17° [Happy 'till the End]

1.9K 322 14
                                        

🗝Last

Tekan ☆ sebagai bentuk dukungan, terimakasih♡

Tekan ☆ sebagai bentuk dukungan, terimakasih♡

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Cahaya terang mulai menusuk matanya. Seakan sudah sangat lama bersama di dunia penuh kegelapan tersebut.

"Dia sudah bangun!"

Suara bising mulai mengintrupsi indra pendengarannya. Dan secara perlahan mulai terdengar lebih jelas.

Tubuhnya sedikit terguncang, oleh tangan - tangan yang menyentuhnya tak sabaran. Membuat pening disaat yang bersamaan.

"Haruto, kau mendengarku?"

Haruto mencoba memfokuskan indra pengelihatan dan pendengarannya. Suara itu terdengar tidak asing. Tapi disaat yang bersamaan, kepalanya terasa berdenyut keras.

Alat bantu nafas yang terpasang mulai segera dilepas, diganti dengan yang lebih kecil, agar sosok yang baru sadar dari komanya tersebut dapat melontarkan kalimat yang ia inginkan.

"Ke-kepalaku... sakit," Ucap Haruto dengan sangat pelan dan suara yang serak. Tenggorokannya terasa sangat kering.

"Panggilkan dokter!"

"Biar aku saja!"

"Aku ikut!"

"Hiks, bagaimana jika dia lupa ingatan? Dia akan lebih bodoh dari sebelumnya, hiks, aku tak lagi mau sekamar dengannya."

"Hiks, tapi kau kan lebih bodoh, dasar idiot!"

"Kalian bisa diam tidak?! Astaga, Wonyoung lindungi aku dari dua bocah menyebalkan ini!"

"Aiish! Lihat itu, Haruto semakin pusing mendengarnya!"

Haruto memejamkan matanya erat. Tahu begini ia tidak bangun saja. Lupa ingatan? Apa si suara lumba - lumba itu kira ini serial drama televisi.

"Dohyon, diam atau kuadukan Beomgyu hyung!" Seru Haruto dengan suara seraknya.

Seketika suasana disana benar - benar hening. Haruto masih setia memejamkan mata hingga seorang dokter masuk lalu mulai mengecek keadaan Haruto. Cek mata, kaki, tangan dan beberapa pertanyaan mengenai nama dan siapa saja yang berdiri di ruangan itu.

Dokter ber-nametag Park Jinyoung itupun pamit saat dirasa tak ada efek samping pada Haruto, kecuali ia harus dibantu berjalan selama beberapa minggu karena tubuhnya sudah terlalu lama berbaring.

"Kenapa wajah kalian pucat begitu? Dan itu, kenapa wajah Yujin noona ada bekas luka sayat?" Tanya Haruto bingung.

Mereka yang berdiri disana saling pandang. Sepertinya sesi tanya jawab dari dokter Jinyoung kurang jauh.

Ya sudah pantas sih. Mendapat pasien luka tembak sudah sangat mencurigakan, dan sedikit tertutupi karena campur tangan pemerintah. Bagaimana mungkin mereka membiarkan ada yang mengetahui masalah 'pembersihan', itu bisa mengguncang media.

𝕊𝕦𝕟𝕤𝕙𝕚𝕟𝕖 [ WonRuto ]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang