kalau ngga ada yang ngangkat tangan, udah dipastikan Guru itu bakal berceramah, namanya Bapak Yono.

"Gimana Indonesia mau maju jika kalian saja malas bertanya? Ingat kata pepatah, lebih baik bertanya, sebelum tersesat dijalan. Pikirkan apa yang belum kamu mengerti, biar bapak bantu jelaskan lagi. Tidak usah malu-malu."

Suasana kelas sebelas IPS dua SMA Garuda masih aja hening, enggan untuk bertanya, lagipula mau bertanya apa?

Ketika satu kelas mendadak berdoa dalam hati agar Lee Eunsang, dapat memecahkan suasana kelas yang canggung ini. Dengan tingkahnya yang kadang diluar nalar. Membebaskan suasana yang mencekam ini.

Sedangkan Eunsang, sedang asik berfikir, memikirkan rencana apa, agar bisa terbebas dari guru bantet bin buncit ini.

Sebuah lampu bohlam kecil tiba-tiba aja muncul diatas kepalanya.

Eunsang bersyukur sudah mengoleksi banyak kecoa didalam kotak pensilnya, akhirnya ada gunanya juga.

Sedikit berdehem. Eunsang mengangkat tangannya dan menaruh kotak pensil kecil itu kedalam saku celananya.

"Ya, kamu maju, Eunsang. Jangan mentang-mentang sudah pintar jadi enggan bertanya." Ucap Bapak Yono, sambil memegang perut buncitnya.

Eunsang jalan dengan tengilnya, keliatannya slengean luar biasa, padahal biasa aja, dia menyibak rambut merahnya keatas dengan jari-jarinya.

Teman-temannya cuma bisa menahan tawa, menantikan hal gila apa yang dilakukan seorang Eunsang.

Masih didalam kelas, jadi pakaiannya masih rapih, baju masih dimasukin, masih memakai dasi dengan rapih.

"Apa yang mau kamu tanyakan?" Tanya Bapak Yono.

Tangan Eunsang diam-diam mengeluarkan kotak pensil kecilnya itu dan membukanya.

"Saya mau bertanya ini pak, itu gim—"

Eunsang memutuskan ucapannya dan pura-pura menengok kebelakang dengan wajah ketakutan.

Pasalnya, kecoa yang ada didalam kotak pensil Eunsang itu banyak banget. Ngga cuma tiga atau lima doang.

"BAPAKK KECOA PAKKKK! BANYAK BANGET!" Teriak Eunsang, ketika kecoa-kecoa itu udah berjalan cepat naik keatas bangku dan meja guru.

Sontak satu kelas mengikuti rencana Eunsang, dengan pura-pura kaget dan teriak lalu naik keatas bangku dan meja.

Pak Yono bingung, dia takut banget sama banyaknya kecoa. Mau naik keatas bangku dan meja, tapi kecoa-kecoa itu udah memenuhinya.

Akhirnya dengan jurus seribu bayangan ala naruto, Pak Yono berlari kencang keluar kelas menuju kantor.

Selepas Pak Yono keluar dari kelas, satu kelas langsung ngaceng.

Iya ngakak kenceng, ngga usah mesum klyn.

Eunsang balik ke mejanya, disambut tepokan dibahunya sama Junho yang lagi ketawa kenceng banget.

Yohan? Jangan ditanya, udah ngakak sambil terjungkal-jungkal dia,

Bukan apa-apa, soalnya Yohan itu recehnya sudah mendarah daging.

Terus juga gimana mereka ngga ketawa coba, si Eunsang mukanya watados banget abis ngerjain guru.

Jadi pas guru keluar, murid-murid juga pada ikut keluar, ngebolos jam pelajaran kedua ini.

"Anjir sejak kapan lo ngoleksi kecoa? Gila, ngga nyangka gue ada kecoa segitu banyaknya ditempat pensil lo." Ucap Junho.

Eunsang nyengir puas, lucu pokoknya.

"Ngga tau gue juga kalo udah sebanyak itu, kalo ada kecoa gue langsung ambil taro tempat pensil, mau ngikutin upin-ipin tadinya naro laba-laba dikotak, tapi laba-laba kan jarang." Jelasnya.

Junho makin ngakak aja ngeliat Yohan yang udah tiduran dilantai sambil pegangin perutnya.

"Bantuin bego si Yohan, somplak bener ini bocah recehnya udah ngga diragukan lagi." Ucap Eunsang.

Junho narik tangan Yohan buat bangun.

"Kantin ngga?"

"Ayo lah, laper gue."

;

Dongpyo bosen dikamar terus, akhirnya dia mutusin buat pergi keluar sendiri.

Padahal dia udah janji sama Eunsang buat ngga keluar rumah sendirian tanpa temen.

Masalahnya, nanti bocah itu bisa aja nyasar, kan belum tau daerah sini.

"Ugh.. Pyo kemana mau ya.."
(Ugh.. Pyo mau kemana ya..)

Dongpyo mengecrutkan bibir tebalnya.

Pokoknya tanpa tujuan, Dongpyo jalan ngikutin hatinya.

Sampe-sampe dia ada ditaman komplek, lumayan rame, tapi ngga rame-rame banget.

"Wahh, ayunan mainan ada! Seneng pyo banget.. hihi."
(Wahh, ada mainan ayunan! Pyo seneng banget, hihi.)

Sikecil berlari kearah ayunan yang terbuat dari ban mobil gitu, yang talinya diiket dipohon besar.
















Dongpyo keasikan main disitu sampe sore, ngga tau aja Eunsang lagi panik dan kelabakan banget ngeliat Dongpyo ngga ada dikamarnya.


•••
tbc


[✔] Tarzan Kiyowo »Eunpyo« Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang