Akhirnya bisa up lagi ㅠㅠ
Tekan ☆ sebagai bentuk dukungan, terimakasih♡
Wonyoung tidak bisa tidur, selain karena punggungnya sakit, ia terus memikirkan Haruto dan luka - luka disekujur tubuh laki - laki itu.
Yujin tidur di bagian kasur bawah Wonyoung, sedangkan Yuna belum kembali sejak tadi sore, ia bilang ada 'tugas rumah' yang akan memakan waktu. Wonyoung tahu itu bukan sekedar tugas rumah selayaknya murid lainnya.
"Unnie?"
Tidak ada jawaban, Wonyoung yakin Yujin sudah terlelap. Dengan perlahan Wonyoung menuruni anak tangga agar tidak membangunkan Yujin, tapi Wonyoung langsung terkejut saat melihat kasur tersebut tidak ditempati. Kemana Yujin?
Wonyoung lekas keluar kamarnya dan berjalan kearah kamar Haruto. Awalnya Wonyoung mengetuknya dengan pelan, tapi melihat tidak ada sautan, dan keadaan seluruh ruangan yang gelap karena lampu dimatikan seluruhnya mendadak membuat Wonyoung merasa cemas.
"Haruto! Dohyun! Jinwoo!" Panggil Wonyoung dan terus mengetuk pintu kamar tersebut.
Dan keluarlah Haruto dengan wajah bantalnya yang beberapa memar mulai berwarna keunguan. Haruto menguap lalu meregangkan tubuhnya sebelum menyadari siapa yang berdiri dihadapannya. Hei, ini sudah pukul 2 pagi dan seseorang membangunkannya.
"Ada apa?" Tanya Haruto dengan suara seraknya yang khas.
"Kau tahu kemana Yujin dan Yuna unnie pergi?" Tanya Wonyoung gelisah.
Haruto menggeleng. Lalu menoleh kedalam kamarnya, nihil, dua teman sekamarnya juga menghilang. Lalu ditatapnya seluruh ruangan yang ditangkap dari sudut pandangnya sekarang.
Saat mendapati sesuatu dari arah lantai satu. Haruto lekas mendekap mulut Wonyoung dan menariknya kedalam kamar dan mengunci kamar itu dengan cepat.
"Sial," Umpat Haruto dan berlari mengambil sesuatu dari bagian bawah kasur.
"Ada apa? Haruto jawab aku!" Seru Wonyoung yang semakin panik.
"Diam!"
Wonyoung tersentak dan langsung mematung ditempat. Sadar sudah membentak Wonyoung, Haruto lekas berdiri dihadapan Wonyoung dan menangkup pipi Wonyoung "Sekarang ikuti saja apa yang aku katakan. Kita akan selamat, semuanya akan selamat. Kau dengar?"
Wonyoung mengangguk pelan. Melihat itu, Haruto tersenyum dan mengelus lembut puncak kepala Wonyoung, "Pintar... sekarang bantu aku membawa beberapa peralatan."
Haruto lekas mengambil tas sekolah dohyun dan menaruh beberapa alat yang tidak lazim dibawa anak sekolahan, tas itu diberikan kepada Wonyoung. Dan tas Haruto berisi alat - alat yang Wonyoung yakini hanya anak IT yang mengerti fungsi - fungsinya.
Haruto mengambil dua jaket miliknya dan melempar pelan salah satunya kearah Wonyoung. Wonyoung segera menangkapnya dan mengenakannya. Begitu pula dengan sepatu, topi dan masker mulut. Demi apapun, mereka seperti pencuri dalam film - film laga hollywood.
"Kebesaran," Gumam Wonyoung saat mengenakan sepatu milik Jinwoo.
"Untuk sementara saja," Balas Haruto.
Wonyoung menarik pelan jaket Haruto, ditatapnya manik mata yang lebih sering memperlihatkan sorot dingin tersebut, "Jelaskan padaku, apa yang terjadi sekarang?" Tanya Wonyoung.
Haruto menghela nafas pelan, lalu menggenggam jemari Wonyoung, "Intinya, sekarang kita harus pergi dari sini... ikuti aku, kali ini saja, oke?"
Setelah mengucapkan itu, Haruto lekas membuka pintu kamar secara perlahan dan menarik pelan Wonyoung untuk mengikutinya, mengendap - endap keluar dari kamar.
Wonyoung memperhatikan sekitarnya, tidak ada siapapun, apa yang mereka hindari? Tapi saat itulah Wonyoung menemukan setitik cahaya kecil berwarna merah menempel di engsel pintu rumah di lantai satu, dan bayangan seseorang yang kini mengendap - endap masuk kedalam dapur.
Sepertinya, kehidupan penuh rintangan Wonyoung yang sebenarnya baru saja dimulai.
Dan pikiran Haruto hanya terisi rencana keluar tanpa ketahuan, dan menebak markas mana yang dipakai oleh anggota Pixy yang lain.
"Sialan, kenapa mereka meninggalkan kita?!" Gumam Haruto saat berhasil menemukan pintu rahasia kecil yang tertutupi oleh rak sepatu.
Haruto menatap kearah Wonyoung, mengisyaratkan Wonyoung untuk masuk duluan dan dengan perlahan namun cepat.
Wonyoung yang mengerti langsung masuk kedalam secara perlahan, ia harus merangkak. Awalnya Wonyoung mengira akan kesulitan karena ruangan yang gelap dan pasti punggungnya akan menabrak langit - langit ruangan kecil tersevut, tapi ruangan tersebut sangat cantik walaupun ukurannya yang sangat kecil, dinding dan langit - langitnya seperti galaxy yang memanjakan mata. Tapi Wonyoung tersadar dari lamunannya saat Haruto mendorongnya pelan dari belakang dan menyuruh Wonyoung untuk cepat merangkak kedepan ruangan memanjang tersebut.
Haruto dengan perlahan kembali menutup pintu rahasia tersebut dan ikut merangkak di belakang Wonyoung. Walaupun Haruto harus berulang kali mengalihkan pandangannya karena bagaimanapun ia laki - laki, bagaimana mungkin menghindari pemandangan di depannya?
"Haruto, ada pintu di depan," Bisik Wonyoung.
"Buka saja," Balas Haruto.
Dan saat Wonyoung membukanya, mereka sudah terhubung ke salah satu ruangan yang tak pernah Wonyoung lihat.
"Aku kira, ini latihan," Ucap Haruto saat melihat sekelilingnya.
Wonyoung mengernyit, masih tidak mengerti dengan situasi mereka sekarang, "Eum, jadi?" Tanya Wonyoung pelan.
Haruto menatap Wonyoung lekat - lekat, "Sepertinya, 'pembersihan' kita diketahui lebih dulu oleh mereka. Dan itu artinya, kita benar - benar harus melarikan diri, jika tidak ingin mati konyol disini," Jawab Haruto.
Wonyoung bahkan belum tahu arti dari 'pembersihan' yang sebenarnya. Dan sebenarnya, siapa yang mereka lawan sejak awal? Rasanya seperti menghadapi sekelompok mafia anak sekolahan.
KAMU SEDANG MEMBACA
𝕊𝕦𝕟𝕤𝕙𝕚𝕟𝕖 [ WonRuto ]
Misterio / SuspensoⒺ ⓝ ⓓ 𝐖𝐡𝐞𝐧 𝐬𝐭𝐚𝐥𝐤𝐞𝐫 𝐛𝐞𝐢𝐧𝐠 𝐬𝐭𝐚𝐥𝐤𝐞𝐝. 𝐓𝐡𝐞 𝐝𝐚𝐫𝐤 𝐬𝐢𝐝𝐞 𝐨𝐟 𝐢𝐧𝐧𝐨𝐜𝐞𝐧𝐭 𝐜𝐡𝐢𝐥𝐝. "𝚃𝚑𝚒𝚜 𝚒𝚜 𝚝𝚑𝚎 𝚝𝚛𝚞𝚕𝚢 𝚕𝚒𝚏𝚎, 𝚊 𝚠𝚎𝚊𝚔 𝚙𝚎𝚛𝚜𝚘𝚗 𝚌𝚊𝚗'𝚝 𝚛𝚎𝚕𝚊𝚝𝚎." ㅡㅡㅡ ▪▪▪ㅡㅡㅡ ⚠️ Indonesian Fanfic 𝘗 𝘶 𝘣...