Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
"Aku bukan mau mengeluh,
Tapi kapan kita akan sampai?"
Haruto lekas menghentikan langkahnya, melirik kebelakang dimana Wonyoung yang tengah berjongkok menatapnya dengan puppy eyes yang sungguh ingin Haruto peluk saat itu juga.
Tapi ingatkan dirinya bahwa mereka sedang melarikan diri, dengan cara berjalan kaki, pada pukul 03.11 pagi.
"Cepatlah, kau ingin tertangkap, huh?"
Wonyoung memanyunkan bibirnya, lalu memaksa kakinya untuk berdiri dan lanjut berjalan. Tapi sepatu kebesaran Wonyoung sudah beberapa kali berhasil membuat gadis tersebut tersandung, untungnya ia cepat tanggap dan mengatur keseimbangan tubuhnya sehingga tidak terjatuh.
Tapi memang kesialan selalu mengikuti Wonyoung. Kakinya lekas tersandung sebuah cekungan jalan, dan mendorong Haruto yang berjarak tak jauh darinya.
Ya, Wonyoung berakhir menindih punggung Haruto.
"Akh! Wony-ah!" Bentak Haruto.
"Maaaaaf!" Balas Wonyoung dan lekas berdiri. Menepuk pelan jaketnya yang kotor terkena debu jalanan.
Haruto ikut berdiri, merasakan sakit di kedua lengannya. Sial, bahkan luka dari kejadian sebelumnya belum juga sembuh, tapi Wonyoung berhasil menambah luka baru di tubuh Haruto.
"Kau terluka?"
Haruto menatap Wonyoung 2x lebih datar dari biasanya, dengan tatapan setajam elang, "Menurutmu?"
Wonyoung memanyunkan bibirnya lalu berjongkok didepan Haruto.
"Sedang apa?" Tanya Haruto.
"Akan kugendong," Jawab Wonyoung.
Haruto tersenyum sekilas, lalu menarik lengan Wonyoung pelan, "Tidak usah, sebaiknya kita berjalan lebih cepat. Daerah didepan sudah tidak aman lagi jika matahari mulai terbit."
Wonyoung mengernyit, jika menjelang pagi malah akan berbahaya? Sebenarnya, tujuan mereka kemana?
Daerah yang mereka tuju biasa disebut Oscurità Pacifica yang diisi dengan warga - warga yang sebagian besar merupakan nyctophile.
Malam merupakan waktu yang damai dan tentram disana, tetapi disaat matahari mulai terbit, disaat itulah pekerjaan mereka yang sesungguhnya dimulai. Salah satu daerah terisolasi dan mungkin akan menjadi salah satu titik pusat kejahatan ibu kota.
Kota Tàcifi.
Haruto dan Wonyoung melangkah kearah salah satu toko yang tertutup, berbahan dasar kayu jati, tanpa jendela, namun terpampang jelas nama toko dengan ukiran kayu yang cantik di depannya. Dan saat itulah Wonyoung baru merasakan nuansa eropa yang mencekam. Tunggu, kenapa ia tidak pernah mendengar apapun tentang kota ini sebelumnya?