Begitu sepinya Danau yang mereka datangin sekarang, padahal pemandangan disini begitu indah dan nyaman memanjakan mata.
Dongpyo menatap kagum keindahan alam yang berada dihadapannya saat ini. Mereka sampai jam lima sore.
Matanya mengedarkan kesetiap sudut tempat ini.
Lalu menangkap satu objek menarik diatas pohon yang sedang bergelantungan.
Dongpyo langsung berlari, kedua bola matanya berbinar, sudah lama dia tidak bertemu teman lamanya!
Sedangkan Eunsang yang awalnya bingung, tiba-tiba langsung mengerti, lalu ikut nyamperin Dongpyo.
"Hallo, Monyet!" Sapa Dongpyo.
Simonyet menolehkan wajahnya dan langsung mengeluarkan suara berisik dan melompat-lompat. Bikin Dongpyo ikut lompat-lompatan.
Eunsang yang baru datang langsung memeluk pinggang Dongpyo dari samping menggunakan tangan kanannya posesif.
Jadi sesi lompat-lompatan Dongpyo langsung berhenti dan menengok kesampingnya.
"Eunsang k-kenalin i-ini te-temen pyo!" Dongpyo tepuk-tepuk tangannya. "Ini temen lo? Siapa namanya?"
"Monyet!"
Aduh, Eunsang oon juga ya ternyata, baru nyadar. Udah tau namanya emang monyet, kenapa malah nanya nama lagi?
Dikira punya nama khusus apa kayak manusia.
Jadi Eunsang senyum kikuk sambil menggaruk tengkuknya yang ngga gatal.
Dongpyo sama Monyet itu kayak yang lagi bicara serius gitu pokoknya, soalnya muka Dongpyo langsung sedih gitu dan bingung mau jawab apa.
Monyet itu kayak ngomong ke Dongpyo. "Kapan kamu balik kehutan? Kita semua kangen kamu."
Terus Dongpyo jawab, "Monyet.. pyo maafin ya.. pyo balik bisa engga ke hutan.. pyo bisa engga Eunsang tinggalin.."
(Monyet.. Maafin pyo ya.. pyo engga bisa balik ke hutan.. pyo engga bisa tinggalin Eunsang..) Katanya sambil menuunduk.
Terus simonyet bales lagi, "ngga papa Dongpyo, jaga baik-baik kalung yang ada dileher kamu ya.. jangan sampai hilang. Karena itu benda yang sangat penting untuk menemukan kehidupan aslimu. Sesekali mainlah kekebun binatang atau main kehutan untuk bermain bersama kita! Aku akan mengumpulkan banyak buah untukmu."
Dongpyo menangis sambil memegang kalung yang melingkar apik dilehernya. Dia jadi tau kalau benda ini bernama kalung.
Lalu mengangguk dan berjanji pada simonyet. "Iya.. Pyo janji.."
Eunsang yang ngeliat Dongpyo menangis langsung khawatir, dia ngga ngerti bahasa hewan jadi cuma pelanga-pelongo aja dari tadi, tapi tadi Dongpyo nyebut namanya.
Dan yang dia denger ya suara monyet biasa, tapi suaranya lama banget seolah simonyet lagi ngomong panjang lebar ke Dongpyo.
Lalu simonyet pergi dari danau dan kembali kehutan.
Eunsang langsung memeluk Dongpyo dan mengusap-usap surai lembutnya.
Tangan satunya mengusap-usap punggung Dongpyo.
"Ssttt, udah jangan nangis ya?" Dongpyo mengangguk dalam pelukannya.
Eunsang melepas pelukannya dan kedua tangannya menangkup wajah kecil Dongpyo, kedua ibu jarinya menghapus air mata yang masih saja berjatuhan. "Udah ya.. Nanti imutnya ilang loh kalo nangis."
Bohong, kalaupun Dongpyo nangis sekalipun itu ngga membuat kadar keimutan itu berkurang.
Iya, Eunsang mah udah mulai bucin.
Padahal awalnya ogah-ogahan.
"Ayo kita duduk disana!"
Mereka pergi dari bawah pohon dan duduk didekat danau dirumput tanpa alas.
Ngga kerasa banget sekarang udah jam setengah enam lewat, sebentar lagi sunset.
Eunsang menatap Dongpyo dari samping, lihatlah betapa indahnya ciptaan-Mu ini.
Dongpyo menatap lurus kedepan, memeluk kedua lututnya, "Eunsang.. K-kapan-kapan pyo ma-mau m-main k-kebun bi-binatang b-boleh?" Lalu menengok kesamping dan mendapati Eunsang yang sedang menatapinya.
"Eunsang?"
"Boleh kok, tunggu gue liburan semester ya?"
Dongpyo mengangguk antusias. Senang bukan main, dia akan menuruti temannya untuk main kekebun binatang.
Iya, soalnya banyak temannya yang dibawa oleh orang-orang kekebun binatang untuk dilindungi.
Eunsang bahkan ngga bisa sedetikpun melepaskan pandangannya dari Dongpyo, tatapannya begitu memuja.
Seolah Dongpyo adalah bidadara yang jatuh dari surga, begitu indah dan bersinar.
Keduanya bertatapan, Eunsang mendekatkan wajahnya secara perlahan dan memejamkan kedua matanya.
Begitupun Dongpyo, ia menutup kedua matanya juga.
Hembusan nafas yang hangat mulai menerpa permukaan kulit wajah.
Eunsang semakin mendekatkan wajahnya, memiringkan sedikit kepalanya kekanan.
Membuka matanya sebentar untuk melihat wajah pria kecil dihadapannya ini dari jarak dekat.
Benar-benar sempurna. Eunsang sudah jatuh telak kedalam pesonanya.
Lalu ia kembali menutup matanya,
Eunsang menciumnya, awalnya hanya ingin mengecupnya saja.
Tapi mustahil, Eunsang mulai melumat lembut bibir atas Dongpyo, menghisapnya dan menjilatnya,
Manis, manis sekali.
Bolehkah ini menjadi candu untuknya?
Karena bibir Dongpyo benar-benar manis sekali, tebal dan begitu lembut ketika dilumat.
Eunsang menaruh kedua tangannya ditengkuk sikecil, dan menekankan kepalanya untuk memperdalam ciumannya.
Ketika Dongpyo membuka mulutnya, lidah Eunsang langsung masuk dengan cepat kedalam goa hangat itu.
Eunsang menghisap lidah sikecil dan mengabsen deretan gigi rapihnya dengan lidah, lalu lidahnya menggoda sikecil dengan menempelkan lidahnya dilangit-langit mulutnya dan menggerak-gerakannya.
Dan kembali melumat bibir tebal Dongpyo.
Mereka saling bertukar saliva.
Astaga, bahkan Eunsang ngga mau berhenti untuk menciumnya, kalau saja Dongpyo ngga menepuk-nepuk dadanya karena kehabisan nafas.
Eunsang melepaskan ciumannya, dan terlihat jelas benang saliva mereka yang menyatu keluar.
Tangan Eunsang kembali menangkup wajahnya dan mengusap bekas saliva mereka yang berceceran.
Keduanya tersenyum.
Eunsang langsung memeluk erat tubuh Dongpyo.
Tepat pada saat matahari terbenam, mereka berciuman, didepan indahnya alam dengan sunset sebagai saksinya.
•••
tbcwOHOOOOO TOLONG JANGAN HUJAT AKU YOROBUN:(
Chapter ini full scane Eunpyo!
Seneng ngga? Hehe.
KAMU SEDANG MEMBACA
[✔] Tarzan Kiyowo »Eunpyo«
FanfictionSeorang Tarzan nyasar disebuah kota besar, bagaimana jadinya? Started on : 21 Juli 2019 Status : 28 Agustus 2019 [END] #1 Dongpyo [03-09-2019] ¦ ¦ ⚠Boy×Boy⚠ Top! Eunsang Bottom! Dongpyo