Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Wonyoung memperhatikan pelajaran dengan seksama. Hingga ponselnya yang ada di kolong bangku bergetar pelan, menandakan ada pesan masuk disana.
Wonyoung mengeceknya secara sembunyi - sembunyi, karena berbahaya jika ketahuan oleh guru. Penyitaan ponsel itu penyiksaan bagi Wonyoung.
Itu dari Jinwoo.
'Wony-ah~ 2 menit lagi seseorang akan masuk, ikuti saja. Kita akan jalan - jalan di sekitaran sekolah. Semangat mengejar pelajaran ㅇㅅㅇ'
Ya, segala resiko yang akan diterima sudah Wonyoung ketahui. Tertinggal oleh pelajaran masih di tingkat rendah dari semua resiko yang ada saat menjadi anggota Pixy. Tapi entah kenapa, Wonyoung merasa tenang dan senang menjalankan keseharian barunya yang menantang.
Kata Minkyu, anggota Pixy memang tidak ada yang normal.
Belum ada 2 menit, seseorang menggeser pintu kelas dengan pelan lalu membungkuk hormat kepada guru yang mengajar.
"Ada apa?" Tanya Taemin sonssaengnim.
"Saya mencari Jang Wonyoung," Ucap siswa tersebut dan menaruh selembar kertas di meja guru.
Melihat tanda di kertas tersebut, Taemin langsung mengangguk mengerti dan mengisyaratkan Wonyoung untuk mengikuti siswa tersebut.
Saat mereka sudah keluar dari kelas Wonyoung dan mulai berjalan di koridor yang sepi, barulah Wonyoung bernafas lega. Entahlah, ini baru pertama kali ia tidak mengikuti kelas.
"Aku mengira Jinwoo yang akan datang," Ucap Wonyoung.
Haruto masih melanjutkan jalannya, tak menggubris ucapan Wonyoung. Sedangkan Wonyoung masih mengekor dibelakang Haruto.
Mereka sampai di gedung ekstrakulikuler, dan memasuki satu ruangan yang berada di lantai tiga dan terpojok.
Wonyoung menerka alasan pemilihan tempat, pastilah karena sepi. Karena lantai dua belum terisi penuh dengan ekstra yang ada, kenapa mereka memilih ruangan di lantai tiga yang jarang dipakai? Dan karena itu, bahkan ubin di lantai tiga sampai berdebu, dan terlihat sedikit menyeramkan karena jarang terurus.
Sebelum mereka memasuki ruangan tersebut, barulah Haruto menatap Wonyoung lekat - lekat, "Lain kali jangan mengatakan apapun tentang tujuan kita di koridor sekolah. Apa otak bodohmu itu tidak bisa mencapai pemikiran bahwa akan ada penyadap suara?" Tanya Haruto ketus dan masuk begitu saja.
Wonyoung masih di posisinya, menatap punggung Haruto dengan kesal. Kenapa sikap Haruto selalu berubah - ubah? Apa ia sedang kedatangan? Wonyoung langsung menyipitkan matanya karena kesal.
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.