13° [Orang Yang Sama]

1.5K 297 9
                                        

Tekan ☆ sebagai bentuk dukungan, terimakasih♡

Tekan ☆ sebagai bentuk dukungan, terimakasih♡

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Eung..."

Wonyoung mencoba memfokuskan tatapannya, suara bising dari speaker gerbong keretanya benar - benar mengganggu tidurnya.

Wonyoung melirik keluar jendela, langit sudah gelap dan yang ia lihat hanyalah perkebunan dengan pencahayaan yang minim.

Merasa bahunya berat, Wonyoung menoleh, mendapati Haruto tengah tertidur pulas. Tapi mengetahui mereka akan segera sampai, Wonyoung lekas mengusap lengan Haruto.

"Sebentar lagi kita akan sampai," Bisik Wonyoung.

Sebenarnya Haruto juga sudah terbangun karena Wonyoung banyak bergerak, tapi entah mengapa ia tetap ingin di posisinya. Dapat Haruto rasakan deru nafas Wonyoung yang hangat di telinganya, membuat geli.

"Aku tahu, bangunkan aku ketika sudah benar - benar sampai," Balas Haruto dan tetap menyenderkan kepalanya di bahu Wonyoung.

Wonyoung terdiam, ada perasaan aneh di dalam dirinya sekarang. Tapi ia lekas memalingkan tatapannya keluar jendela saat seorang laki - laki paruh baya melewati mereka dengan tatapan yang bagi Wonyoung sangat membuat tidak nyaman.

Apa orang - orang menganggap mereka kabur dari rumah hanya demi kisah cinta kekanakan?

"Diam," Bisik Haruto, masih dengan mata terpejam.

Berlahan Wonyoung dapat merasakan jemarinya digenggam oleh Haruto, dan tangan satunya mulai mengambil tas yang ia taruh dibagian kaki.

Wonyoung ikut mengeratkan genggamannya, dan mengambil tasnya dengan perlahan. Entah ini sebuah telepati atau apa, tapi Wonyoung merasa mereka akan berlari sekencang mungkin setelah ini.

Tapi sebuah benda logam yang terasa dingin sudah mengenai pelipis Wonyoung, tubuhnya membeku saat itu juga.

Haruto langsung membuka matanya, menatap tajam lurus kedepan.

"Diam, atau teman kalian mati sekarang juga," Ucap laki - laki itu.

Dan seperkian detik kemudian, suara pintu gerbong yang dibuka dengan kasar menghiasi gerbong yang awalnya hanya diisi oleh Haruto dan Wonyoung.

Haruto dan Wonyoung langsung terbelalak kaget saat melihat Yujin tengah di dorong dengan kasar untuk melangkah maju, mulutnya di tutupi oleh kain dan membuat sudut bibirnya berdarah. Dapat mereka lihat ada luka lebam di pipi dan dahi Yujin.

 Dapat mereka lihat ada luka lebam di pipi dan dahi Yujin

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
𝕊𝕦𝕟𝕤𝕙𝕚𝕟𝕖 [ WonRuto ]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang