Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Haruto menatap selembar foto yang disodorkan padanya, dahinya mengerynit, tidak mengerti maksud dari foto tersebut.
"Korban?" Tanya Haruto.
Dohyun menggeleng lalu memilih tiduran di sofa. Mereka sedang ada di sebuah rumah yang biasa mereka sebut markas atau bahasa 'tidak mencurigakan' diantara mereka adalah 'rumah Haruto'.
Haruto masih duduk di salah satu kursi dan mulai memperhatikan isi dari map yang ditaruh Dohyun diatas meja besar. Tangannya menyusuri setiap kertas; biodata, kepribadian, latar belakang, dan tingkah mencurigakan akhir - akhir ini.
Begitu membaca bagian terakhir, Haruto langsung bergidik ngeri. Ngeri? Seorang dengan wajah datar dan watados takut? Tapi bagi Haruto, penguntit lebih menyeramkan dari apapun.
"Jang Wonyoung. Entah apa yang dia lakukan sebulan ini, menguntitmu? Ya, katakanlah begitu. Tapi itu cukup menggangu kelompok kita," Ucap Dohyun.
"Kenapa?"
Maksud Haruto, yang dibahayakan disini hanyalah dirinya, apa hubungannya dengan kelompoknya sekarang?
Dohyun mendengus, "Dia sangat terampil dan rapi untuk golongan manusia yang acuh dengan sekitarnya saat mencari informasimu. Maksudku, dia handal meskipun sangat baru dalam hal mencuri informasi dengan tidak sadar. Mengingatkanku pada Jinwoo saat sekolah menengah pertama," Jawab Dohyun.
"Hei! Kenapa membawa namaku, huh?!" Seru Jinwoo tidak terima dari arah dapur.
Yujin datang dengan semangkuk sereal dan duduk dihadapan Haruto, diikuti oleh Yuna dan Jinwoo.
"Menarik bukan?" Tanya Yujin dan mulai melahap serealnya.
Menarik? Gila! Apa yang menarik dari seorang penguntit gila?
Haruto mendengus dan memijat pelipisnya, kenapa ada saja serangga pengganggu seperti ini.
"Aku akan merekrutnya!" Seru Yuna.
"Apa? Tidak! Aku menentangmu, Yuna! Lagipula apa yang bisa diandalkan darinya? Dia hanya menguntit seseorang! Dia tidak bisa masuk bagian dari kita!" Seru Haruto dan seperti biasa, tidak tahu tata krama bahasa.
Yujin kan noona untuk Haruto.
"Lagipula ia bukan yatim piatu," Tambah Jinwoo.
"Tapi ia anak angkat dari sepasang kekasih yang kaya raya...
Lalu terlupakan saat pewaris sebenarnya lahir," Ucap Yujin sendu, rasanya ia merasakan kembali perasaan lama yang selalu ingin ia lupakan.
"Lagipula kita perlu tambahan anggota perempuan! Terutama untuk divisimu, Haruto," Ucap Yujin.
Pixy— mungkin terdengar seperti dongeng untuk kalian. Tapi hei, mereka memang bukan peri kecil, ini juga bukan cerita fantasi. Mereka manusia dengan umur yang masih remaja tapi pemikiran setara orang dewasa.